Selamat berjumpa kembali dengan kalian Generasi Z calon orang-orang sukses dimasa depan. Melanjutkan obrolan kita tentang perencanaan keuangan pada edisi sebelumnya, dengan menekankan pentingnya memilih dan memilah antara Kebutuhan dan Keinginan. Pada edisi kali ini kita akan mulainya membahas betapa pentingnya untuk membuat perencanaan keuangan sejak kalian berumur 18 tahun. Lebih cepat lebih baik kalau kata Wakil Presiden RI Bapak H.M. Jusuf Kalla…

 

Kenapa 18 tahun? Karena ternyata dimulai dari umur 18 tahun, siklus perjalanan hidup kita ini akan sangat menentukan siklus hidup keuangan kita juga lho… Jika kita tidak memperhatikan kondisi-kondisi dari setiap siklus hidup kita, maka kita tidak bisa mengantisipasi kondisi yang tidak terduga dari siklus hidup keuangan kita dimasa depan. Masih bingung?? Coba perhatikan tahapan siklus hidup kita dimulai dari Masa Anak-Anak & Remaja (0-18 tahun), Masa Lajang (18-25 tahun), Masa Berkeluarga, Kemapanan karir & Penghasilan (25-55), Masa Tua Awal (55-65 tahun) dan terakhir adalah Masa Pensiun (65-90 tahun).

 

Kemudian paramater berikutnya yang perlu kita perhatikan adalah Revenue vs Expense. Kemampuan Mencari Penghasilan Mengikuti Usia. Disaat masa lajang hingga masa berkeluarga, adalah masa dimana produktifitas kita tinggi-tingginya, maka penghasilan kita akan beranjak tinggi dan mencapai puncaknya pada usia 55 tahun. Namun setelah menginjak masa tua awal maka produktifitas kita akan semakin terus menurun. Dan begitu memasuki masa pensiun, maka sudah tidak ada lagi pemasukan/penghasilan dari perkerjaan kita, padahal Kebutuhan Hidup Meningkat Terus. Tanpa kita sadari begitu kita mulai beranjak remaja (18 tahun), pengeluaran kita bisa sangat tinggi dan beragam sekali, padahal kita belum punya penghasilan sendiri untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tapi kita masih bisa hidup enak karena gabut (gaji buta.red), karena semua pengeluaran masih ditanggung oleh orang tua.

 

Nah begitu kalian sekarang memasuki masa kuliah, sudah saatnya mulai mandiri merencanakan keuangan kalian agar tidak selalu bergantung pada orang tua, sehingga pada saat ada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga, kalian masih tetap bisa hidup nyaman.

 

Setelah mengetahui tentang siklus hidup kita, maka dalam merencanakan keuangan perlu kita bagi dalam 3 tahapan agar lebih fokus, yaitu Tahap Mengumpulkan Kekayaan (20-40 tahun), Tahap Melipatgandakan Kekayaan (40-60 tahun), dan terakhir adalah Tahap Mendistribusi Kekayaan (60-80 tahun). Nah saat ini mulailah untuk dengan membuat daftar kebutuhan baik yang jangka lendek menengah maupun panjang dari setiap masa  di siklus hidup manusia tersebut. Dan buatlah simulasi pemasukan serta pengeluarannya.

 

Oleh: Bagus Panuntun SE, MBA, CWM®, CFP®, CSA®. (Financial Planner & Wealth Manager)

Di tengah pesatnya penyebaran virus COVID-19 di Indonesia, menyebabkan dampak perubahan yang luar biasa terhadap model bisnis dan proses bisnis pada UMKM. Dalam keadaan harus #dirumahsaja orang-orang dihadapkan dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk kemana- mana dan hanya dapat melakukan kegiatan dengan sistem remote. Perubahan drastis Customer Behavior ini tentu saja harus disikapi kritis oleh pelaku bisnis UMKM.

Pelaku Bisnis dapat melakukan strategi marketing digital sederhana ini agar bisnisnya tetap dapat mengalir mengikuti perubahan. Kuncinya adalah, jadikan segala perubahan ini sebagai konten dan media komunikasi kepada Customer. Sosialisasikan semua perubahan yang terjadi lewat akun-akun media sosial bisnismu.

