Growth Festival 2021 resmi ditutup oleh Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) pada Kamis (21/10). Acara Growth festival telah dilaksanakan selama 5 hari. Wakil Rektor IV, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. dalam sambutannya menjelaskan mengenai Growth Festival yang merupakan sebuah event tahunan diselenggarakan oleh IBISMA Direktorat Simpul Tumbuh, salah satu direktorat di UII yang memegang mandat untuk mengembangkan wirausaha bagi civitas akademika khususnya di UII. Hal tersebut tidak hanya terbatas kepada mahasiswa tetapi juga dosen, tendik, dan masyarakat umum sebab penguatan entrepreneur mindset dari lulusan akan sulit diwujudkan tanpa ekosistem yang mendukung. Growth Festival yang khas UII ini menjadi salah satu ajang untuk belajar bersama, mengasah dan mempertajam entrepreneur mindset melalui berbagai forum diskusi dan lokakarya yang diselenggarakan selama kurun waktu 5 hari dengan mengusung tema “Scaling Deep to Scaling Up” yang terbuka untuk masyarakat umum.

“Kami berharap tahun depan situasi pandemi sudah jauh lebih berkurang sehingga memungkinkan kembali menyelenggarakan Growth Festival secara luring atau kombinasi luring dan daring sehingga pengalaman yang diperoleh dapat lebih dalam dirasakan oleh peserta festival,” harapnya. Ir. Wiryono juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif dalam event tahunan ini, teman-teman pengelola IBISMA dan Direktorat Kemitraan UII yang telah mengelola event ini dengan sangat baik serta terima kasih kepada narasumber yang telah mewakafkan ilmu dan pengalamannya.

Inovasi dengan Merdeka Belajar dan Kedaireka

Dilanjutkan keynote speech oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. Topik dalam bahasan kali ini adalah desain pembelajaran lintas prodi (Merdeka Belajar) dan lintas batas (Kedaireka). Ini merupakan salah satu topik yang menarik bagaimana kita mendesain pembelajaran lintas prodi melalui semangat merdeka belajar dan lintas institusi kedaireka.

Dunia berubah dengan sangat cepat sementara perguruan tinggi sejak merdeka hingga sekarang institusi dan pembelajarannya masih sama terkotak-kotak di dalam program studi. Jika mahasiswa masuk ke dalam suatu program studi, maka tidak boleh lagi menengok kanan kiri. Industri sudah terdistrupsi akibat kemajuan ilmu dan teknologi, memasuki era revolusi industri ke empat. Di mana jejaring dan lintas keilmuan, kemudian problem solving tidak lagi bisa diselesaikan secara linier, namun secara kolaboratif lintas keilmuan dan lintas disiplin.

Revolosi industri ke empat pada dasarnya menghubungkan titik simpul dunia nyata maupun dunia maya ke dalam suatu sistem industri raksasa. Menghubungkan antara komponen-komponen menjadi satu kesatuan dan menghubungkan antara pengetahuan satu dengan yang lain ke dalam satu kesatuan solusi atas permasalahan yang semakin kompleks. “Karenanya cara kita mendidik di era revolusi industri ke empat ini juga harusnya berubah secara distrupsi dan signifikan, untuk tidak lagi berada dalam ruang sempit tetapi memberikan ruang seluas-luasnya untuk mengembangkan potensinya melalu berbagai sumber dan tempat belajar,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya kurikulum ke depan haruslah di desain secara kokoh di pondasinya dengan cabang-cabang kompetensi yang seluas mungkin untuk memberikan ruang bagi mahasiswa dalam mengembangkan potensinya dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di dunia kerja.

Melalui kurikulum yang fleksibel semacam itu, maka SDM itu akan juga agile, fleksibel, adaptif dengan perubahan. “Kita harus ubah mindset kita sehingga fakta saat ini 90% lebih industri kita berbasis pada lisensi asing, ketergantungan kita pada bahan dan alat impor itu pelan-pelan akan kita atasi, dengan fokus riset kita ditarik oleh kebutuhan di dunia industri di masyarakat inilah platform kedaireka kita luncurkan untuk menggandengkan betul pengembangan riset di perguruan tinggi agenda pembangunan masyarakat, dan hasil riset perguruan tinggi akan menghilir ke masyarakat, pemerintah, dan industri,” ungkapnya.

Prof. Nizam juga menyampaikan harapannya semoga dapat dirumuskan terobosan pemikiran untuk keluar dari zona nyaman menuju kemajuan. Perubahaan memang selalu tidak nyaman, tetapi setiap kemajuan membutuhkan perubahan, tanpa perubahaan tidak ada kemajuan dan yang tersisa adalah stagnasi.

Selanjutnya sesi webinar dan talkshow yang dipandu oleh Wakil Kepala IBISMA UII Bagus Panuntun, S.E., M.BA. Webinar dengan tema Capstone Entrepreneurship untuk Optimalisasi Kompetensi Mahasiswa dan Luaran Inovasi yang disampaikan oleh Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. Pada kesempatan kali ini Bapak Arif menyampaikan bahwa para pelaku usaha harus selalu bisa berinovasi agar bisa berkembang, jangan hanya menjual kembali barang milik orang lain. Dalam hal ini, UII memfasilitasi mahasiswa dalam berwirausaha melalui program Capstone Entrepreneurship.

