Berbagai macam inovasi terus muncul, seperti halnya pada bidang bisnis, pariwisata dan teknologi. Tidak sedikit produk inovasi ini juga muncul dari perguruan tinggi, dan bahkan dilirik oleh para investor. Hal ini tampak pada kegiatan Kunjungan Mandiri Sekuritas dan Investor ke kampus Universitas Islam Indonesia (UII), Senin (28/1). Kunjungan ini merupakan rangkaian dari Mandiri Investment Forum 2019 untuk melihat langsung hasil karya Inkubator Bisnis Mahasiswa (IBISMA) dan Tim Mobil Listrik UII.

Turut hadir dalam pertemuan, Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arc., Ph.D., Direktur Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh, Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc, para investor di antaranya dari PT. Mandiri Sekuritas, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Danareksa Investment Management, MMI, Taspen dan Tocatta Capital.

Dalam sambutannya Wiryono Raharjo berharap kerjasama antara mahasiswa dengan investor dapat terjalin. Ada keberlanjutan kerjasama antara UII dengan para investor. “Sehingga mahasiswa UII khususnya mereka yang tergabung dalam IBISMA dan Tim Mobil Listrik semakin bersemangat untuk berinovasi. Mahasiswa UII lainnya juga bisa memulai berinovasi,” ungkapnya.

Dalam kegiatan yang berlangsung di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito ini, beberapa mahasiswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan inovasinya di depan para investor. Presentasi yang dilakukan oleh mahasiswa UII di antaranya menjelaskan mengenai Salakaindo, Dendeng Raden serta karya mahasiswa UII yang kini sudah mencetak berbagai prestasi baik nasional maupun internasional yaitu Mobil Listrik.

Mahasiswa UII dalam presentasinya menjelaskan gambaran umum produk inovasi, latar belakang inovasi yang dihasilkan, serta keunggulan dari inovasi tersebut. Diharapkan melalui presentasi ini para investor dapat memulai investasinya pada produk karya mahasiswa UII. Setelah kegiatan presentasi dilakukan, rombongan PT. Mandiri Sekuritas diberikan kesempatan untuk mengunjungi stand dan melihat lebih detail mengenai produk karya mahasiswa UII.

Menurut Tuti Ambarwati, perwakilan dari BPJS Kesehatan, produk hasil inovasi mahasiswa UII sangat menarik dan beraneka ragam. “Saya kaget melihat di buku profil IBISMA ada lebih dari 30 mahasiswa UII yang memiliki bisnis,” ungkapnya..

Tuti Ambarwati berharap kedepannya akan banyak investor yang berinvestasi pada produk-produk mahasiswa UII. Bukan hanya invesitor yang datang hari ini saja tetapi juga investor lain di luar sana,” imbuhnya. (NI/RS)

Geliat jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa saat ini terus meningkat. Berbagai macam produk baik jasa maupun barang terus menerus bermunculan. Kebutuhan masyarakat yang semakin variatif memotivasi mahasiswa untuk berinovasi lewat wirausaha. UII sebagai perguruan tinggi yang mendukung perkembangan wirausaha menggelar Growth Festival di Gedung Bookstore UII pada tanggal 10-12 Desember 2018.

Pada expo yang diisi oleh beberapa tenant diantaranya tenant dari IBISMA (Inkubator Bisnis Mahasiswa) UII dan dari external merupakan rangkain acara dari soft opening kantor Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh (The Growth Hub). Tampak mulai dari stand seputar kuliner, pakaian hingga teknologi. Juga terdapat pelatihan-pelatihan seputar bisnis salah satunya pelatihan product branding.

Disampaikan Amarria Dila Sari, S.T., M.Eng. selaku Kepala Divisi Pengembangan Kewirausahaan/Inkubasi Bisnis Mahasiswa (IBISMA) Growth Festival ini menjadi salah satu media bagi mahasiswa yang memiliki usaha untuk memasarkan jenis produk yang ditawarkan. Harapannya melalui expo ini mahasiswa semakin giat dalam mengembangkan jenis produk yang ditawarkan. “Selain meningkatkan inovasi pada produknya, juga menjadi sarana mempertemukan aliansi di bidang usaha, pemerintah, akademisi hingga asosiasi pengusaha,” ungkapnya.