  • Perubahan jam operasional

Dalam kondisi seperti sekarang ini sah-sah saja untuk mengubah jam operasional yang dapat disesuaikan dengan kondisi internal perusahaan. Tidak menutup kemungkinan ada beberapa karyawan atau bahkan lokasi dimana bisnis berada diharuskan “Lock Down”, sehingga jam operasional akan berubah tidak seperti biasa. Dengan menginfokan hal ini kepada Customer via akun media sosial, makan Customer tidak merasa kehilangan bisnis Anda. Customer tetap dapat menikmati produk dan layanan dari bisnis anda walaupun jam operasional berubah.

  • Perubahan service agreement dan layanan pelanggan

Hal seperti ini dilakukan juga oleh perusahaan besar seperti Gojek dan Grab lewat layanan pesan antar makanannya. Kebijakan untuk menaruh makanan di tempat yang telah disepakati, pembayaran melalui uang elektronik, ataupun kebijakan positif lainnya dimana tidak merugikan kedua belah pihak dengan tidak perlu ada kontak fisik, sehingga minim berdampak penyebaran Virus.

  • Perubahan jadwal program kegiatan

Seandainya perusahaan sudah memiliki program sebelum adanya masa krisis ini, dan ternyata ditunda, hendaknya segera diinformasikan kepada Customer via akun – akun media sosial, contohnya kegiatan Mandiri Jogja Marathon yang diadakan oleh Bank Mandiri yang sedianya rencana dilaksanakan tanggal 28 Maret 2020, diundur menjadi bulan Agustus 2020.

  • Langkah antisipatif yang dijalankan oleh perusahaan

Penting untuk menjaga kepercayaan atau Trust dari Custemer, terutama untuk bisnis makanan. Mensosialisasikan lewat sosial media terkait protokol yang dilakukan oleh bagian produksi ataupun protokol kebersihan dan higienitas perusahaan sangat penting kiranya dilakukan.

  • Komitmen perusahaan dalam krisis

Komitmen perusahaan menghadapi krisis harus dapat dipegang oleh Customer. Konten-konten kontinuitas, protokol-protokol kemanan dan kebersihan, kualitas produk harus selalu diulang.

Krisis ini jangan sampai membuat bisnis terpuruk, justru harus memunculkan inovasi bagi para pelaku bisnis UMKM. Memunculkan produk baru dan strategi marketing baru harus dilakukan. Strategi Digital Marketing harus dapat luwes mengikuti apa yang terjadi, karena dengan posisi karantina #dirumahsaja, dunia Customer ada di dalam gadgetnya.

 

Rininta Hanum, ST., M.Eng

Selamat datang buat kalian Generasi Z di kampus Universitas Islam Indonesia, Universitas Swasta terbaik Nomor 1 di Indonesia berdasarkan Kemenristek Dikti RI (2018). Dengan status kalian saat ini yang sudah bukan siswa lagi, maka kedewasaan dan kemandirian kalian sudah semakin diperlukan agar bisa sukses menempuh masa perkuliahan & merencanakan masa depan kalian, termasuk didalamnya tentang merencanakan keuangan sejak dini.

 

Siapa yang tidak ingin sukses & kaya di usia muda? Bahkan orang terkaya ke-5 di dunia (Forbes, Juni 2018) adalah seorang pemuda berusia 34 tahun, Mark Zuckerberg. Pendiri Facebook ini memiliki kekayaan sebesar 1.049 trilyun rupiah. Dan seorang pemuda Indonesia yang bernama Nadiem Makarim (34 tahun) memiiki kekayaan sebesar 70 trilyun rupiah (2018). Dalam melalui masa mudanya, mereka tentu tidak dengan bersantai-santai, namun mereka persiapkan perencanannya dengan sangat fokus, detail & sedini mungkin.

 

Sebelum kita ngobrol soal perencanaan keuangan, maka paling tidak kalian perlu ketahui karakteristik dari generasi yang lahir antara tahun 1996-2010 ini (Generasi Z). Iyaa.. kamuuu… Bukan generasi Baby Boomers (1946-1964) seperti kakek nenek kalian, bukan pula Generasi X (1965-1976) seperti bapak ibu kalian, bahkan bukan pula juga Generasi Milenial (1977-1995) seperti bapak ibu dosen ataupun om tante kalian.