Kemudian talkshow Medical-Tech Capstone Entrepreneurship Insight bersama Inventor ALGIST Firdaus, S.T., M.T., Ph.D. dan CEO Startup ALGIST Hasyim Abdullah. Pada sesi ini, Hasyim menceritakan awal mula lahirnya ALGIST atau Alarm Gas Medis. Mulai mengikuti program dana hibah, bergabung ke inkubator IBISMA, hingga presentasi ke pihak Kementerian untuk menjalin kerja sama. “Untuk membuat produk teknologi yang bagus dan bisa diterima pasar, menurut saya ada tiga hal yang harus berkolaborasi dengan baik, yaitu pemerintah, industri, dan akademisi,” ujar Hasyim.

Inventor ALGIST juga menceritakan awal mula dapat bergabung dengan ALGIST karea ini memang fokus di bidang IoT selaras dengan risetnya. “Dalam melakukan pengembangan produknya tidak hanya memikirkan fungsi produk saja, tetapi juga mengeksplor alternatif solusi dengan mempertimbangkan harga. Kemudian, regulasi sangat perlu diperhatikan, keawetan produk, dan sesuai dengan demand dan riset pasar yang telah dilakukan,” jelas Firdaus.  Saat ini, produk ALGIST juga telah masuk ke dalam e-Katalog pemerintah untuk dijual ke rumah sakit di Indonesia.

Growth Festival 2021 yang diselenggarakan oleh Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) sudah sampai pada hari ketiga, Kamis (21/10). Hari ketiga ini diisi dengan talkshow Food & Baverage Hack yang akan disampaikan oleh Danu Sofwan, CEO dan Founder Es Teh Indonesia. Talkshow ini dipandu langsung oleh Ahmad Syihabbudin Zankie, S.T.

Danu Sofwan memperkenalkan dirinya sebagai founder dan owner dari Radja Cendol, Es Teh Indonesia, Basreng Gonjreng, dan beberapa lini bisnis. Ia juga menjadi investor di beberapa UMKM, “jadi kalau teman-teman punya ide bisnis, sudah punya konsepnya bisa diajukan website danusofwan.com dan disana sudah lengkap cara dan panduannya,” jelasnya.

Setelah itu ia langsung menjelaskan materi mengenai “Strategi Cuan Bisnis Kulineran”. Pada kesempatan kali ini ia membagikan cerita prosesnya dalam berbisnis. Danu flashback ke belakang, ia lahir dari keluarga yang berkecukupan. Sejak SMP ia sudah diberikan fasilitas mobil dan dikasih apapun yang ia mau oleh orang tua. Kemudian tiba-tiba perusahaan Ayahnya mengalami kebangkrutan dan 2 tahun kemudian meninggal dunia tanpa meninggalkan apapun. Sejak saat itu ia menjadi tulang punggung keluarga.

Setelah kejadian tersebut, Danu memulai bisnisnya dengan menjadi reseller atau menjual kembali barang yang sudah ada. Ia menjalani sepuluh aktivitas usaha, yaitu kaos kaki, sepatu, baju, dan lain sebagainya. “Akhirnya saya menyadari bahwa saya hanya menjalani aktivitas dagang, saya tidak sedang berbisnis,” ujarnya. Berdagang dan berbisnis adalah hal yang berbeda. Sampai akhirnya ia bertemu dengan konsep Radja Cendol yang merupakan bisnis pertamanya. Danu pun belajar berbisnis ini hanya dari Google.

“Dalam waktu satu setengah tahun saya bisa membeli ruko 3 lantai secara cash di daerah Pondok Kelapa Jakarta Timur karena saya benar-benar disiplin,” tuturnya.

Strategi Cuan Bisnis Kulineran

Kesuksesannya ini dapat dicapai karena memiliki empat pilar disiplin yang selalu ia pegang. Empat pilar disiplin itu adalah disiplin diri, disiplin spiritual, disiplin finansial, dan disiplin waktu. Danu juga membagikan rumus dalam berbisnis, yaitu concept, intelectual property, empower, edukasi, helping, evaluasi, dan momentum. “Ketika kita ngomongin dunia bisnis, sebenarnya ada dua aliran. Aliran pertama adalah mengikuti tren, contohnya boba. Aliran yang kedua adalah melawan arus, saya senengnya sama aliran yang kedua. Memang sangat menantang, kita harus mempunyai faktor pembeda,” ujarnya.

Dunia bisnis itu ada prosesnya, yaitu starting, monetizing, systemizing, maintaining, dan growing & multiplying. Hal penting lainnya, yaitu marketing mix atau 4P (product, people, price, promotion). Tidak kalah penting, dalam bisnis kita harus memperhatikan target market, seperti mass market, broad market, atau niche markets.

“Penyakit berbahaya dalam berbisnis. Jangan kutuan atau kurang pengetahuan, jangan kudisan atau kurang disiplin anget-angetan, dan jangan kremian atau kurang ilmu ih ada aja yang disalahkan. Jadi, ketika kita belum berhasil melakukan sesuatu, pasti masih ada ilmu yang belum kita tau. Tekad, nekat, niat, semangat aja ga cukup, pentingnya keilmuan,” jelas Danu.

