prosedur dasar analis kimia

Pelatihan Program PSKK – Skema Prosedur Dasar Analis Kimia dan Validasi Metode Spektrometri

 

pelatihan pskk analis kimia

Pelatihan program PSKK 2021 Prosedur Dasar Analis Kimia dan Validasi Metode Spektrometri dimasa pandemi ini tetap dilaksanakan secara daring. Pelatihan ini merupakan bagian dari program Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja (PSKK) 2021 yang menjadi salah satu program bantuan sertifikasi oleh BNSP. Berdasarkan SK BNSP No KEP. 0518/BNSP/III/2021 tentang Penetapan Paket Program Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja (PSKK) bagi Lembaga Sertifikasi Profesi, LSP Universitas Islam Indonesia (LSP UII) mendapatkan bantuan sebanyak 7 Paket dengan dua skema yaitu Prosedur Dasar Analis Kimia dan Validasi Metode Spektrometri. Program ini diikuti oleh mahasiswa program studi D3 Analis Kimia, Teknik Kimia, Farmasi, Pendidikan Kimia, dan S-1 Kimia dengan total peserta sebanyak 140 peserta.

Dalam masa pandemi ini, tentunya sangat sulit untuk mengadakan pelatihan dan sertifikasi PSKK secara luring (luar jaringan) sepenuhnya. Namun, juga tidak bisa dilakukan secara daring sepenuhnya mengingat dalam praktikum kimia harus melakukan praktik secara langsung agar peserta memiliki pengalaman secara praktik yang nantinya dapat digunakan didunia kerja. Maka dalam hal ini, LSP UII membagi kegiatan program PSKK menjadi dua yaitu secara luring dan daring. Pelaksanaan secara luring tetap mengikuti protokol Covid-19 dan membatasi jumlah peserta setiap melakukan praktikum.

 

Pelatihan pskk spektrometri

Saat ini, baik pelatihan prosedur dasar analis kimia dan validasi metode spektrometri secara daring telah selesai dilaksanakan pada 18-19 Juni 2021 dan 21-24 Juni 2021. Pada sesi daring, peserta diberi pelatihan secara teori dan perhitungan – perhitungan pengukuran secara kimia. Menariknya, salah satu pelatihan program PSKK yaitu skema Validasi Metode Spektrometri, LSP UII bekerja sama dengan D3 Analis Kimia Universitas Islam Indonesia melakukan pelatihan daring dengan menggunakan virtual lab. Pada virtual lab ini dilengkapi fitur-fitur yang sama seperti di labarotarium sesungguhnya. Virtual lab ini dikembangkan oleh D3 Analisis Kimia untuk menunjang kegiatan pembelajaran selama pandemi sekaligus sebagai fasilitas penunjang pelatihan dan sertifikasi. Kedepannya, harapannya Virtual lab ini dapat terus dikembangkan sehingga tidak hanya skema Validasi Metode Spektrometri, namun juga skema Prosedur Dasar Analis Kimia dan Validasi Metode Kromatografi.

 

Tips Sukses Membangun Startup

Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital kembali hadir di 20 kota. Salah satunya di Yogyakarta tepatnya di Universitas Islam Indonesia (UII) pada Rabu (14/7). 1000 Startup Digital bekerja sama dengan Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama (IBISMA) UII dengan tema “Membangun Negeri Sejuta Potensi”. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan animo masyarakat serta menyebarluaskan informasi mengenai kegiatan Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital.

Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO), Boni Pudjianto mengajak mahasiswa dan alumni perguruan tinggi untuk mengedepankan entrepreneur sebagai bagian dari pembelajaran. “Kami mengharapkan hal ini menjadi sebuah bagian dari kontribusi dalam kurikulum di perguruan tinggi. Mahasiswa nantinya juga bisa menciptakan lapangan kerja baru di masa depan,” tuturnya. Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D., sebagai Wakil Rektor Bidang Networking & Kewirausahan dalam sambutannya menyampaikan harapannya kegiatan ini dapat memberikan manfaat untuk menggali ide-ide kreatif dalam pengembangan startup berbasis digital. UII tentu dengan senang hati akan men-support dan berkolaborasi dengan berbagai pihak.

Tips Sukses Membangun Startup

Tips sukses membangun startup

Selanjutnya, CEO QISCUS, Delta Purna Widyangga sebagai Keynote Speaker mendefinisikan startup sebagai sebuah perusahaan yang didesain untuk tumbuh dengan cepat. Menurutnya, pertumbuhan adalah hal yang terpenting dalam dunia startup. “Ada beberapa hal yang membuat startup itu sukses dan ada juga beberapa hal yang membuat startup itu tidak sukses. Diantaranya adalah sebagian besar membuat produk tapi tidak ada yang pakai dan uangnya habis. Atau timnya kurang kreatif dan tidak tumbuh dengan cepat,” ujarnya. Ia berbagi beberapa tips sukses membangun startup. Pertama, startup harus fokus terhadap problem dan solusinya. Jangan memulai dari solusi kemudian mencari problem. Jadilah orang yang selalu mendengarkan dan melihat sekitar. Ada banyak sekali masalah yang ada di Indonesia yang perlu dipecahkan. Kedua, pastikan menemukan Co-Founder yang tepat. Ketiga, pastikan proses membangun sumber daya manusia diperhatikan dengan baik. Keempat, percepat pertumbuhan dan perhatikan nilai-nilai performa perusahaan.