 

Karakteristik pertama yang paling dominan dari Generasi Z adalah menghargai keberagaman, sehingga kita bisa melihat begitu banyaknya anak muda yang sangat kreatif dan menekuni berbagai bidang pekerjaan yang tidak pernah terbayang ada di jaman bapak/ibu dosen kalian, tapi pastinya bisa mendatangkan penghasilan yang tinggi juga. Karakteristik kedua adalah berani menjadi agen perubahan. Hal ini terlihat dari begitu banyaknya anak-anak muda yang sangat berani mengambil risiko, yang jauh dari kemapanan menjadi sociopreneur demi mewujudkan cita-cita idealisnya bermanfaat bagi masyarakat. Karakteristik ketiga adalah berorientasi pada target, hal ini bisa menjadi positif tapi juga bisa negatif. Jika kalian tidak sabar untuk menjalani prosesnya, terkadang jalan pintas menjadi solusi terbaik, tapi positifnya adalah jika kalian sudah tentukan satu titik.. iyaaa.. titik itu… semoga kalian bisa lebih mudah meraih bintang kesuksesannya karena tahu tujuan yang ingin kalian tuju.

Anak jaman now (Generasi Z) ini memang beda, mereka sudah ingin menjadi pengambil keputusan bagi dirinya sendiri. Kalau gak percaya..?? yuk mari kita buktikan…. Sebagian besar dari kalian pasti mengakses informasi lewat media sosial (35,2%), browser (26,1%) dan Messenger (14,1%), baru sisanya menggunakan cara konvensional. Aplikasi yang pasti terpasang di handphone kalian adalah Instagram (54,2%), Line (45,4%), Google (42,1%) dan Youtube (39,4%). Perangkat elektronik yang selalu kalian gunakan handphone (89,1%) dan Laptop (5,2%). Dalam proses pengambilan keputusan juga terlihat bahwa diri sendiri (62%) lalu orang tua (27,9%) dan saudara kandung (7,5%). Jadi bagi anak jaman now, memang sudah saatnya kalian belajar dewasa dan mandiri, serta cermat dalam belajar mengambl keputusan demi masa depan kalian.

 

Salah satu tips paling mendasar buat kalian yang ingin membuat perencanaan keuangan yang komprehensif adalah kalian harus mampu membedakan antara Kebutuhan dan Keinginan. Kebutuhan adalah hal yang wajib dipenuhi, karena bila tidak terpenuhi, maka kalian tidak bisa bertahan hidup. Sedangkan keinginan adalah hal/benda/barang yang tidak diperlukan untuk bertahan hidup, namun hanya memberikan tambahan kenyamanan dan kenikmatan hidup. Dan jika kita renungkan perbedaannya, dimana kebutuhan itu bersumber dari fitrah manusia, memberikan hasil berupa kemashlahatan, diukur berdasarkan fungsinya, sifatnya objektif dan jika menurut tuntunan Islam harus dipenuhi. Sedangkan keinginan bersumber dari nafsu manusia, menghasilkan kepuasan, diukur berdasarkan selera dan sifatnya subjektif, dan menurut tuntunan Islam hal tersebut harus dikendalikan. Jadi yuk mari kita coba pilih dan pilih dari sekian banyak pengeluaran bulanan kalian selama ini, kita identifikasi, yang mana yang merupakan kebutuhan dan yang mana merupakan keinginan. Kendalikan jenis pengeluaran kalian yang bersifat keinginan dalam urutan prioritas sesuai dengan keadaan dompet kalian.

 

Oleh: Bagus Panuntun SE, MBA, CWM®, CFP®, CSA®. (Financial Planner & Wealth Manager)

Bertempat  di Bale Ayu Resto, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion pada hari Kamis (06/02/2020). Dalam acara ini Deputy Director IBISMA UII Bagus Panuntun bersama dengan narasumber lainnya memberikan paparanya dalam acara penyusunan kurikulum Inkubator UKM (Champion). Dihadiri oleh Kepala Dinas Provinsi DIY yang akan memberikan sambutan dalam rangka pembukaan Focus Group Discussion kali  ini.

Tema Focus Group Discussion ini adalah “Penyusunan Kurikulum Inkubator UKM Tahun 2020”. Tujuannya adalah membangun kegiatan dan sub aktifitas yang akan dilaksanakan selama satu tahun kedepan, pemabahasan ini disampaikan oleh Ibu Srie Nurkyatsiwi selaku KADIN Provinsi DIY bahwasannya membantu pelaku UKM.

Paparan yang disampaikan oleh IBISMA UII tentang bagaimana dan cara pandang Inkubator dalam melakukan penilaian dan memberikan pelatihan kepada para Startup yang tumbuh dan berkambang di IBISMA. Dari kegiatan tersebut peserta diharapkan memperoleh pengetahuan mengenai pola pikir startup yang ada di lingkungan UII mengetahui kegiatan dan acara yang diselenggarakan serta diakhir inkubasi semua startup yang ada di lingkungan UII mendapatkan fasilitas Pitching di depan para investor dan mitra dari IBISMA.