Tiga pola yang membuat kita berkembang, yaitu buka mindset, riset, dan jangan lambat. “Teman-teman ini sudah masuk ke era digital, membuat segala sesuatu yang vertikal menjadi horizontal. Maksudnya sekarang bukan lagi yang besar mengalahkan yang kecil, tetapi yang cepat mengalahkan yang lambat,” lanjutnya. Danu juga membagikan tips untuk membuat produk laku, yaitu extra ordinary, unique selling proposition, dan history. Extra ordinary artinya perlu ada faktor berbeda dan tak biasa dari segi konten, packaging, dan lainnya. Unique selling proposition artinya bukan sekedar unik tetapi punya nilai jual. History artinya memasukkan nyawa tentang cerita dan value dari produk kita.

Bagaimana caranya scale up bisnis?

  1. Product validation – Pastikan produknya sesuai dengan taste masyarakat di segmentasi daerah/kota yang diincar.
  2. Market fit – Target konsumen, kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi, keunggulan bisnis kita dibanding kompetitor, fitur apa saja yang dimiliki produk, pengalaman pengguna (user experience).
  3. Operation – Perhatikan SOP & KPI.
  4. Lifetime – Perhatikan masa kadaluarsa produk.
  5. Channel & Distribution – Perhatikan networking & Supply Chain.
  6. Financial statement – Sekeras apapun upaya kita untuk scale up bisnis kalau tidak punya plan dan data keuangan, pasti akan banyak terjadi kebocoran.

Kamis (21/10) Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) melanjutkan rangkaian Growth Festival 2021. Hari ketiga ini terdapat agenda Virtual Expo Stumall yang diakses melalui website https://simpultumbuh.uii.ac.id/growthfest/ lalu langsung saja klik expo pada laman tersebut. Expo tersebut berisikan ide-ide bisnis dari kolaborasi Business Ideation Psypreneur, Kewirausahaan Syariah Teknik Industri dan PBI.

Sinergi IBISMA dan Psypreneur untuk Menggali Potensi Mahasiswa dalam Kewirausahaan

Sambutan sekaligus penyampaian kegiatan kolaborasi dengan Psypreneur oleh Resnia Novitasari, S.Psi., M.A. selaku Ketua Program Studi Psikologi UII. “Terima kasih kepada IBISMA UII yang telah bersinergi dengan semua pemangku kepentingan atau pentahelix termasuk Prodi Psikologi UII dalam beberapa tahun terakhir untuk menggali potensi mahasiswa terkait dengan kewirausahaan,” ucapnya.

Menurutnya tema Growth Fest tahun ini sangat menarik, yaitu Scaling Deep to Scaling Up. Hal itu membuat ia teringat dengan semangatnya UII, yakni menguatkan akar, menjulangkan dahan, dan melebatkan buah. “Setiap proses yang dilakukan tentunya kita berharap kebermanfaatan akan menjadi semakin lebat seiring dengan kegiatan Growth Fest ini dilakukan,” harapnya.

Prodi Psikologi memandang bahwa tema Growth Fest ini sangat selaras dengan cita-cita mereka, yakni untuk menumbuhkan karakter mahasiswa dengan profetik, profesional, dan problem solver. Harapannya mahasiswa lulusan dari Prodi Psikologi ini bukan menjadi pencetus masalah melainkan pemecah masalah dalam dunia kewirausahaan yang bisa membantu mewujudkan itu.

“Misalnya dengan thinking out of the box itu ya berpikir di luar kebiasaan, kemampuan agility atau tangkas perubahan serta inovatif dan terakhir tentunya karakter profesional yang bisa ditumbuhkan melalui kegiatan wirausaha melalui karakter mandiri bertanggung jawab, berani mengambil resiko beserta seluruh konsekuensinya,” tuturnya.

Kaprodi Psikologi ini juga melihat laman IBISMA yang luar biasa ide-idenya. “Ide yang bermunculan pada kanvas bisnis yang saya lihat ini punya relasi dengan yang dekat sekali dengan psikologi, misalnya saja isu-isu kesehatan mental dalam berbagai bentuk start up atau ada beberapa produk yang dia itu eco friendly serta inovasi tentunya untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya. Ia merasa bersyukur, karena artinya semangat inovasi ini sudah mulai ditangkap oleh mahasiswa, yaitu kaitannya adalah menambah value dari setiap hal yang dilakukan.

Kemudian, ia juga menjelaskan berkaitan dengan Psypreneur untuk Prodi Psikologi yang masih sama seperti tahun sebelumnya, yakni kegiatan ini menjadi bagian dari mata kuliah Kewirausahaan Syariah yang diambil oleh mahasiswa semester 5, yaitu angkatan 2019. “Oleh sebab itu, kami sangat mengapresiasi atas kolaborasi yang apik antara tim dari Psypreneur Prodi Psikologi UII dan juga dengan tim dari IBISMA,” lanjutnya. Diskusi berkelanjutan juga terus dilakukan dengan pihak IBISMA UII.

Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) menggelar hari ketiga rangkaian Growth Festival 2021 pada Kamis (21/10). Acara hari ini dimulai dengan sambutan pembukaan dari Kepala IBISMA UII. Amarria Dila Sari, S.T., M.Sc. mengutip dari Nelson Mandela, yaitu “The youth of today are the leaders of tomorrow”. Dari kutipan tersebut ia menyampaikan harapannya terkait acara hari ini. “Harapannya acara ini dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan organisasi ataupun bisnisnya,” ujarnya. Selanjutnya, Kepala IBISMA UII ini juga memaparkan sekilas terkait program yang ada di IBISMA UII.