Masukkerja, Womenwill Yogyakarta, dan IBISMA

CEO Masukkerja yang juga alumni UII, Rizaldi Saeful Rohman menyebutkan bahwa startup-nya berusaha memberikan solusi dalam mendapatkan informasi, soft skills, dan assessment sebelum masuk ke dunia kerja yang lebih kompetitif. “Masukkerja sendiri baru masuk ke 1000 Startup Digital pada tahun 2020 kemarin dan merasa terbantu sekali karena kami dibantu tentang pengembangan aplikasi selama satu bulan oleh KOMINFO itu sendiri,” jelasnya. Sedangkan, Mugi Rahayu Wilujeng memperkenalan Womenwill Yogyakarta sebagai program dari Google Indonesia untuk memberikan pelatihan UMKM terutama wanita berupa komunitas dan panel digital.

Direktur IBISMA UII, Amaria Dila Sari, S.T., M.Sc. selain menyambut baik kegiatan ini juga mengenalkan IBISMA sebagai inkubator bisnis kepada peserta webinar dalam presentasinya. Sebagai akademisi, Amaria menilai startup di bidang pendidikan berkembang pesat, di samping bidang-bidang lainnya. Ia mencontohkan aplikasi Halodoc menjadi contoh produk startup digital di bidang kesehatan. Di masa pandemi, startup perlu lebih berinovasi, khususnya startup yang bergerak di bidang pariwisata. Sebagai penutup acara, ia menambahkan informasi bahwa di IBISMA menawarkan pelatihan-pelatihan gratis yang dapat diikuti oleh semua mahasiswa atau alumni UII yang ingin belajar dan mengembangkan startup mereka.

Webinar Mengembangkan Startup dengan Design Thinking Bersama Grab

Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama (IBISMA) bekerja sama dengan Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional UII menyelenggarakan IBISMA Growth Academy (IGA) 2021 dengan tema “Design Thinking for Startup” pada Kamis (8/7) bersama Jaka Wiradinata (GRAB Region Head Central Java & DIY). Peserta dari kegiatan ini adalah tenant dan member IBISMA UBIC 7.0, Civitas Akademika UII (Dosen, Peneliti, Mahasiswa), Pelaku Bisnis (UMKM & Startup), Komunitas Bisnis & Alumni, Pemerintah, Media, serta Masyarakat Umum.

Apa tujuan dari webinar ini?

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang peran penting design thinking dan success story penggunaan design thinking dalam mengembangkan startup. Webinar dibuka oleh Direktur Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional UII, Dr.rer.nat. Dian Sari Utami, S.Psi., M.A.. Dilanjutkan dengan pemaparan materi design thinking for startup oleh Jaka Wiradinata (GRAB Region Head Central Java & DIY). Harapannya kegiatan ini menjadi salah satu agenda untuk mendorong inovasi dan juga mendukung peningkatan iklim wirausaha yang nantinya berkelanjutan dan potensial.

Awal Grab memasuki Kota Jogja

Jaka berusaha memaparkan konteks design thinking for startup yang berbasis teknologi, dalam hal ini adalah Grab. “Mungkin saya akan share beberapa pengalaman dari Grab itu sendiri,” ujarnya. Ia menjelaskan bagaimana awal Grab memasuki Jogja, di mana Grab dimulai dari motor dan mobil hingga sekarang berevolusi menjadi super app. “Kompetitior kita dan di dunia juga sama seperti di Amerika dan China juga sudah menuju super app. Sebenarnya konsep super app ini berkembang di Indonesia,” lanjutnya.

Sejarah Grab

Awalnya pada tahun 2011, Grab bernama MYTEKSI yang resmi diluncurkan ke publik di Malaysia dengan taksi online sebagai produk inti. Kemudian, pada 2013 berganti nama menjadi GrabTaxi dan memperluas operasinya ke Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia dengan membawa GrabBike sebagai produk baru. Selanjutnya, pada 2016 mengubah namanya menjadi Grab yang sudah lebih berkembang dengan banyak layanan dan telah beroperasi di delapan negara Asia Tenggara. “Grab dengan operasi terbesarnya berada di Indonesia yang telah menjangkau lebih dari 260 kota dari Sabang sampai Merauke,” ungkap Jaka. Service Grab sudah berevolusi dengan super app sehingga bisa bertahan selama pandemi ini. Layanan pengantaran makanan, GrabMart, GrabHealth yang sekarang sedang tinggi sekali pemakaiannya dengan berkonsultasi langsung kepada dokter dan diberikan resep dan diantar ke rumah masing-masing, dan layanan lainnya yang sekarang menjadi satu aplikasi, yaitu di aplikasi Grab. “Kami selalu berusaha untuk memberikan layanan harian yang relevan kepada pelanggan kami,” ujarnya.