Growth Festival ini adalah agenda dari The Growth Hub yang merupakan bentuk implementasi dari hibah ERASMUS Plus dan GITA Project (Growing Indonesia a Tringular Approach) yang didapatkan UII dengan konsep Toward Entrepeneurial University. Mulai dari fasilitas, kurikulum mata kuliah yang berisi program pengembangan kesempatan pembelajaran inovatif hingga memungkinkannya mahasiswa dan stakeholder mengembangkan jaringan di lingkungan yang aman akan tersedia di The Growth Hub. (ENI/RS)

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. meresmikan Kantor Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh yang berlokasi di Gedung Bookstore, Kampus UII Terpadu, Jl. Kaliurang Km. 14,5, Sleman, pada Senin (10/12). Keberadaan kantor ini mempertegas komitmen UII untuk mencetak wirausahawan muda yang memiliki kelebihan dalam inovasi bisnis dan profesionalisme, serta mampu berkontribusi dalam pembangunan ekonomi bangsa.

Disampaikan Fathul Wahid kepedulian UII terhadap bidang pengembangan kewirausahaan dan juga UMKM sudah dimulai cukup lama. Hingga saat ini UII juga telah memiliki desa binaan untuk mengembangkan wirausaha dan UMKM. “Mulai periode 2018 ini, UII membentuk Direktorat baru yang bernama Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan atau Simpul Tumbuh,” tandasnya.

Lebih lanjut disampaikan Fathul Wahid, pendanaan untuk pengembangan kewirausahaan berasal dari dana hibah Uni Eropa, ERASMUS Plus & GITA Project (Growing Indonesia a Triangular Approach) yang diimplementasikan dengan nama The Growth Hub. ”The Growth Hub meliputi tiga hal, Pertama, Enterprise Creation yang merupakan salah satu kegiatan menciptakan usaha baru yang pernah juga dilakukan oleh UII namun dengan nama Inkubator Bisnis Mahasiswa (IBISMA),” paparnya.

Berikutnya yang Kedua, Business University Collaboration atau membangun aliansi strategis antara Universitas dengan mitra industi, pemerintah dan lain sebagainya. Karena dengan dilakukannya kolaborasi ini akan berdampak sinergis. Ketiga, The Curriculum atau pengembangan kurikulum dengan memasukkan kewirausahaan menjadi salah satu mata kuliah yang berisi program pengembangan kesempatan pembelajaran inovatif. “Dengan adanya mata kuliah ini diharapkan para mahasiswa bisa membuat sebuah inovasi, membuat sebuah hal baru dan bisa laku di masyarakat,” ungkap Fathul Wahid.

Sementara disampaikan Direktur Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh, Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc., Direktorat yang dipimpinnya telah menjalin jejaring nasional dan internasional. Jejaring nasional dengan TRIZ yang dipimpin Dr. Risdiyono, sedangkan jejaring internasional dengan MyTRIZ (Asosiasi Inovasi Malaysia). Dalam Conference and Competition PESTARIZ 2018 di Malaysia pada 30 November 2018, Tim dari UII yang bernama Tim 109 berhasil memperoleh penghargaan dan mendapatkan hadiah sebesar RM 3,000.

Tim109 yang beranggotakan Paryana, Rahmat Riza, dan Arif Wismadi, mensinergikan dua disiplin ilmu yang spesifik, yang seolah sangat berbeda yaitu Industri Perusahaan (Fakultas Teknologi Industri) dan Industri Konstruksi (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan). (RRA/RR)

Digitalisasi bisnis para era sekarang ini sangat dibutuhkan mengingat perilaku pelanggan yang makin akrab bertransaksi online. Bertalian dengan hal tersebut, Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahan/Simpul Tumbuh UII bekerjasama dengan Gapura Digital menyelenggarakan “Workshop Handal Digital” pada hari Jumat (7/12). Workshop yang bertempat di Gedung Bookstore UII lantai 3 menghadirkan materi pembuatan Iklan dengan Google Ads yang disampaikan oleh Fuad Fauzi dan pembuatan iklan dengan video branding di youtube yang disampaikan oleh Akbar Faisal. Turut hadir Amaria Dila Sari SE., MSc selaku Kepala Divisi Pengembangan Kewirausahaan.