Kemudian, dilanjutkan dengan webinar bertema Youth Leadership yang disampaikan oleh Penghageng Tepas Tandha Yekti Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Hayu. Sesi webinar ini dipandu langsung oleh Ketua Program Inkubasi IBISMA UII, Rininta Hanum S.T., M.Eng.

Diawali dengan membahas teori Level 5 Hierarchy of Leadership yang ada di buku Good to Great dari Jim Collins. Level pertama adalah highly capable individual, kedua contributing team member, ketiga competent manager, keempat effective leader, dan level yang tertinggi adalah executive.

Hierarchy of Leadership

Level 1: Highly Capable Individual

Hayu mulai menjelaskan dari level yang pertama, yaitu highly capable individual. “Tidak semua orang punya personality atau mindset yang pas untuk menjadi team player, tapi untuk menjadi great leader bagi semua team player harus menjadi highly capable individual,” jelasnya. Highly capable individual ini membutuhkan pengetahuan yang relevan diiringi dengan penerapannya. Level pertama ini juga membutuhkan kemampuan pendukung, misalnya listening. Tidak kalah penting dari yang sebelumnya, untuk mewujudkan highly capable invidual itu harus menjadi seseorang yang bisa diandalkan. “Menjadi seseorang yang bisa diandalkan itu membuat orang lain merasa butuh. Saya tidak terlalu mempedulikan knowledge dan skills, namun lebih ke good working habits seperti tepat waktu dan bertanggung jawab,” ujarnya.

Ia juga memaparkan mengenai “Watak Kesatriya”. Ini adalah sebuah filosofi yang sudah ada sejak Hamengkubuwono I dan masih diterapkan di Keroton Yogyakarta. Watak Kesatriya terdiri dari empat, yaitu nyawiji, greget, sengguh, dan ora mingkuh. Nyawiji adalah pikiran, ucapan, tingkah laku yang sama, dan tidak munafik. Greget adalah mengerjakan sesuatu dengan penuh semangat dan kesungguhan. Sengguh adalah percaya diri tanpa menjadi sombong atau merendahkan yang lain. Ora mingkuh adalah tidak lari dari tantangan dan tidak takut menghadapi kesulitan.

“Jadi untuk point knowledge, skills, dan good working habits dikombinasikan dengan watak kesatriya ini akan mendorong kita menjadi highly capable individual,” pikir Hayu.

Level 2: Contributing Team Member

Level kedua adalah contributing team member. “Kita mulai berelasi dengan sesama,” tuturnya. Ia mengemukakan bahwa untuk mencapai level kedua ini maka harus working well with others atau komunikatif, awareness of team dynamic, dan empati. Selain itu, untuk seseorang yang ingin menjadi leader maka ia juga harus bisa memimpin dan dipimpin. Selanjutnya, untuk mewujudkan hal tersebut maka harus mengerti bahwa tugasmu terhubung dengan yang lain. Kemudian, jika bisa bekerja sama mencapai tujuan dan bisa bersaing secara sehat maka level kedua ini dapat terwujud.

Level 3: Competent Manager

Kemudian, level ketiga adalah competent manager. Untuk menjadi competent manager, maka ia harus mengerti batasan teman dan bawahan-atasan, menjadi pemimpin yang memberikan hasil tidak hanya individual tetapi team, dan mengerti people management di mana beda personality maka beda manajemen.

Level 4: Effective Leader

Naik lagi ke level selanjutnya, yaitu effective leader. “Kamu harus mengerti gimana caranya mengkomunikasikan visimu,” ujarnya. Empat hal yang dapat diterapkan untuk menjadi seorang effective leader adalah communicating their vision, people development, making hard decisions, dan lead by example. “Seorang effective leader itu bukan cuma yang nyuruh-nyuruh, tetapi juga memberi contoh,” tuturnya.

Level 5: Executive

Level lima adalah executive. Menurut Jim Collins, executive itu memiliki humility + will atau mampu melihat keluar untuk memberi pujian dan melihat ke dalam untuk memberi kritik. Kemudian, executive juga harus menyiapkan penerus yang lebih baik hingga rela jatuh bangun demi keberhasilan institusi.

“Kita itu butuh pemimpin. Hal yang tidak boleh dilupakan, yaitu ketika kalian berada pada posisi atas kalian itu butuh yang dipimpin. Hal ini yang sering dilupakan ketika orang sudah sampai di atas. Bergerak sebagai kesatuan kalau kamu tidak bisa memberi pemahaman kepada orang lain, geraknya ga akan pernah ke arah yang sama,” pungkasnya.

Sebelum sesi ini ditutup, maka pada kesempatan kali ini Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh memberikan bantuan berbagi kepedulian “Peduli Anak Istimewa” melalui penggiat gerakan sosial Gusti Kanjeng Ratu Hayu.

Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) memulai hari kedua rangkaian Growth Festival 2021 pada Senin (18/10). Acara hari ini dimulai dengan sambutan pembukaan dari Direktur Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh, Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. Dilanjutkan webinar dari Mawaddi Lubby dan Dr. Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si. dengan tema Business Intelligence.