Tahapan Design Thinking

Sejak dua tahun lalu, Grab sudah mengeluarkan report tentang sustainability highlights karena sudah cukup memberikan impact yang dirasakan oleh masyarakat. Jaka menjelaskan bagaimana caranya Grab bisa menjadi sebesar ini, yaitu dengan menerapkan metode design thinking. Metode tersebut memiliki lima tahapan, yaitu empathize, define, ideate, prototype, dan test. Empathize adalah dengan memahami kebutuhan pengguna dan kita harus merasakan dulu. Define adalah membangun sudut pandang yang didasarkan pada kebutuhan dan wawasan pengguna. Ideate adalah brainstorming dengan solusi kreatif. Prototype adalah membangun representasi satu atau beberapa ide untuk ditunjukkan kepada pengguna. Test adalah menguji ide atau prototype kepada pengguna untuk mendapatkan feedback.

Penerapan Design Thinking pada Grab
  • Empathize

Jaka menceritakan design thinking yang dilakukan Grab dimulai dari empathize di mana sebelumnya pada tahun 2011 – 2012 pendiri Grab menemukan bahwa banyak orang telah melalui pengalaman yang tidak menguntungkan dengan naik taksi di lingkungan yang tidak aman di Malaysia, khususnya wanita. Meskipun menjadi salah satu alternatif transportasi umum pilihan, keselamatan telah menjadi masalah yang memprihatinkan bagi moda transportasi ini. Terutama bagi wanita yang perlu naik larut malam atau dini hari.

  • Define

Kemudian, berlanjut ke tahap define dengan mendefinisikan masalah dan mencari tahu apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Salah satunya adalah masalah keselamatan bagi perempuan yang naik taksi di Malaysia. Maka pertanyaannya, bagaimana Grab memastikan perempuan memiliki alternatif transportasi yang aman di Malaysia?. “Kita menciptakan persona pelanggan sebagai target pasar potensial, lalu kita mencari tahu apa yang diinginkan, dibutuhkan, dan dirasakan oleh pelanggan,” lanjut Jaka.

  • Ideate

Selanjutnya, melakukan tahap ideate dengan minimum viable product (MVP), MVP adalah hal penting yang dapat dibuat untuk memberikan value kepada pelanggan. “Jadi, apa yang awalnya kami lakukan adalah menemukan cara menyediakan platform yang dapat diterima pelanggan untuk memesan taksi dengan sopir yang sah, terverifikasi, dan memiliki visibilitas untuk melacak taksi mereka secara real time. Itu saja. belum ada fitur tambahan lainnya. Hanya produk inti, itu disebut MVP,” jelasnya.

  • Prototype

Pada tahap prototype Grab menjelajahi kelayakan solusi yang diusulkan dan mengawasi peluang. Kemajuan teknologi cepat dan berlimpah, tetapi platform mana yang paling cocok untuk bisnis ini?. Caranya dengan melihat ukuran pasar dan potensi, meninjau alasan penggunaan dan penghalangnya, serta menggunakan analisis SWOT dan pro kontra untuk menilai kecocokan pasar. “Salah satu alasan mengapa Grab memilih aplikasi seluler adalah pemahaman bahwa Asia Tenggara memiliki tingkat penggunaan internet tertinggi di dunia, dengan rata-rata 3,6 jam dihabiskan untuk internet setiap hari,” lanjutnya.

  • Test

Setelah itu melanjutkan ke tahap test untuk validasi produk yang telah dibuat. Tahap ini digunakan untuk mengukur kinerja bisnis dan mengembangkannya. Selanjutnya Grab meminta feedback langsung dari pelanggan, mitra, dan pedagang. Hal ini bertujuan agar Grab selalu berinovasi untuk memberikan keamaan, kenyamanan, dan kepuasan kepada pelanggan.

“Kita tahu bahwa kita masih jauh dari kesempurnaan, tetapi kita selalu berusaha untuk lebih baik setiap harinya. Dari aplikasi yang sederhana sekarang Grab sudah menjadi ‘Your everyday everyhing app’ dari mulai transportasi, pengantaran, hingga pembayaran. Keunggulan itu tidak datang tiba-tiba, tetapi ia adalah hasil dari tekad kuat, usaha yang tulus, dan eksekusi yang cerdas. Keunggulan lahir dari pilihan-pilihan hidup yang kita pilih jadi bukan sekadar kesempatan. Pada akhirnya yang menentukan jalan hidup kita itu bukan semata-mata kesempatan, tetapi pilihan yang kita ambil dari kesempatan-kesempatan yang ada,” pungkas seorang GRAB Region Head Central Java & DIY.

Apa itu Roadshow Startup Digital?

Roadshow 1000 Startup Digital merupakan langkah awal bagi kita untuk menciptakan masa depan ekonomi digital Indonesia yang akan mengubah nasib bangsa. Gerakan ini ingin menciptakan banyak perusahaan rintisan berbasis digital yang akan mentransformasi Indonesia menjadi negara maju dengan anak muda sebagai motor penggeraknya.