Pada kesempatan ini, Fuad Fauzi menyampaikan alur berfikir ketika ingin beriklan. “Yang pertama kali yang harus kita pikirkan pertama kali adalah kita ketahui dulu keyword apa yang mau kita gunakan untuk beriklan” ungkapnya. Kemudian ia menyampaikan ketika ingin mengiklankan produk di google ads, yang menjadi kunci titik temu antara pebisnis dengan potensial customer adalah keywords atau kata kunci yang diketikkan di google.

“Alurnya yang pertama kita petakan dulu kuncinya yang disebut keyword mapping, kemudian yang perlu kita lakukan kedua adalah keyword research yaitu untuk mengetahui seberapa tinggi persaingannya” ungkapnya.

Kemudian materi dilanjutkan oleh Akbar Faisal mengenai pembuatan iklan dengan video branding di youtube. Dalam materinya ia menyampaikan keunggulan pembuatan iklan di youtube antara lain khas, dapat dibagikan, dan dapat diulang. “Keunggulan membuat iklan dengan video branding di Youtube antara lain khas yaitu membantu membuat pesan anda diperhatikan, dapat dibagikan yaitu membuat orang lebih cenderung membicarakan atau membagikan video anda, dan dapat diulang yaitu membantu merampingkan produksi mulai dari fase konsep” ungkapnya.

Amaria Dila Sari SE., MSc turut menambahkan workshop ini bertujuan agar para pemilik UKM, start up dan komunitas wirausaha dapat membuat iklan secara digital dan mendigitalisasi UKM. “Harapannya dengan diiklankan secara digital akan lebih banyak yang melirik, karena jika tidak diiklankan secara digital target pasarnya terbatas” pungkasnya.

Ia juga menyampaikan harapan setelah diselenggarakan workshop ini yaitu dapat mengimplementasikan tata cara mendigitalisasi bisnis sehingga bisnisnya semakin berkembang dan menghasilkan jaringan antara civitas akademika UII dan kalangan wirausahawan. (AR/ESP)

Semakin disadari, Inovasi tidak hanya muncul pada masalah teknologi yang dilakukan oleh perusahaan besar. Inovasi telah menjadi hal penting bagi usaha dengan kategori kecil. Dengan Inovasi, juga dapat membantu perempuan memperkuat daya saing dan keunggulan baik secara pribadi maupun usahanya.

Topik tersebut melatarbelakangi diselenggarakannya seminar “Perempuan dan Inovasi”, oleh Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh UII bersama Womenwill Google Business Group (GBG), dan Gapura Digital, pada Jumat, (23/11), di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito UII.

Hadir sebagai pembicara Istofani Api Diany dari WomenWill Lead GBG Jogjakarta, Ketua Ikatan Keluarga Ibu-ibu (IKI) UII, Nurul Indarti, dan Founder House of Lawe, Adinindyah Lawe. Jalannya seminar dipandu oleh moderator Ian Sofyan yang merupakan Founder Sahabatcempluk.

Mengawali materinya, Istofani Api Diany menjelaskan tentang keberadaan WomenWill. Ia menuturkan, WomenWill merupakan program pemberdayaan perempuan yang diprakarsai oleh Google dengan tujuan untuk membantu perempuan dan usaha perempuan dalam memajukan diri dan usaha.

“WomenWill membantu memberdayakan perempuan dan usaha perempuan melalui empat aspek yaitu Digital Literacy, Entrepreurship, Inclusive Workplace, dan Leadership,” ujarnya.

Istofani Api Diany menambahkah bahwa peran Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia sangatlah penting. “Perempuan itu banyak yang menjalankan usaha kecil, usaha kecil menengah penyumbang kira-kira 60% dari pendapatan negara dan menyerap 97% dari tenaga kerja” ungkapnya.

Lebih lanjut Istofani Api Diany menjelaskan pentingnya UKM dipasarkan secara online agar mudah ditemukan, dipilih, dan dihubungkan oleh banyak orang.

Sementara Nurul Indarti menyampaikan bahwa inovasi sudah menjadi kewajiban bagi setiap individu karna sejak manusia lahir sampai sekarang merupakan bagian dari proses adaptasi terhadap alam, dan disitulah ada letak inovasi.
“Kegiatan sosial ibu-ibu di Indonesia sebenarnya kegiatan ekonomi, dan itu terjadi karna ada inovasi,” tuturnya.