Manfaat Business Intelligence

Business Intelligence di dunia bisnis

Webinar ini dipandu langsung oleh Muchammad Sugarindra, S.T., M.T. Partner Engagement Strategy Manager West (Grab Indonesia), Mawaddi Lubby menyampaikan bahwa business intelligence adalah sutu bidang yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan mengembangan bisnis dan operasional agar semakin baik kedepannya. “Melalui bisnis intelligence kita bisa menyelesaikan masalah tentang sales, supply, demand, traffic, dan lain-lain,” ujarnya. Ia juga menceritakan tentang bagaimana business intelligence bermanfaat dalam menyelesaikan permasalahan bisnis yang khususnya ada di grab atau secara umum.

“Apabila teman-teman sudah mencari data dari berbagai sumber tentang penjualan yang berkurang, penjualan yang mendadak meningkat, interaksi sosial media yang fluktuatif itu artinya teman-teman sudah mengetahui tentang business intelligence,” lanjutnya. Business intelligence adalah mencari, mengolah, dan menggunakan data secara restospective untuk mengembangkan bisnis. Setiap keputusan yang diambil dalam berbisnis harus berdasarkan data bukan berdasarkan asumsi.

Manfaat Business Intelligence

Business Intelligence di perguruan tinggi

Selanjutnya, Dr. Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si. sebagai akademisi di UII mengemukakan tentang business intelligence di perguruan tinggi. Pendidikan semakin dipandang sebagai kunci untuk pengetahuan suatu negara. Negara-negara berkembang memandang peningkatan partisipasi pendidikan sebagai hal penting untuk transisi ke negara maju. Pendidikan mendorong ekonomi suatu negara.

Lebih lanjut ditekankan bahwa universitas sangat peduli dengan mahasiswa yang berkualitas baik dari latar belakang sosial ekonomi yang beragam. Konselor penerimaan mahasiswa mempertimbangkan seluruh orang melalui nilai raport sebagai bukti kualitas kepemimpinan dan integritas individu. Petugas penerimaan menempatkan nilai tinggi pada transkrip akademik siswa sebagai indikator seberapa siap siswa baru untuk memasuki perguruan tinggi dan sesuai dengan misi universitas.

Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan sistem business intelligence. Untuk menjaring mahasiswa maka perguruan tinggi perlu melalui proses data engineering, data analytics, dan data visualization.

Webinar Day 1

Akselerasi Hilirisasi Inovasi dan Hasil Riset

Growth Festival 2021 merupakan kegiatan yang diselenggaran oleh Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh (Growth Hub UII) dan Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI). Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari program Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII). Kegiatan bertajuk “Scaling Deep to Scaling Up” ini akan diselenggarakan selama lima hari secara daring. Agenda hari pertama pada Selasa (12/10) meliputi pembukaan acara dan webinar.

Prof. Fathul Wahid

Sesi pemaparan materi dipandu oleh Direktur Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh UII, Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. Pemaparan pertama disampaikan Prof. Fathul Wahid dengan mengangkat tema Entrepreneurial University untuk Akselerasi dan Hilirisasi Inovasi. Prof. Fathul Wahid mengajak para peserta untuk berdiskusi mengenai dua hal, yaitu perspektif entrepreneurial university dan tawaran model.

“Sebagian besar eksekutif dan manajer tahu bagaimana berpikir deduktif. Artinya, mereka pandai mendefinisikan masalah kemudian mencari dan mengevaluasi berbagai solusi, tetapi menerapkan teknologi informasi untuk bisnis reengineering itu menuntut pemikiran induktif. Kemampuan untuk mengenali masalah dan mencari solusi yang bahkan mungkin perusahaan tidak mengetahui bahwa mereka memiliki masalah tersebut,” jelasnya.

Menurut Prof. Fathul Wahid, entrepreneurial university tidak melulu tentang mendirikan usaha, tetapi ada aspek lain yang saling terkait. Prof. Fathul Wahid juga mendiskusikan tentang motivasi dan tujuan membangun entrepreneurial university, siapa yang seharusnnya entrepreneurial, bagaimana strategi implementasi, dan bagaimana cara mengatasi kemungkinan konflik/variasi misi.

Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng.

Materi kedua disampaikan oleh Plt Kepala Pusat Riset Metalurgi & Material Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng. dengan tema Strategi Scale Up Hilirisasi Hasil Riset. Dalam pemaparannya disampaikan mengenai inovasi & tantangan komersialisasi hasil litbang, strategi bisnis berbasis hasil litbang, praktek dan model alih teknologi hasil litbang LIPI, dan peranan startup dalam “The Valley of Death” & Nanotechnology Group Activities.

Prof. Nurul Taufiqu Rochman mengemukakan bahwa inovasi merupakan serangkaian proses mulai dari identifikasi permasalahan dalam kehidupan melalui penelitian dan pengembangan (litbang) hingga menyelesaikan masalah tersebut melalui penciptaan baik itu produk ataupun layanan jasa yang memiliki nilai kebaruan dan ekonomis sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia.