Gerakan 1000 Startup Digital

Sejak 2016, Gerakan 1000 Startup Digital telah menjaring lebih dari 85.000 calon startup founder dan menghasilkan lebih dari 1.160 startup. Program ini juga telah melibatkan lebih dari 400 mentor dan 300 penggerak lokal dari berbagai sektor industri. Program Roadshow 1000 Startup Digital kali ini lebih fokus dalam mematangkan konsep para peserta dengan mendatangkan para domain expert di sektor atau industri yang merupakan fokus dari prioritas pemerintah pusat dan daerah.

Pelaksanaan Program Tahun 2020

Pada tahun 2020 lalu, program dilaksanakan di 17 kota di Indonesia. Program dibagi dalam beberapa tahap, seperti Igniton atau seminar, Workshop, Hacksprint, dan terakhir Incubation. Ignition yaitu seminar untuk memaparkan permasalahan utama yang ada di Indonesia, dipaparkan oleh para pelaku yang ada di industri tersebut. Tahap selanjutnya yaitu Workshop dimana peserta diberikan pembekalan keahlian yang mereka butuhkan dalam membuat sebuat startup digital. Tahap ketiga dilanjutkan dengan Hacksprint untuk menghasilkan solusi dari masalah yang sudah di temukan pada saat workshop. Memasuki tahap kelima yaitu Bootcamp. Tahap ini merupakan sesi mentoring mendalam untuk berkonsultasi tentang perkembangan startup yang telah mereka kerjakan. Terakhir adalah Incubation yaitu tahapan pembinaan mendalam untuk mendapatkan atau menghasilkan Minimum Miable Product (MVP).

Roadshow 1000 Startup Digital

Roadshow 1000 Startup Digital X Universitas Islam Indonesia

Membangun Negeru Sejuta Potensi Fase

Bertemakan “Membangun Negeru Sejuta Potensi Fase”, Roadshow 1.000 Startup Digital 2021 kali ini merupakan kegiatan pra-Ignition yang akan diadakan di 20 kota penyelenggara. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan animo masyarakat serta menyebarluaskan informasi mengenai kegiatan Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital ini.

Roadshow Tahun ini

Roadshow 1.000 Startup Digital tahun ini akan dilaksanakan di 20 daerah pelaksanaan: Ambon, Bali, Balikpapan, Bandung, Batam, D.I. Yogyakarta, Jakarta, Jayapura, Kupang, Lombok, Makassar, Malang, Manado, Medan, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Surabaya, Surakarta, dan Toba. Masing-masing daerah ini akan mendirikan #1000StartupDigital Corner sebagai pusat kolaborasi komunitas teknologi, kreatif, dan kewirausahaan digital. Corner ini juga menyediakan co-working space di mana semua pelaku dan kreator lokal dapat berkolaborasi menciptakan solusi bagi kebutuhan masyarakat setempat hingga berkembang menjadi inovasi digital yang berkelanjutan.

Bagi sobat-sobat IBISMA yang ingin mendaftar, silakan mengakses link berikut bit.ly/roadshow1000sUII

Simpul Pemberdayaan Masyarakat untuk Ketangguhan Bencana Universitas Islam Indonesia ( SPMKB UII) merupakan unit baru dibawah Direktorat Simpul Tumbuh siap meningkatkan ketangguhan terhadap bencana melalui penelitian dan pelatihan-pelatihan terhadap Mahasiswa, Dosen, Tendik, bahkan masyarakat umum. SPMKB UII didirikan sebagai center of excellence dari pusat-pusat studi yang ada di setiap fakultas UII yang berkaitan dengan kebencanaan, melalui kolaborasi ini harapannya semua lapisan civitas akademika UII dan masyarakat dapat mengakses dan mendapat kesempatan untuk mempelajari strategi atau langkah-langkah yang perlu diambil ketika bencana terjadi serta berkontribusi dalam penelitian tentang kebencanaan.

SPMKB UII bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Erasmus Building Universities in Leading Disaster resilience (BUilD) menyelenggarakan WEBINAR Series, yang telah dimulai Webinar pertama pada 27 Mei 2021 yang juga bertepatan dengan 15 Tahun Gempa Jawa Tengah dan DIY sejak 26 Mei 2006. Webinar pertama berfokus dalam mengenang kejadian 15 tahun yang lalu, bagaimana peran UII dalam upaya menanggulangi bencana Gempa Bumi pada tahun tersebut dan merefleksikan kejadian tersebut untuk menjadi pembelajaran bagi kita semua.

Kemudian disusul Webinar kedua pada 28 Juni 2021 dengan tema “Creating Earthquake Resilience Communities” yang mengulas upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam penanganan bencana alam khususnya gempa bumi mulai dari level pemerintah sampai pada level individu masyarakat. Dalam webinar ini, SPMKB UII mengundang 3 narasumber diantaranya adalah Mr. Michael Fuller, MBE., MBA., MA., dari University of Gloucestershire, Cheltenham, England, Dr. Ir. Arif Wismadi M.Sc., Direktur Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia, dan Prof. Ir Sarwidi MSCE., Ph.D, Pengarah BNPB dan Profesor di UII.

 

Peserta yang hadir ada dari berbagai macam kalangan diantaranya adalah anggota konsorsium BUiLD (Building Universities in Leading Disaster Resilience), Direktorat Mitigasi Bencana BNPB,  Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Anggota FPTPRB (Forum Perguruan Tinggi dalam Pengurangan Risiko Bencana), Dosen dan staf Universitas Islam Indonesia, Mahasiswa Universitas Islam Indonesia dan relawan.