Lebih lanjut Nurul Indarti menjelaskan pentingnya perusahaan melalukan inovasi agar dapat terus bertahan. Dimana salah satu peluang inovasi dalam berbisnis adalah produk berbasis konten lokal. “Kalau ingin berbisnis produk itu kalau bisa berbasis konten lokal sehingga punya daya beda,” paparnya.

Jalannya seminar juga diramaikan oleh sharing dan temu komunitas bersama Susi Ambarwati (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) D.I. Yogyakarta, Yustia Donna Sita (Jogja Muslimah Preneur), Dwi Karti Handayani (Asmamitra), dan Rahayu Dwi Astuti (Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta). (AR/RS)

Program penguatan karakter kewirausahaan mahasiswa UII yang dikelola oleh Inkubator Bisnis Mahasiswa (IBISMA) menambah capaian positif yang membanggakan. Sesuai dengan pengumuman dari Direktorat Sistem Inovasi dan Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi KEMENRISTEKDIKTI RI melalui SK No. 003/F1/PPK.2/Kp /III/2018 tertanggal 23 Maret 2018 lalu, IBISMA UII meloloskan 3 (tiga) tenant sebagai startup peraih dana Hibah Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) 2018 dengan total dana hibah lebih dari Rp 1,2 Milyar.

Direktur Direktorat Pembinaan Bakat/Minat dan Kesejahtaeraan (DPBMKM) yang juga sekaligus Direktur IBISMA UII, Beni Suranto, S.T., M.SoftEng. menjelaskan bahwa Program HIbah PPBT merupakan program seed funding yang diberikan kepada tenant perusahaan pemula berbasis teknologi melalui lembaga inkubator bisnis untuk menjalankan proses inkubasi terhadap perusahaan pemula/tenant sehingga siap untuk menjadi perusahaan pemula berbasis teknologi yang profitable dan sustainable.

Dijelaskan Beni Suranto, tenant yang diprioritaskan untuk mendapatkan pendanaan adalah tenant yang menjalankan usaha rintisan berbasis teknologi yang bergerak pada 8 (delapan) bidang fokus yaitu: pangan, kesehatan dan obat, energi, transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, pertahanan dan keamanan, bahan baku, serta material maju. Seleksi penerima Hibah PPBT dilakukan melalui tahap seleksi administrasi dan presentasi baik bagi inkubator maupun tenant. Selain itu juga dilakukan mekanisme fact finding dengan kunjungan langsung Tim PPBT dari KEMENRISTEKDIKTI ke inkubator.

Pada Program PPBT tahun 2017 yang lalu IBISMA meloloskan 1 (satu) tenant yaitu LESGOOD, sebuah aplikasi berbasis marketplace yang mempertemukan murid dengan mentor les privat di berbagai bidang. Untuk tahun 2018 ini, IBISMA meloloskan 3 (tiga) tenant yaitu ALGIST (produk alarm gas medis digital inovatif), GUDFRISCH (produk susu fermentasi berbasis teknologi mikroenkapsulasi menggunakan bahan baku lokal), dan DENITECH (produk mesin kemasan produk dengan bahan granul, cairan, dan berbagai jenis bahan lainnya).

Rininta Hanum, S.T., M.Eng. selaku Manajer Program IBISMA UII menambahkan bahwa Program Hibah PPBT 2018 dilaksanakan pada bulan April – November 2018. Selama periode pelaksanaan hibah, inkubator wajib menyediakan infrastruktur bisnis, melakukan pendampingan bisnis, dan mendukung akses jejaring dan kolaborasi bagi para tenant. Untuk tenant, kewajiban selama pelaksanaan hibah adalah menggunakan dana hibah untuk mengembangkan kapasitas bisnis dan meningkatkan kualitas komersialisasi inovasi teknologi sesuai produk masing-masing. Selain itu, tenant juga diwajibkan membuat laporan bulanan, laporan kemajuan, dan laporan akhir.

Meningkatnya capaian IBISMA UII dalam program PPBT diharapkan dapat semakin meningkatkan motivasi bagi para mahasiswa untuk terus mengembangkan potensi kewirausahaan. Hal itu sangat penting mengingat saat ini Pemerintah melalui berbagai program dan skema mendorong tumbuhnya para entrepreneur unggul yang mampu merespon berbagai tantangan di era disrupsi yang sangat kompetitif ini.