“Prototipe hasil litbang harus dipatenkan dengan alasan untuk perlindungan atas hasil penelitian yang baru dan bermanfaat, mengukuhkan kepemilikan negara dan pengakuan terhadap peneliti, saluran pengetahuan yang bebas akses bagi politik, menjadi indikator luaran lembaga litbang di dunia, mosaik rekam jejak hasil kerja peneliti, dan perlindungan dalam persaingan di dunia usaha,” jelasnya.

Prof. Nurul Taufiqu Rochman mengatakan bahwa tidak mudah untuk membawa hasil riset LIPI kepada masyarakat & industri. “Tantangan yang dihadapi, yaitu mekanisme alih teknologi belum banyak diketahui, para peneliti tidak memiliki jiwa technopreneur, regulasi dan kebijakan yang belum mendukung, dan belum ada pedoman dan mentor yang mumpuni,” jelasnya.

Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia (Growth Hub UII) bersama Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI) UII menyelenggarakan Kegiatan Growth Festival 2021. Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari program Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII). Selama ini, UII telah melakukan berbagai program kegiatan pengembangan kewirausahaan dan membangun ekosistem inovasi & kewirausahaan.

Scaling Deep to Scaling Up merupakan tema yang diangkat dalam kegiatan yang akan digelar beberapa hari kedepan ini. Peserta kegiatan Growth Fest UII 2021 antara lain sivitas akademika UII (Dosen, Peneliti, Mahasiswa), pelaku bisnis (UMKM & Startup), komunitas bisnis & alumni, pemerintah, media serta masyarakat umum.

Sambutan

Kegiatan Pengembangan Kewirausahaan

Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D.

Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Rektor UII dalam sambutannya mengemukakan alasan UII mengembangkan kewirausahaan. Pertama, untuk meningkatkan relevansi atas kehadiran UII di tengah bangsa Indonesia bersama dengan masyarakat, berharap hal ini bisa menghadirkan banyak manfaat dan ujungnya adalah membuat dampak di tengah masyarakat. Kedua, dengan semangat entrepreneurial harapannya bisa menjamin keberlangsungan, sehingga manfaat dan dampak yang didapatkan dapat berumur panjang. “Pendekatan yang kami lakukan adalah melakukan akselerasi. Kita sudah lama berdiskusi dan nampaknya lingkungan menuntut kita untuk mempercepat proses-prosesnya,” ujarnya. UII sadar, supaya hal itu bisa berjalan dengan baik maka kolaborasi dengan berbagai pihak harus dikembangkan. “Kami berharap dengan kolaborasi yang kuat dan saling menguntungkan ini akan mempererat hubungan yang ada. Hal itu akan mempercepat ikhtiar baik yang sudah dimulai bersama-sama,” harapnya.

Pembukaan

KGPAA Paku Alam X

KGPAA Paku Alam X mewakili Gubernur DIY secara resmi membuka penyelenggaraan Growth Festival 2021. Membacakan sambutan Gubernur DIY, disampaikan KGPAA Paku Alam X bekal kewirausahaan sangat penting bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebagai entrepreneur masa depan. “Saya mengapresiasi upaya UII yang berkomitmen untuk aktif mendorong inovasi dan pembinaan serta pengembangan kewirausahaan untuk mahasiswa melalui Growth Festival 2021,” tuturnya.

Kondisi saat ini, sebagaimana disampaikan KGPAA Paku Alam X, lapangan usaha juga mengalami kontraksi sehingga perlu diciptakan Innovation Capacity (I-Cap) dan Entrepreneurship Capacity (E-Cap) di setiap lembaga pendidikan tinggi. Perguruan tinggi menjadi salah satu mata air bagi kemajuan industri, usaha, dan kemajuan bangsa. “Semangat ini yang harus terus kita tingkatkan. Pemerintah Daerah DIY selalu mendukung langkah dan upaya mengembangkan kewirausahaan dengan kolaborasi dengan perguruan tinggi,” lanjut KGPAA Paku Alam X.

KGPAA Paku Alam X berharap Kegiatan Growth Fest UII 2021 mampu menjadi upaya sinergitas antara UII dengan pemerintah serta stakeholder dalam upaya membangun ekosistem inovasi dan kewirausahaan regional, di lingkungan DIY khususnya.

Keynote Speech

Destri Anna Sari, S.H

Destri Anna Sari, S.H. Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kementerian Koperasi dan UKM RI menyampaikan materi keynote speech Menteri Koperasi dan UKM RI. Dalam materinya mengemukakan bahwa pada masa pandemi sekarang ini, UMKM sangat terdampak, padahal UMKM merupakan tulang punggung dalam perekonomian negara. Dimana 65,4 juta UMKM menyerap 119 juta tenaga kerja dan 61% PDB nasional.

Disampaikan Destri Anna Sari, rasio kewirausahaan Indonesia baru sekitar 3,47%, dan ini cukup rendah dibanding Singapura yang mencapai 8,76%, Thailand mencapai 4,26% serta Malaysia mencapai 4,74%. Karenanya pendidikan dan pengenalan kewirausahaan harus dilakukan sejak dini. Sebanyak 82,55% UMKM belum memiliki kualitas kewirausahaan. “Kami memiliki target rasio kewirusahaan akan naik sebesar 3,55% pada akhir tahun ini dan mencapai 4% di tahun 2024, dengan pencapaian target dilakukan melalui penciptaan wirausaha muda yang inovatif, berkelanjutan dan menciptakan lapangan pekerjaan,” paparnya.