Kedepannya, kegiatan-kegiatan seperti ini akan menjadi kegiatan yang akan sering dilakukan untuk mewujudkan ketahanan masyarakat terhadap bencana, khususnya bagi mahasiswa, staf (Dosen dan Tendik) juga masyarakat di sekitar UII, serta mengkoordinasikan dan mendokumentasikan penelitian bertema kebencanaan di UII. 

 

Webinar ini juga dishare di channel youtube kami yang dapat diakses di SPMKB UII  dan untuk materi webinar dapat diakses disini.

Entrepreneurial Learning Outcome (ELO) merupakan salah satu program dari Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan / Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia dalam mewujudkan visi Universitas Islam Indonesia menuju Entreprenurial University. Dalam hibah yang didukung oleh konsorsium Erasmus+ GITA (University of Gloucestershire – Inggris; University of Innsbruck – Austria; Technology University of Dublin – Irlandia; Fachhochschule des Mittelstands University – Jerman) serta Asosiasi Akselerator Kewirausahaan Indonesia (AKSELWIRA), Program Studi Manajemen merupakan sebagai salah satu Prodi Peraih Hibah kemudian mewujudkannya dalam sebuah Kompetisi Business Model Canvas 2021 yang putaran finalnya telah berakhir pada hari Jum’at, 25 Juni 2021 lalu secara daring.

Ajang kompetisi bisnis yang diselenggarakan oleh Prodi Manajemen ini di ikuti oleh puluhan tim bisnis mahasiswa dan terbuka untuk seluruh mahasiswa dari lintas Prodi di linkungan UII. Hal ini juga sejalan dengan salah satu tujuan dari Prodi Manajemen untuk menguatkan Profil Lulusan Wirausaha yang di dukung oleh salah satu unit pengembangan kewirausahaan “Entrepreneurial Development Program” (EDP) yang dimiliki oleh Prodi Manajemen.

Dalam putaran final, para Top-10 finalis bersaing ketat mempresentasikan (dalam format Business Pitching) model bisnisnya didepan Dewan Juri yang terdiri dari Bagus Panuntun, SE., MBA., CWM., CFP., CSA., CBC. (Deputi Direktur Inkubator Bisnis & Teknologi IBISMA UII), Muhammad Ilham, SE. (Founder & CEO WaktuKita) dan Andriyastuti Suratman, S.E., M.M., CHRMP. (Dosen Kewirausahaan Jurusan Manajemen UII). Akhirnya kompetisi ini melahirkan 3 tim bisnis terbaik yaitu ARTIKOS (Platform Digital untuk Design & Pengadaan Interior) yang di pimpin oleh Muhammad Irsyad al-Fikri sebagai Jurara-1, kemudian MagnetZ Project (Platform Digital Pengembangan Bisnis B2B) yang di pimpin oleh Adelia Azka Sofia sebagai Juara-2 dan Selingan Foods (Bisnis Kuliner dan Coffee Shop) yang di pimpin oleh Gifari Rizki Putranto sebagai Juara-3.

Agenda kompetisi bisnis yang dibuka oleh Ketua Program Studi Manajemen Bapak Anjar Priyono, SE., M.Sc., Ph.D. ini diharapkan menjadi wadah bagi mahasiswa Prodi Manajemen untuk mewujudkan ide bisnis serta ajang validasi ide bisnis dari mahasiswa yang tentunya sejalan dengan penguatan Profil Lulusan Wirausaha Prodi Manajemen.

Penyelenggara Kegiatan:
1. Program Studi Manajemen FBE UII
2. Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh (DPPK/ST)

15 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 27 Mei 2006, gempa bumi terjadi di Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan. Gempa bumi tersebut dengan kekuatan 5,9 skala Richter atau laporan United States Geological Survey menyebutkan 6,2 skala Richter menelan korban jiwa lebih dari 5.000 orang dan menyebabkan rumah rusak hingga roboh berjumlah 240.000. Bahkan situs kuno seperti Candi Prambanan, Makam Imogiri, dan salah satu Bangsal di Keraton Yogyakarta menglami kerusakan. Besarnya kerusakan tersebut tidak lepas dari pusat gempa daratan kategori dangkal dan sangat dekat dengan pemukiman warga yang padat. 

Bencana gempa bumi 15 tahun silam tersebut terjadi sebelum adanya sistem nasional penanggulangan bencana, atau sebelum lahirnya Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana di Indonesia. Undang-undang ini pada prinsipnya meregulasi penyelenggaraan dan tahapan bencana dari mulai prabencana, saat tanggap darurat dan sampai pada pascabencana.  

Apabila ditelusuri lebih jauh, sudah ada gerakan masyarakat dalam mengantisipasi gempa bumi sejak beberapa tahun sebelum bencana gempa terjadi pada tahun 2006, dengan implementasi ratusan mandor belajar dan membangun bangunan tahan gempa di Sleman, Kota, dan Bantul. Universitas Islam Indonesia (UII) sangat berperan dalam masa antisipasi pra bencana tersebut melalui kegiatan kerjasama dengan Jepang melalui sosialisasi dan penerapan rumah tahan gempa BARRATAGA sejak tahun 2003 melalui pelatihan PAMAN BATAGA (Paguyuban Mandor Bangunan Tahan Gempa).