Dalam rangka mengembangkan literasi dan keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan anak didiknya serta mengenal proses pendidikan anak sekolah dan prasekolah di Finlandia, Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama (IBISMA) UII menggandeng  Pusat Kajian Anak dan Keluarga (PUSKAGA) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) bekerjasama dengan menggelar Seminar bertema “Keterampilan Komunikasi dan Literasi pada Anak Prasekolah dan Sekolah Dasar” pada Kamis, 7 Jumadil Awal 1441 H/2 Januari 2020 di ruang auditorium FPSB UII lt. 3.

Kegiatan yang diikuti oleh lebih dari 100 peserta terdiri dari para praktisi pendidikan anak, guru PAUD/TK/SD, orangtua, pemerhati anak, pelajar, mahasiswa hingga dosen tersebut menghadirkan Marja Houessou (Early Education Teacher in Finland),  Hanna Järvelin (Elementary Education Teacher & CEO Hihappening Ltd.) dan Dea Viinikainen (Managing Director of Findolainen Business Hub Ltd.) sebagai narasumber.

Dipilihnya para pembicara dari Finlandia bukanlah tanpa alasan. Melainkan Finlandia memang terkenal memiliki pola atau metode pendidikan terbaik yang dikenal dengan “belajar melalui bermain”. Beberapa contoh video kegiatan yang diputar oleh para pemateri pun menunjukan bagaimana mereka mengajarkan atau menumbuhkan rasa sosial (tolong menolong) pada anak hanya melalui sebuah permainan yang sangat sederhana, yakni susur tali. Bahkan, saat mereka beraktivitas di luar (dalam video aktivitas dilakukan di hutan), anak-anak juga bisa belajar matematika secara menyenangkan dengan mengumpulkan sesuatu menyerupai tali berwana  merah bersama-sama sambil dihitung (belajar berhitung). Guru menjadi kunci penting bahwa „my teaching is motivation“ agar anak merasa senang belajar dan guru pun merasa bahagia mengajar anak-anak di sekolah. Anak-anak sekolah dikenalkan dengan online edugame „Oo‘s Life“ untuk meningkatkan motivasi anak agar gemar membaca.

Dari kegiatan tersebut peserta diharapkan memperoleh pengetahuan mengenai pendidikan anak usia dini dan sekolah dasar di Finlandia, mengetahui bagaimana cara membantu memberikan keterampilan komunikasi dan literasi kepada anak sedini mungkin (baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga) melalui motivasi membaca (reading is fun). Di akhir sesi, peserta diharapkan mengetahui bagaimana mengelola sebuah lembaga pendidikan usai dini dan manajemen kelas sesuai tahap perkembangan anak. Diharapkan kegiatan ini dapat berlanjut dalam wujud kerjasama antar institusi.

Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama UII (IBISMA-UII) mengajak dosen, peneliti dan mahasiswa untuk menghilirisasi hasil penelitianya, hal ini disampaikan Kadiv IBISMA UII Amarria Dilasari, ST. M.Sc dalam kegiatan sosialisasi dengan tujuan penguatan inovasi dan peran kelembagaan inkubator bisnis teknologi pada jejaring internal  UII. Kegiatan yang dihadiri oleh lebih dari 50 tamu undangan civitas akademika UII diselenggarakan di Alana Hotel.

Target sosialisasi ini dihadiri oleh para Kepala Jurusan, Kepala Pusat Studi, Kepala Laboratorium, dan Kepala Departemen yang ada di lingkungan UII, harapannya dosen-dosen serta pemangku kebijakan di UII dapat mengenal, menguatkan sinergisitas dan mendukung peran inkubator dalam membentuk ekosistem startup di UII.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengenalkan lebih jauh program-program IBISMA sebagai inkubator kepada civitas akademika UII. Saat ini masih banyak hasil penelitian yang bernilai komersial hanya sampai pada hasil karya ilmiah saja, padahal produk tersebut sangat dibutuhkan masyarakat. Dengan sentuhan yang pas, produk tersebut mampu dijual dan bernilai komersial. Salah satu tugas IBISMA UII adalah membantu menghilirisasi produk dengan membangun start up baru, ungkap Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. sebagai direktur Simpul Tumbuh UII