Lebih lanjut disampaikan, Kementerian Koperasi dan UKM telah menyiapkan program-program untuk pengembangan dan peningkatan kewirausahaan, seperti pengembangan ekosistem bisnis, konsultasi bisnis dan pendampingan, pengembangan teknologi informasi dan inkubasi usaha, pembiayaan wirausaha, serta pemetaan data, analisis dan pengkajian. “Tahun ini IBISMA UII menjadi salah satu penerima program tersebut,” tuturnya.

Destri Anna Sari juga menjelaskan bahwa saat ini Kementerian Koperasi dan UKM juga tengah mendorong digitalisasi dan pembiayaan agar berperan lebih strategis lagi dalam perekonomian nasional. Perguruan tinggi berperan penting dalam memajukan perekonomian rakyat, setidaknya dengan mendorong spin-off kewirausahaan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurutnya hal ini menjadi PR besar yang tentunya tidak dapat dilakukan sendiri, butuh kolaborasi multipihak, khususnya terkait penciptaan wirausaha-wirausaha muda. “Mari terus kita perkuat semangat kolaborasi dalam mengarusutamakan peran UMKM dalam perekonomian nasional,” pesan Destri Anna Sari.

Apa itu Growth Festival UII?

Kegiatan Growth Festival UII 2021 merupakan penyelenggaraan bersama Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh (Growth Hub UII) dan Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI). Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari program Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII). Selama ini, UII telah melakukan berbagai program kegiatan pengembangan kewirausahaan dan membangun ekosistem inovasi & kewirausahaan. Salah satu cara untuk mendorong hal tersebut, IBISMA UII melaksanakan kegiatan puncak tahunan, yaitu Growth Festival.

Pengembangan kewirausahaan di UII juga selalu mendapatkan dukungan global dari negara-negara Uni Eropa. Setelah program Erasmus+ Gita (University of Gloucestershire – Inggris; University of Innsbruck – Austria; Technology University of Dublin – Irlandia; Fachhochschule des Mittelstands University – Jerman) berakhir dan melembaga menjadi konsorsium universitas GITA – Akselwira (Asosiasi Akselerator Kewirausahaan Indonesia), dukungan EU terus berlanjut dalam kegiatan Erasmus ANGEL bersama 11 universitas di ASEAN dan 4 dari EU dengan fokus penguatan jejaring global untuk Green Entrepreneurship and Leadership.

Growth Festival diharapkan dapat menjadi upaya yang sinergis antara UII dengan semua pemangku kepentingan (Penta-Helix) dalam upaya membangun ekosistem inovasi dan kewirausahaan di regional DIY dan Jawa Tengah maupun Nasional sesuai dengan visi, misi, dan tujuan strategis dari IBISMA UII. Peserta dari kegiatan dalam program Growth Fest 2021 ini adalah Civitas Akademika UII (Dosen, Peneliti, Mahasiswa), Pelaku Bisnis (UMKM & Startup), Komunitas Bisnis & Alumni, Pemerintah, Media serta Masyarakat Umum.

Info Kegiatan

Tema yang diusung kali ini adalah “Scaling Deep to Scaling Up” akan diselenggarakan selama lima hari. Hari pertama dilaksanakan pada Selasa, 12 Oktober 2021 yang dibuka oleh Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Rektor UII dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Kemudian, keynote speech mengenai kebijakan pengembangan kewirausahaan nasional berbasis inovasi teknologi akan disampaikan oleh Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki. Selanjutnya, Dr. Arif Wismadi sebagai moderator webinar dari dua narasumber, yaitu Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dengan tema entrepreneurial university untuk akselerasi dan hilirisasi inovasi dan materi strategi scale up hilirisasi hasil riset yang disampaikan oleh Plt Kepala Pusat Riset Metalurgi & Material Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng.

Kamis, 21 Oktober 2021 akan dihadiri oleh Gusti Kanjeng Ratu Hayu, Penghageng Tepas Tandhayekti Keraton Yogyakarta yang mengisi webinar dengan tema Youth Leadership. Selain itu, Danu Sofwan akan membahas tentang Food and Baverage Hack dan Widya Startup Jogja juga menjadi pengisi kegiatan ini dengan tema Growth Mindset for Young Startup Founders. Hari keempat dilaksanakan pada Rabu, 27 Oktober 2021 yang diisi oleh, dan PT. Bhinneka Mentari Dimensi akan mengisi webinar tentang Business Development Strategies for C2C Players.

Penutupan Growth Festival 2021 pada Kamis, 28 Oktober 2021 akan dihadiri oleh Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan untuk menyampaikan sambutannya. Kemudian, keynote speech bertema Desain Pembelajaran Lintas Prodi akan disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. Selanjutnya, webinar yang akan diisi oleh Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc., dengan tema Capstone Entrepeneurship untuk Optimalisasi Kompetensi Mahasiswa dan Luaran Inovasi. Akhir acara akan diisi talkshow oleh Firdaus, S.T., M.T., Ph.D., dan Hasyim Abdullah selaku CEO Startup ALGIST-Alarm Gas Medis yang membicarakan tentang Medical-Tech Capstone Entrepreneurship Insight.