Penanganan saat dan pasca bencana gempa bumi ini dinilai banyak pihak cukup berhasil karena melibatkan masyarakat Yogyakarta yang sangat tinggi budaya kegotong royongannya untuk kemajuan bersama. Setidaknya, penanganan yang tepat dan semangat gotong royong tersebut, terbukti menjadi salah satu modal sosial bangkitnya masyarakat dengan cepat dalam beradaptasi dengan situasi yang sulit saat itu.

Fenomena gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah 2006 beserta dengan langkah penanganannya telah menjadi berita viral atau menyedot perhatian masyarakat nasional dan internasional. Selanjutnya hal ini memicu percepatan lahirnya Undang-Undang Penanggulangan Bencana No 24/2007.

Sistem penanganan bencana gempa yang terjadi pada tahun 2006 diadopsi dalam Undang-Undang dan menjadi referensi pada penanganan bencana gempa di Indonesia setelah itu. Akan tetapi, belakangan serangkaian penanganan bencana gempa bumi di Indonesia mengalami pasang-surut. Sangat disayangkan apabila lessons learnt atau pelajaran yang sangat berharga dari gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta-Jawa Tengah tahun 2006 ini dilupakan dan mulai tidak didokumentasikan dengan baik. 

Maka dari itu, Universitas Islam Indonesia (UII) melalui SPMKB (Simpul Pemberdayaan Masyarakat untuk Ketangguhan Bencana) bekerja sama dengan beberapa pihak seperti BNPB, Erasmus, BuiLD, dan relawan kebencanaan menghadirkan Webinar dengan tema “UII Mengenang 15 Tahun Gempa DIY-Jateng” yang akan diselenggarakan pada 26 Mei 2021 jam 20.00 WIB lewat aplikasi Zoom Meetings. Acara ini menjadi penting untuk menggali pelajaran berharga dalam rangka memperkuat wawasan tentang penanggulangan bencana, khususnya gempa bumi.

Pelatihan hari ketiga, Rabu (10/6) yang diselenggarakan oleh Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta (Diskop UKM DIY). Pelatihan dengan tema “Inkubator Bisnis UMKM Naik Kelas” sudah memasuki hari terakhir dengan materi penutup. Materi ini membahas tentang mengoptimalkan C-Commerce WhatsApp Business untuk penjualan. Materi tersebut disampaikan oleh Imam Syafi’I dan Denta Aditya pada ruangan masing-masing. Pada materi terakhir, peserta diajak untuk menggunakan fasiltas dan fitur yang ada di WhatsApp Bussines agar dapat lebih mengoptimalkan komunikasinya dengan para pelanggan.

WhatsApp Business

Pemateri: Imam Syafi’i

Apa itu C-Commerce?

C-Commerce atau conversational commerce mengacu pada metode penggunaan aplikasi obrolan atau perpesanan untuk menjual barang dan jasa secara online. Menggabungkan kenyamanan belanja online dengan sentuhan pribadi, perdagangan percakapan sedang dirangkul oleh pelanggan di seluruh dunia, di mana Asia Tenggara menjadi yang terdepan.

Salah satu alasan melakukan transaksi jual-beli di c-commerce adalah mendapatkan informasi tambahan tentang produk dan dapat melakukan negosiasi penawaran harga. C-Commerce juga memiliki platform yang beragam. Facebook, WhatsApp, Instagram, Line, dan Telegram merupakan platform dari c-commerce. WhatsApp memiliki jumlah pengguna terbanyak sebesar 140 juta dengan waktu penggunaan terlama selama 30,8 jam per bulan.

WhatsApp Messenger vs WhatsApp Business

Pemateri memberitahu perbedaan dari WhatsApp Messanger dan WhatsApp Business. Perbedaannya terletak pada beberapa fitur. Fitur yang ada di WhatsApp Messanger juga terdapat pada WhatsApp Business, sedangkan fitur yang ada di WhatsApp Business tidak selalu ada pada WhatsApp Messanger. Fitur WhatsApp Business yang sangat membantu penjualan adalah profil bisnis, pengelolaan balasan pesan, katalog, label, tautan pendek, tautan ke halaman facebook dan instagram, serta peralatan perpesanan. “Setelah menyimpan nomor kontak calon konsumen jangan lupa minta mereka untuk menyimpan nomor kita,” lanjut pemateri.

Kenapa menggunakan WhatsApp Business?

  • Multi segmen pasar ada di WhatsApp
  • Memudahkan konsumen menghubungi brand
  • Komunikasi dua arah
  • Respon yang lebih cepat
  • Meningkatkan tingkat konversi

Mobile Banking

Pemateri juga menyampaikan mengenai m-Banking. m-Banking atau mobile banking adalah aplikasi layanan perbankan yang bisa digunakan untuk melakukan transaksi keuangan melalui ponsel pintar. Layanan ini jelas sangat memudahkan nasabah dalam bertransaksi di mana pun dan kapan pun. Menurut pemateri, UMKM harus memiliki m-Banking untuk memudahkan memeriksa pembayaran dari konsumen, memperepat melakukan verifikasi pembayaran konsumen, juga mengantisipasi modus penipuan di mana penipu dapat mengedit bukti transfer lalu mengirimkannya.

Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta (Diskop UKM DIY) yang diselenggarakan dalam bentuk pelatihan dengan tema “Inkubator Bisnis UMKM Naik Kelas”. Hari ketiga pada Kamis (10/6), materi kedua membahas mengenai perkuat dan perluas jaringan pemasaran dengan e-commerce dan reseller yang akan disampaikan oleh Imam Syafi’i di ruang satu dan Denta Aditya di ruang dua.

Tips E-Commerce dan Reseller

Pemateri: Denta Aditya

Pemateri mengenalkan e-commerce kepada peserta UMKM. Marketplace, yaitu mall elektronik atau pasar elektronik yang didalamnya banyak penjual. Sedangkan, website adalah toko dari bisnis kita sendiri.

Kenapa perlu menggunakan e-commerce?

  • Jangkauan lebih luas dan efisien
  • Variasi metode pembayaran dan pengiriman
  • Ekonomis dan fleksibel
  • Keamanan transaksi
  • Dibantu oleh sistem SEO

Tips memilih e-commerce sesuai bisnis juga dikemukakan oleh pemateri. Pertama, pelajari karakteristik produk usaha dan segmentasi konsumen. Kedua, pilih marketplace yang banyak dikunjungi oleh calon konsumen. Selanjutnya, memberikan fitur kemudahan untuk berinteraksi dengan konsumen. Kemudian, variasi fitur pengiriman kurir.

Sebelum memulai bisnis di e-commerce, pemateri menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal tersebut adalah menyediakan harga kompetitif, menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah, serta menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas. Kita juga dapat menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon. Lalu kita juga bisa memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian dan menyediakan ruang untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain. Bisa juga dengan mempermudah kegiatan jual-beli, misalnya menyediakan pembayaran melalui Go-Pay, Shopee Pay, OVO, dan sebagainya.

Tips dan trik bergabung di marketplace

  • Lakukan riset pasar, pada saat riset pasar posisikan sebagai konsumen awam yang belum kenal produk kita
  • Memberikan nama produk berdasarkan keyword
  • Mengemas ulang produk kita sesuai kebutuhan konsumen yang ada di marketplace
  • Foto yang menarik
  • Deskripsi yang jelas dan lengkap
  • Lengkapi dengan video atau link
  • Invest your device

Kemudian, pemateri juga membahas tentang reseller. Reseller adalah menjual kembali sebuah barang dari supplier dengan komisi yang telah ditentukan sendiri atau ditetapkan oleh supplier. Reseller juga memiliki sistem yang umum di dunianya. Sistem tersebut adalah beli putus, di mana reseller bebas menentukan harga jual. Sistemnya juga menentukan kesepakatan harga barang, namun tidak melebihi harga owner. Margin keuntungan yang pada umumnya dipakai oleh para penjual retail pada kisaran 20% hingga 30% dari harga beli bahkan ada juga yang lebih dari 50%. Sistem reseller ini juga memiliki keuntungan untuk bisnis kita. Sistem ini dapat meningkatkan penjualan, menambah tenaga pemasaran, meminimalisir biaya operasional, iklan atau promosi gratis, membesarkan bisnis tanpa modal besar, hingga dapat menekan biaya operasional.

Catatan untuk membangun reseller

  1. Buat pendaftaran yang mudah dan murah
  2. Pertimbangkan kemampuan dan konsistensi memproduksi barang
  3. Siapkan produk sampel
  4. Buat alur pemesanan, pengiriman, dan pengembalian barang
  5. Berikan edukasi berkala pada reseller dan permudah reseller mendapat berbagai informasi
  6. Bisa membuat kompetisi reseller untuk pacu penjualan
  7. Perhatikan track record, hati-hati terhadap “komplain”

Pelatihan yang diselenggarakan oleh Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta (Diskop UKM DIY) sudah memasuki hari ketiga pada Kamis (10/6). Pelatihan ini bertema “Inkubator Bisnis UMKM Naik Kelas”. Materi pertama membahas mengenai Google My Business yang akan disampaikan oleh Fuad Fauzi di ruang satu dan Herlin Dwi Yudiandari di ruang dua.

Pemateri akan menjelaskan bagaimana calon pelanggan dapat menemukan bisnis kita dengan mudah, bagaimana cara membuat bisnismu mudah ditemukan di Google Search dan Google Maps, dan bagaimana cara mengoptimalkan aplikasi Google Bisnisku untuk pengembangan usaha. Hal ini merupakan materi yang sangat bermanfaat untuk para UMKM, karena dengan adanya materi tersebut para pemilik UMKM dapat belajar langsung untuk membuat usahanya muncul dalam Google Maps dan muncul pada iklan di Google.