Start up adalah sebuah perusahaan rintisan baru yang biasanya masih dalam fase penelitian dan pengembangan. Dalam kontek ini maka start up butuh supporting dari berbagai pihak untuk dapat lebih cepat melaju agar bisa menjadi perusahaan yang besar. Salah satu supporting yang biasanya di butuhkan start up adalah hal pendanaan. Jika kita lihat bahwa pemerintah saat ini sedang concern untuk dapat meningkatkan jumlah start up, hal ini bisa di lihat dari anggaran yang cukup besar yang digelontorkan untuk membantu para start up, ungkap Wisono S.Kom, M.M, ketua Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia. Lebih lanjut Wisono menyampaikan dana-dana ini tidak bisa disampaikan langsung kepada start up, butuh lembaga legal sebagai penghubung antara investor dan start up. IBISMA ini lah salah satu incubator yang bisa di jadikan partner bapak ibu sekalian dalam mengembangkan start up-nya. Silahkan membuat proposal dan ada banyak program yang bisa bapak ibu sasar untuk mendapatkan pendanaan.

Wisono, S.Kom, M.M, Ketua Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia, menyampaikan paparanya.

Pada kesempatan tersebut diberikan kesempatan kepada 3 tenant untuk mempresentasikan success story dalam program inkubasi IBISMA diantaranya tenant Zakea produk kecantikan alami, Biodisel Portable berbahan minyak jelantah, serta Masker Bioselulosa: produk masker dari bahan nata de coco. Sebelum menutup acara ini, Wisono mengupas tuntas bagaimana agar proposal kita ini dilirik oleh reviewer dan lolos didanai. Selain agenda sosialisasi ini, IBISMA UII menyelenggarakan kegiatan sebagai pemantik agar dosen, peneliti dan mahasiswa yang tertarik untuk segera merealisasikan ide bisnis dari hasil penelitianya.

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Corporate, Business & Investor Gathering 2019 di Keraton Ballroom, Hotel Mariott Yogyakarta, Jumat (22/11/2019). Gatering yang dihadiri 150 undangan ini untuk membangun sinergi antara UII dan mitra bisnis, investor serta alumni. Agenda ini terselenggara atas kerjasama antara direktorat pembinaan dan pengembangan keirausahaan (Simpul Tumbuh) dan Direktorat Pemasaran, Kerjasama & Alumni (DPKA).

Terjun ke dalam dunia usaha merupakan salah pilihan terbaik bagi lulusan UII. Karena itu, berbagai cara ditempuh UII untuk meningkatkan profil lulusan yang terbaik dalam hal kewirausahaan. Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) merupakan salah satu wadah yang dapat dimanfaatkan untuk dapat mengembangkan minat dan bakatnya dalam bidang kewirausahaan. Kegiatan dengan tema “Sinergy and Sharing for Link and Match” ini bertujuan mengembangkan sinergi yang erat antara Universitas Islam Indonesia (UII) dengan para mitra bisnis, investor maupun alumni serta Stakeholder Eksternal.

Disampaikan oleh Rektor UII Fathul Wahid, Ph.D dalam sambutan bahwa ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai melalui penyelenggaraan kegiatan. Pertama UII ingin para perusahaan dan institusi mitra dapat memberikan evaluasi terhadap para lulusan UII yang tengah bekerja di berbagai industri. Yang kedua, mendapatkan umpan balik terkait dengan kerjasama yang selama ini telah dilaksanakan antara UII dengan beberapa mitra. Dan ketiga berharap ada beberapa mitra tertarik untuk menjadi investor bagi mahasiswa binaan Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama (IBISMA) terkait bisnis yang tengah dikembangkan. Lebih lanjut Fathul Wahid mengatakan UII yang tergabung dalam Erasmus+ terus menumbuhkan Start Up agar bisa berkembang. Saat ini, UII mendapatkan dana hibah dari Kementerian Riset Pendidikan Tinggi sebesar Rp 3,5 miliar. Start Up yang menjadi binaan IBISMA, jelas Fathul, tidak hanya berasal dari UII saja. Tetapi ada tenant dari luar UII. Menurut Fathul Wahid, UII ingin maju bersama dengan perguruan tinggi lain. “Sebagaimana ungkapan bijak, ‘Pergilah sendiri jika ingin cepat, dan pergilah bersama jika ingin jauh’,” kata Fathul.

Data terbaru berdasarkan penelusuran lulusan UII dalam lima tahun terakhir sebanyak 13 persen dari 3.000 alumni menjadi wirausaha. Karena itu, UII akan terus mengembangkan program agar dapat menumbuhkembangkan semangat dan menyalurkan minat bakat dalam berwirausaha.