Memantapkan langkahnya sebagai entrepreneurial university, Universitas Islam Indonesia (UII) meresmikan Training Center Kantor Aliansi Universitas dan Industri (KAUNI) pada Jumat (18/5), di Gedung Unishop (Bookstore), Kampus UII Terpadu, Jl. Kaliurang Km. 14,5 Sleman.

Training Center KAUNI UII merupakan salah satu unit yang ditujukan untuk memberikan layanan pelatihan ke eksternal sekaligus diharapkan perannya ke depan menjadi pusat yang bersifat tidak hanya sebagai fasilisator, tetapi juga menjadi inisiator dan integrator dalam pelayanan dengan bentuk pelatihan.

Dalam peresmian ini, turut hadir Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum., Ph.D., Rektor UII Terpilih periode 2018-2022, Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D., Kepala KAUNI UII, Dr. Ir. Sugini, MT., IAI., serta para Dekan dan Ketua Program studi di Lingkungan UII.

Disampaikan Dr. Sugini, KAUNI UII mengawali training center dengan modelling paket training yang potensial bersama Program Studi Teknik Mesin, Teknik Industri dan D3 Kimia Analisis. “Uji coba sudah dilakukan, contohnya seperti kegiatan training TOT TRIZ untuk internal dan juga layanan ke luar bersama Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP),” jelasnya

“KAUNI UII telah mempersiapkan web Training Center sebagai salah satu bagian dalam pengembangan jangkauan layanan yang lebih luas lagi,” Dr. Sugini menambahkan.

Sementara disampaikan Nandang Sutrisno Ph.D., peresmian KAUNI UII merupakan salah satu upaya UII mencapai visi keunggulan. “Selain sebagai salah satu fasilitas, KAUNI UII juga sangat relevan dengan upaya mecapai keunggulan visi UII. Oleh karenanya diharapkan KAUNI UII dapat bermanfaat secara luas kedepannya,” ungkapnya.

Acara peresmian Training Center KAUNI UII ditutup dengan pemotongan rangkaian bunga oleh Nandang Sutrisno Ph.D. dilanjutkan dengan kunjungan ke Training Center Kauni UII. Training Center KAUNI UII sendiri mempunyai tiga ruangan untuk pelatihan yang diselenggarakan. (NI/RS)

Perkembangan di bidang event memunculkan banyak permasalahan yang tak jarang mengganggu persiapan bahkan pelaksanaan event. Ramein.id bekerja sama dengan Inkubator Bisnis Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) menggelar workshop bertajuk “How To Organize A Successful Event & Get Sponsorship with Ramein” di Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir UII (15/3).

Seminar kali ini dipandu oleh Rizal Kasim (CEO Cara Production) dengan pembicara Arief Bar (Founder EO Community Indonesia & Director of Mitra Event Persada), Daes Luriatmoko (Pimpinan Bidang Pemasaran Bisnis BNI Yogyakarta) serta Agil Ramadhan (CEO Ramein.id)

Rizal Kasim mengemukakan banyak sekali event – event yang sebenarnya menarik dan bagus di kalangan mahasiswa. Namun dalam persiapannya dan pelaksanaanya masih terdapat banyak kekurangan sehingga sulit dalam mendapatkan dukungan. “Secara konsep acara, pertanggungjawaban sukses atau tidaknya event itu sulit diukur, sehingga sponsorship juga ragu untuk ambil bagian dalam event,” ungkapnya.

Untuk menarik sponsorship agar tertarik bergabung dalam event perlu dipersiapkan hal – hal teknis dalam pelaksanaan sebuah event. Seperti yang dikatakan Arief Bar, Ia menekankan untuk tidak sembarangan dalam membuat sebuah event agar dapat dengan mudah memperoleh sponsor. “Tata letak event, sasaran event, talent yang akan ambil bagian dan bahkan nama event juga akan berpengaruh pada minat perusahaan ataupun investor untuk ambil bagian dalam event. Jadi perlu dipersiapkan hal – hal seperti ini,” tambahnya.