Cara ditemukan pelanggan dengan mudah

Perilaku pembeli zaman sekarang itu adalah dengan menemukan bisnis kita yang di google search, kemudian adanya kalimat persuasif membuat pembeli mengunjungi website kita, selanjutnya dengan website yang ramah pengguna maka akan dimudahkan dalam proses pembeliannya.

Alasan menggunakan Google My Business

Alasan menggunakan Google Bisnisku juga disampaikan oleh pemateri. Google My Business membuat bisnis kita lebih menonjol dan mudah ditemukan oleh pelanggan. Kita dapat langsung berhubungan dengan pelanggan melalui Google Bisnisku. Melalui ini juga kita bisa mendapatkan pelanggan baru dan menjaga pelanggan lama.

Fitur Google Bisnisku

  • Profil bisnis

Profil bisnis ini adalah informasi yang akan muncul di halaman hasil pencarian. Fitur ini terdiri atas informasi, seperti nama dan foro profil, ulasan, layanan, alamat, waktu operasional, hingga kontak atau informasi website.

  • Postingan

Postingan membantu kita mempublikasikan acara, promosi produk langsung ke penelusuran google dan maps secara gratis. Fitur ini juga dapat menampilkan teks, foto, atau video yang sesuai kepada pelanggan.

  • Foto

Fitur foto berguna untuk menampilkan foto-foto yang berhubungan dengan bisnis kita, seperti foto interior, exterior, produk, makanan dan minuman, tim, logo, cover dan lainnya.  Foto sangat penting karena bisa membuat tampilan lebih menarik, memberikan contoh kepada calon pelanggan dan meningkatkan kepercayaan mereka.

  • Situs

Setiap pemilik bisnis mendapatkan situs gratis. Layanan pada fitur ini adalah alamat situs yang dapat diakses dari semua gadget dan situs sudah layak untuk diiklankan. Update otomatis yang bisa dibuat bahkan diedit kapan saja dan dimana saja melalui smartphone.

  • Ulasan pelanggan

Berikan respon kepada pelanggan untuk membangun loyalitas. Balas ulasan dengan sudut pandang, solusi terhadap masalah, jawaban atas pertanyaan, atau bahkan hanya ucapan terima kasih.

  • Pemberitahuan

Fitur notifikasi, yaitu fitur yang akan memberitahu jika ada aktivitas dari pengguna yang berhubungan dengan akun bisnis kita.

  • Ikuti

Google Bisnisku menyediakan fitur ikuti yang dapat digunakan pelanggan untuk mengikuti informasi mengenai promosi dan kegiatan apa saja yang sedang berjalan atau akan ada di bisnis kita.

  • Laporan

Google My Business menyediakan fitur laporan yang dapat membantu memahami pelanggan. Dengan begitu, kita dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau situs agar bisnis terus berkembang.

  • Nama pendek

Kita dapat membuat nama pendek atau nama khusus untuk Google My Business. Hal ini berguna untuk memudahkan pelanggan menemukan bisnis kita.

  • Pertanyaan dan jawaban

Fitur ini memperbolehkan siapapun dapat memberikan dan menjawab pertanyaan yang ada mengenai bisnis kita. Soroti pertanyaan umum dan populer beserta jawabannya langsung di halaman profil juga dapat dilakukan dengan fitur ini.

Tips Google My Business

Pemateri mengemukan beberapa hal yang harus diperhatikan dan dianjurkan untuk tidak dilakukan ketika membuat konten. Hal tersebut adalah konten yang memuat informasi yang tidak akurat atau salah tentang produk layanan yang ditawarkan. Kemudian, konten berkualitas rendah, tidak relevan, atau mengganggu. Selanjutnya, konten yang menyinggung, tidak pantas/sesuai dengan penjualan produk atau layanan.

Pada pelatihan ini peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mempelajari cara mendaftarkan bisnisnya pada Google My Business. Hal tersebut langsung diarahkan oleh pemateri pada sesi ini.

Cara membuat perubahan pada profil bisnis

  1. Buka aplikasi Google My Business
  2. Pilih Profil
  3. Selanjutnya, pilih gambar pensil untuk memperbarui profil bisnis
  4. Kemudian, pilih gambar pensil disetiap informasi yang ingin diperbarui
  5. Lalu, pilih terapkan jika sudah berhasil memperbarui informasi pada profil bisnis

Cara membuat postingan di Google My Business

  1. Buka aplikasi Google My Business
  2. Pilih menu Buat Postingan
  3. Jika Anda ingin memposting hal baru tentang bisnis, bisa memilih Yang Baru, misalkan setiap pesanan yang dikirimkan sudah melalui proses sterilisasi dan petugas yang menyiapkan sudah melakukan cek temperatur tubuh.
  4. Dapat memilih Penawaran jika ingin membuat postingan terkait promo ataupun penawaran khusus
  5. Dapat juga memilih Produk jika ingin membuat postingan terkait produk
Tingkatkan trafik kunjungan dengan Google My Business

Pemateri juga menyampaikan bagaimana cara meningkatkan trafik kunjungan dengan Google My Business. Fitur-fitur Google Bisnisku harus benar-benar dioptimalkan oleh pengguna, seperti melengkapi informasi bisnis, unggah foto, respon ulasan, dan lainnya.