Pada kesempatan tersebut, IBISMA memberikan kepada 3 tenan untuk melakukan presentasu (Pitching) di hadapan tamu undangan. Ketiga tenan ini  Ketiga startup tersebut yaitu The Keraton Care, Portabox, dan Elcreativeon.com. IBISMA juga menyelenggarakan prosesi Kelulusan Program Inkubasi Startup binaan IBISMA yang tergabung dalam program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). Start Up yang lulus adalah ALGIST (Alarm Gas Medis Digital), DENITECH (Packaging Machinery), GUDFRISCH (Susu Biofermentasi Mikroenkapsulasi), The Keraton Care (Masker Bioselulosa Phytofera), LATAL (Lampu Tenaga Air Laut), Bikin.Co (B2B Makers Marketplace), PIJAR Career (Vocational Talent Pool).

IBISMA UII menerima kunjungan Stephen Marston Rektor University of Gloucestershire, Inggris. IBISMA merupakan wujud nyata implementasi dari hibah Erasmus+ Gita Project (Growing Indonesia Triangular Approach) yang salah satu tujuannya adalah mempersiapkan lulusan yang memiliki kemampuan kewirausahaan. Berbagai program dirancang untuk memenuhi kebutuhan para start up untuk akslerasi bisnis. Hal ini merupakan salah satu upaya UII dalam mewadahi minat mahasiswa dalam bidang kewirausahaan yang kian meningkat.

Wakil Rektor Bidang Networking & Kewirausahaan UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. Dalam sambutannya Wiryono Raharjo menyampaikan bahwa UII berupaya meningkatkan geliat ekonomi di Indonesia dengan terus meningkatkan jumlah wirausaha potensial melalui IBISMA UII yang saat ini mengalami perkembangan tidak hanya bagi internal UII saja, namun juga pihak external UII yang tertarik dan memiliki ide untuk mengembangakannya bersama UII.

Dijelaskan Direktur Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh UII, Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc., hadirnya IBISMA ini berawal dari program untuk mendorong pemanfaatan hasil-hasil penelitian yang di antaranya adalah program pengembangan kewirausahaan serta membangun ekosistem inovasi. Di internal UII telah kita coba dorong di setiap program studi pada pengembangan inovasi melalui kewirausahaan. Perlahan IBISMA mendapat kepercayaan dari Kemristekdikti dalam penguatan inkubator bisnis teknologi,” ungkap Arif Wismadi.

Stephen Merston terkesan dengan hadirnya IBISMAUII yang mampu memberikan dampak yang baik di sektor inovasi dan bisnis di Indonesia. Ia mengatakan peran perguruan tinggi di Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi dalam perkembangan ekonomi terlebih dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia memiliki prospek yang baik jika ide-ide dan inovasi yang ada disini dikembangkan. Karena melalui inovasi dan ide-ide cemerlang akan muncul juga SDM yang gemilang,” ungkapnya.

Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA-UII) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan topik Corporate-Incubator-Startup Collaboration: Building Entrepreneurship Ecosystem. Kegiatan ini digelar untuk merrespon perkembangan kewirausahaan di kalangan mahasiswa yang saat ini terus mengalami peningkatan. Terlihat dari antusiasme mahasiswa dalam mengeksplorasi inovasi dan ide-ide baru untuk berwirausaha mengalami kenaikan setiap tahunnya. Sehingga menjadi penting bagi perguruan tinggi di Indonesia mempersiapkan dan memfasilitasi mahasiswanya untuk terjun di bidang wirausaha. UII melalui IBISMA merupakan buah dari kolaborasi UII dengan beberapa perguruan tinggi di Asia dan Eropa dengan hibah pendanaan melalui Erasmus Git.

Tahun ini IBISMA telah menginkubasi sebanyak 22 startup berbasis teknologi dengan total pendanaan mencapai 3.5 milyar. UII juga memberikan stimulus pendanaan kepada startup yang telah diinkubasi dengan total hibah sebanyak 200 juta. Hal ini merupakan upaya UII dalam mewadahi mahasiswa yang memiliki minat dan bakat wirausaha, ungkap Fathul Wahid S.T., M.Sc., Ph.D, Rektor UII dalam memberikan sambutanya pada acara tersebut. Lebih lanjut beliau menyampaikan  Harapannya melalui IBISMA ini dapat membangun ekosistem untuk wirausaha muda, terlebih mahasiswa guna meningkatkan kapabilitas wirausaha sehingga setelah lulus nanti wirausaha bisa menjadi salah satu pilihan pekerjaan yang baik.