Kunjungi website Growth Festival 2021 untuk informasi kegiatan dan pendaftaran disini.

refreshing materi uji kompetensi

refrshing materi uji kompetensiDalam menyambut Program Sertifikasi Kompetensi Dosen dan Tenaga Kependidikan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMENDIKBUD) Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Universitas Islam Indonesia melakukan Refreshing Materi Uji Kompetensi dengan skema Analisis Prosedur Dasar Kimia, Validasi Metode Spektrometri, Validasi Metode Kromatografi

 

Pada Sabtu (24/09) 2021, diadakan refreshing Materi Uji Kompetensi (MUK)dengan konsep Fokus Grup Discussions yang diadakan di The Alana Yogyakarta Hotel and Convention Center di Jalan Palagan Tentara Pelajar KM.7,yang mana lokasi ini juga akan menjadi lokasi acara berlagsung nantinya acara dihadiri oleh pihak Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UII ibu Dwi Handayani dan para Asesor yang nantinya akan menjadi penguji pada program Sertifikasi KEMENDIKBUD. Refreshing materi dibagi berdasarkan 3 kelompok berdasarkan skema sertifikasi, acara dimulai dengan sesi FGD (Focus Grup Discussions) masing masing tim asesor skema berdiskusi membahas materi yang akan diujikan, setiap tim asesor membahas satu per satu materi uji kompetensi.

 

Acara dilaksnakan dengan 2 sesi, pada sesi pertama adalah sesi pagi yang dimulai pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB, setiap asesor berdiskusi sesuai dengan skema masing masing untuk membahas materi uji kompetensi yang akan diujikan, pada setiap tim skema terdapat kurang lebih 4-5 asesor yang bertugas melakukan review materi uji, kemudian dilanjutkan dengan sesi kedua yang mana dilaksanakan pada siang hari pukul 13.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, pada sesi ini setiap asesor membahas masing masing skema bersama sama, perwakilan setiap asesor pada masing masing skema berugas untuk menjelaskan hasil diskusi yang telah dilakukan pada sesi pertama lau akan di laukuna review setiap materi komptetensi untuk dilakukan proses perbaikan bersama sama. Ada beberapa materi yang harus dilakukan perbaikan serta perlu di review ulang, dengan tujuan agar materi yang di ujikan nantinya adalah materi yang tepat dan sesuai dengan ketentuan. Harapan nya dengan diadakan nya refreshing materi uji kompetensi ini, agar nanti dapat memberikan yang terbaik pada saat pelaksanaan kegiatan program

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia mengadakan Pelatihan dan Sertifikasi TRIZ yang dilaksanakan pada tanggal 13-16 September 2021 pelatihan dan sertifikasi dibimbing oleh bapak Dr.Eng Risdiyono. Acara dilaksanakan secara online melalui zoom meeting.

 

Sebanyak 32 peserta mengikuti pelatihan dan dan sertifikasi TRIZ . Acara dimulai dengan workshop di hari pertama Senin, 13 September 2021 dengan tema “Introduction to Triz” dan “Basic Concept of TRIZ” yang mana pelatihan di hari pertama ini adalah perkenalan dasar terhadap materi serta penyampaian informasi teknis pelatihan dan tata tertib untuk dipatuhi selama kegiatan berlangsung. Pelatihan di bagi 2 sesi, sesi pertama di pagi hari dan sesi kedua di siang hari, kemudian pada hari berikutnya dilanjutkan dengan materi pembahasan mengenai Sturctured Problem Solving dan Function Analysis Trimming

Webinar Inovasi

Pada Rabu (15/09) selain kegiatan pelatihan yang dipandu oleh bapak Dr.Eng Risdiyono, juga diselenggarakan webinar bersama dengan Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), webinar berlangsung pada pukul 09.00 hingga pukul 12.00 yang diikuti oleh seluruh peserta pelatihan dan sertifikasi TRIZ, selain untuk mendapatkan pelatihan oleh dengan bapak Dr.Eng Risdiyono peserta juga mendapatkan webinar Inovasi yang mana webinar tersebut juga diisi oleh pembicara lain nya. Di sesi siang peserta kembali mengikuti pelatihan yang dibimbing oleh bapak Dr.Eng Risdiyono dengan pembahasan mengenai Cause and Effect Chain Analysis, Engineering Contradiction.

Memasuki hari ke 4, Kamis (16/09) peserta mendapatkan pelatihan tentang 39 parameters, 40 inventive principles pada hari ke 4 ini adalah hari terakhir pelatihan TRIZ, peserta mulai bersiap siap untuk menghadapi ujian sertifikasi yang akan dilaksanakan esok hari nya. Pelatihan selama 4 hari menjadi dasar untuk mengikuti ujian serifikasi yang nantinya sertifikat yang dikeluarkan adalah sertifikat dari MyTRIZ Malaysia.

Certification Test

Selama 4 hari sudah melaksanakan pelatihan yang dibimbing oleh bapak Dr.Eng Risdiyono, memasuki hari ke 5, adalah hari ujain sertifikasi yang mana setelah 4 hari mendapatkan pendampingan, peserta akan melaksanakan ujian sertifikasi TRIZ yang akan berlangsung selama 2 jam, masing masing peserta di wajibkan untuk mengisi form ujian sertifikasi yang nantinya hasil ujian akan di review langsung oleh bapak Dr.Eng Risdiyono selaku Asesor pelaksanaan Certification Test