Senada dengan Arief Bar, Daes Luriatmoko mengatakan bahwa perusahaan atau investor akan ambil bagian pada suatu event melihat dampak yang akan didapatkan perusahaan ke depan. “Perusahaan biasanya akan memperhatikan impact dari event. Soft Impact atau Hard Impact yang akan didapat perusahaan,” ungkap Daes Luriatmoko.

Daes Luriatmoko menambahkan perusahaan cenderung lebih mencari Hard Impact daripada Soft Impact. Hal ini dikarenakan perusahaan lebih memilih ikut ambil bagian dalam event yang memang bisa menambah nilai dari perusahaan itu sendiri bukan hanya sekedar mencantumkan logo atau penyebutan nama perusahaan saja.

Pada seminar ini juga diadakan grand launching aplikasi Ramein.id oleh Agil Ramadhan mahasiswa Program Studi Akuntansi UII angkatan 2014 selaku CEO Ramein.id. Aplikasi ini merupakan salah satu start up digital yang sebelumnya bergabung dalam IBISMA UII guna pematangan konsep dan pendanaan. “Alhamdulillah semoga ke depan aplikasi ini dapat membantu pelaku bisnis dibidang event dalam pendistribusian tiket,” ungkap Agil. (ENI/RS)

Tidak dapat dipungkiri ASEAN Economic Community (AEC) 2015 telah berdampak pada terciptanya sebuah  kawasan terbuka dalam bidang perdagangan barang, jasa hingga tenaga kerja. Kesepakatan AEC 2015 diarahkan pada peningkatan integrasi ekonomi kawasan Asia yang implementasinya diharapkan dapat mendukung integritas ekonomi negara-negara yang ada didalamnya.

Indonesia sebagai salah satu negara yang terlibat dalam kesepakatan AEC tentu memiliki tanggung jawab dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang berintegritas dan profesional. Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang ada di negara ini, UII berupaya turut memberikan kontribusinya sebagaimana tergambar pada penyelenggaraan acara Sarahsehan Forum Lembaga Sertifikasi Profesi Se-DIY, Senin (6/11), di Gedung Rektorat UII. Tampak hadir Ketua Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) DIY, Drs Djoko Purwanto dan Ketua Forum Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) SMK se-DIY, Muhammad Sofian.

Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., M.Hum., LLM., Ph.D., menyampaikan bahwa UII sebagai penyelenggara pendidikan tinggi akan terus berupaya menghasilkan  tenaga ahli yang memiliki berbagai kompetensi yang diakui secara internasional.  Menurutnya akademisi dituntut memiliki sertifikasi di berbagai bidang riset. ”Diharapkan akademisi UII tidak hanya dapat membimbing di ruang kelas tetapi juga dapat melakukan pembaharuan-pembaharuan berbagai riset dalam pengembangan keilmuannya,” tambahnya.

Direktur Lembaga Sertifikasi UII, Thorikul Huda, M.Sc., menyampaikan, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UII sebagai LSP Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan telah resmi memiliki nomor lisensi BNSP-LSP-297-ID pada April 2016 melalui Keputusan Ketua BNSP Nomor 0368 Tahun 2016. Lisensi yang diperoleh ini memberikan kewenangan bagi LSP UII untuk melakukan uji kompetensi dan mengeluarkan sertifikat kompetensi bagi seluruh mahasiswa UII pada ruang lingkup skema yang telah diajukan.

Sertifikat lisensi ini seperti disampaikan Thorikul Huda, menunjukkan bahwa LSP UII telah konsisten memelihara kompetensi sesuai dengan Pedoman BNSP Nomor 201 dan 202 yang mengacu pada ISO/IEC 17024 Conformity assessment – General requirements for bodies operating certification of persons.

“Dengan adanya LSP ini para dosen yang telah mendapatkan sertifikat sebagai asesor kompetensi dan para dosen diberbagai bidang studi lainnya diharapkan dapat mengembangkan uji kompetensi untuk para mahasiswa di setiap fakultas maupun Prodi yang ada di UII,” ujar Thorikul Huda.
Dengan adanya forum diskusi ini diharapkan setiap perguruan tinggi maupun sekolah menengah kejuruan yang ada di DIY dapat saling bekerjasa sama demi mewujudkan infrastuktur kompetensi sumber daya manusia khususnya di DIY. (BA/RS)