Turut hadir yaitu Dr Ferry Ramadhan dari Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya, Kemenristekdikti RI, Rektor UII Fathul Wahid dan Bupati Sleman, Drs. Sri Purnomo acara yang digelar di Alana Hotel & Convention Centre Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Dalam perjalanannya, mempersiapkan dan mematangkan sebuah inovasi-inovasi kewirausahaan, peran inkubator di perguruan tinggi sangat penting sekali. Dikatakan Ferry Ramadhan, dalam persaingan menuju perekonomian global diperlukannya sumber daya manusia yang baik. Guna mempersiapkan SDM inilah diperlukannya inkubator bisnis yang mampu memfasilitasi mahasiswa dalam mempersiapkan hingga terbentuknya suatu perusahaan perintis (startup).

Penguatan lembaga inkubasi ini menjadi salah satu program Kemenristekdikti untuk terus berupaya menelurkan wirausaha muda yang memiliki inovasi dan nilai modal yang baik. Ferry mengatakan tidak merekomendasikan tenant yang tidak memiliki inovasi maupun nilai yang kurang.

“Dengan inovasi dan nilai modal yang baik ini, harapannya setelah satu hingga tiga tahun di inkubasi sudah bisa memiliki nilai jual yang lebih baik lagi,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut berkenan hadir, Bupati Sleman Bapak Sri Purnomo. Keberadaan program inkubasi bisnis ini menjadi penting mengingat dibutuhkannya pengarahan mulai dari menyempurnakan konsep, produk dan pemasaran dan berbagai dukungan lain dalam mempercepat pertumbuhan bisnisnya, ungkap Sri Purnomo dalam sambutanya.

Sementara disampaikan Direktur IBISMA UII, Amarria Dila Sari, S.T., M.Sc., melalui proses pembangunan ekosistem kewirausahaan yang di dukung penuh oleh Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan / Simpul Tumbuh UII, civitas akademik UII (mahasiswa, dosen, peneliti) serta masyarakat umum dapat melahirkan startup berbasis teknologi yang siap di inkubasi oleh IBISMA dengan berbagai layanannya. Yakni pra inkubasi, inkubasi & paska inkubasi.

Pada penyelenggaraan FGD ini, juga diadakan sesi Presentasi Bisnis (Business Pitch) dari tiga startup tenant IBISMA hasil hilirisasi invensi dan inovasi yang berasal dari mahasiswa (ROGER), peneliti (Biodiesel Multikatalis) dan dosen (ZAKEA). “Hal ini diharapkan dapat menginspirasi kalangan mahasiswa, peneliti dan dosen dalam menlahirkan startup berbasis teknologi kedepannya,” ungkap Bagus Panuntun, S.E., MBA. selaku Deputy Director IBISMA UII.

Pendampingan Focus Group Discussion dilaksanakan pada tanggal 27 September 2019 yang bertempat di Alana Hotel. Focus Group Discussion bertemakan “Corporate-

Incubator-Startup Collaboration : Building Entrepreneurship Ecosystem”. Focus Group Discussion dihadiri oleh 55 orang. Focus Group Discussion kali ini melibatkan berbagai elemen mulai dari Akademisi, Kemenristekdikti, Pemerintah, Badan Sertifikasi (BPOM, LPPOM, KP2TSP, HKI), Inkubator Sahabat, Startup binaan IBISMA, dan Pers. Acara Focus Group Discussion diawali dengan pidato sambutan dari Bapak Dr. Zaenal Arifin,

M.Si. (Wakil Rektor II UII), lalu dilanjutkan dengan pidato sambutan dari Bapak Bupati Sleman Bapak Drs.H. Sri Purnomo, M.Si. sekaligus membuka secara resmi Focus Group Discussion. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan acara inti yaitu Focus Group Discussion yang dipimpin dan dimoderatori oleh Bapak  Dr. Ir. Ferry Ramadhan, M.Si., Bapak Ir. Wayan Dipta, M.Sc., dan Bapak Deva Primadia Almada, S.Psi., M.Si.

Focus Group Discussion berjalan dengan moderator memberikan pertanyaan kepada para audience mengenai peran dan fungsi dalam membuat ekosistem dan mendukung keberadaan startup. Berikut adalah beberapa uraian gagasan dari beberapa audience selama focus group discussion berlangsung. Beberapa masukan berupa gagasan dan dukungan dari mitra dapat dilihat dibawah ini:

BADAN   GAGASAN
PERBANKAN Laporan keuangan dari Startup merupakan syarat wajib jika menginingkan untuk dapat didukung oleh perbankan.
  Agunan tidak menjadi faktor utama agar dapat didukung oleh perbankan
  Surat pengutan atau dukungan agunan, agar jika terjadi masalah dalam berjalanannya sebuah bisnis dapat ditelusuri dan dipertanggungjawabkan
  Corporate Social Responsibility lebih memungkinkan sebagai sumber pendanaan dari Startup dibandingkan dengan melakukan pinjaman dari perbankan.
Bapak Dr. Ir. Ferry Ramadhan,

M.Si

Peran Inkubator tertuang dalam UU no.11 2019 Pasal 65

Permudahan Perijinan dan legalitas perusahaan

DINAS PERIZINAN DAN

PENANAMAN MODAL

Kerjasama dalam bidang pemasaran luar negeri

Memiliki program tahunan untuk mempertemukan startup potensial dengan

Investor

BPOM Untuk perizinan kelayakan tempat dikeluarkan oleh DPPM
  Untuk pengurusan legalitas perusahaan, BPOM memberikan pendampingan untuk pengajuan persyaratan yang digunakan.
  Pengujian produk digratiskan, dan untuk yang memiliki IUMK mendapatkan diskon sebesar 50%.
LPPOM Perusahaan wajib menggunakan LPPOM
  Sertifikasi Halal maksimal 1,5 Bulan
  Narahubung : Pak Jumeri (Bagian Kerjasama dan Komunikasi)
  Update produk yang dapat disertifikasi halal dan haram LPPOM mempunyai event tahunan yaitu Halal Teknis
  LPPOM berkerjasama dengan LAB UGM
Bapak Deva Primadia Almada,

S.Psi., M.Si.

Perlunya perluasan jejaring (mempertemukan startup dengan market yang tepat)
Bapak Dr. Zainal Arifin, M.Si. Universitas            berkomitmen        mendukung           dan                 pembenahan         untuk pengembangan incubator
  Universitas mendukung pelengkapan fasilitas dukungan dalam rangka untuk program peringkatan incubator.
  Perlunya Sinergisitas antara pelaku industry, startup dan akademisi.
Direktorat Keuangan UII Inkubator perlu mempelajari pola perilaku dari startup
  Dapat mendukung produk yang terkait dengan bidang keuangan
  Membantu dalam bidang Produksi.
ADITIF Menciptakan sebuah ekosistem yang saling berkolaborasi
  ADITIF dapat membantu dalam pengembangan startup digita
  ADITIF memiliki acara tahunan Business Matching
WBA ENERGY Dapat membantu dalam mempersiapkan kesiapan enginnering di dalam

Startup

  Menawarkan kolabrasi terhadap mahasiswa yang membutuhkan pengetahuan tentang renewable energy.
  Support mentoring hingga sertifikasi
  Dapat memberikan jalur pembiayaan dari luar negeri.
  Membantu dalam standarisasi International
RS UII Sinergisitas Ilmu dan Industri melalui RS UII
  Kolaborasi

Pendampingan Business Matching dilaksanakan pada tanggal 28 September 2019 di Hotel Alana Yogyakarta. Pelaksanaan Business Matching dihadiri oleh 17 mitra dan followup dari mitra dapat dilihat pada Tabel berikut:

No Nama Calon Mitra 1 2 3 4 5 6 7
Algist Denitech Gudfrisch Keraton

Care

Latal Bikin.Co Pijar
1 Rumah Sakit UII x   x   x x x
2 PT. Mekar Abadi

Pratama

x            
3 Waroeng SS           x  
4 Meika Mart             x
5 SMKN 2 Pengasih             x
6 Hilaria       x      
7 SMKN 3 Yogyakarta   x x   x    
8 RS. Hermina Yogya x         x  
9 Maybank Indonesia   x   x   x  
10 PT. Waroeng Steak

Indonesia

  x       x  
11 Kampung Marketer     x x      
12 WBA Energy x x     x    
13 Kadin DIY   x x x      
14 RS. JIG Yogyakarta x     x x    
15 Snackin.id   x x     x  
16 Bank BPD DIY Syariah x   x   x x x
17 G45 Ventures     x x     x
  Jumlah 6 6 7 6 5 7 5