Tag Archive for: #ibismastartup

Webinar Day 1

Akselerasi Hilirisasi Inovasi dan Hasil Riset

Growth Festival 2021 merupakan kegiatan yang diselenggaran oleh Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh (Growth Hub UII) dan Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI). Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari program Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII). Kegiatan bertajuk “Scaling Deep to Scaling Up” ini akan diselenggarakan selama lima hari secara daring. Agenda hari pertama pada Selasa (12/10) meliputi pembukaan acara dan webinar.

Prof. Fathul Wahid

Sesi pemaparan materi dipandu oleh Direktur Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh UII, Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. Pemaparan pertama disampaikan Prof. Fathul Wahid dengan mengangkat tema Entrepreneurial University untuk Akselerasi dan Hilirisasi Inovasi. Prof. Fathul Wahid mengajak para peserta untuk berdiskusi mengenai dua hal, yaitu perspektif entrepreneurial university dan tawaran model.

“Sebagian besar eksekutif dan manajer tahu bagaimana berpikir deduktif. Artinya, mereka pandai mendefinisikan masalah kemudian mencari dan mengevaluasi berbagai solusi, tetapi menerapkan teknologi informasi untuk bisnis reengineering itu menuntut pemikiran induktif. Kemampuan untuk mengenali masalah dan mencari solusi yang bahkan mungkin perusahaan tidak mengetahui bahwa mereka memiliki masalah tersebut,” jelasnya.

Menurut Prof. Fathul Wahid, entrepreneurial university tidak melulu tentang mendirikan usaha, tetapi ada aspek lain yang saling terkait. Prof. Fathul Wahid juga mendiskusikan tentang motivasi dan tujuan membangun entrepreneurial university, siapa yang seharusnnya entrepreneurial, bagaimana strategi implementasi, dan bagaimana cara mengatasi kemungkinan konflik/variasi misi.

Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng.

Materi kedua disampaikan oleh Plt Kepala Pusat Riset Metalurgi & Material Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng. dengan tema Strategi Scale Up Hilirisasi Hasil Riset. Dalam pemaparannya disampaikan mengenai inovasi & tantangan komersialisasi hasil litbang, strategi bisnis berbasis hasil litbang, praktek dan model alih teknologi hasil litbang LIPI, dan peranan startup dalam “The Valley of Death” & Nanotechnology Group Activities.

Prof. Nurul Taufiqu Rochman mengemukakan bahwa inovasi merupakan serangkaian proses mulai dari identifikasi permasalahan dalam kehidupan melalui penelitian dan pengembangan (litbang) hingga menyelesaikan masalah tersebut melalui penciptaan baik itu produk ataupun layanan jasa yang memiliki nilai kebaruan dan ekonomis sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia.

“Prototipe hasil litbang harus dipatenkan dengan alasan untuk perlindungan atas hasil penelitian yang baru dan bermanfaat, mengukuhkan kepemilikan negara dan pengakuan terhadap peneliti, saluran pengetahuan yang bebas akses bagi politik, menjadi indikator luaran lembaga litbang di dunia, mosaik rekam jejak hasil kerja peneliti, dan perlindungan dalam persaingan di dunia usaha,” jelasnya.

Prof. Nurul Taufiqu Rochman mengatakan bahwa tidak mudah untuk membawa hasil riset LIPI kepada masyarakat & industri. “Tantangan yang dihadapi, yaitu mekanisme alih teknologi belum banyak diketahui, para peneliti tidak memiliki jiwa technopreneur, regulasi dan kebijakan yang belum mendukung, dan belum ada pedoman dan mentor yang mumpuni,” jelasnya.

Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia (Growth Hub UII) bersama Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI) UII menyelenggarakan Kegiatan Growth Festival 2021. Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari program Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII). Selama ini, UII telah melakukan berbagai program kegiatan pengembangan kewirausahaan dan membangun ekosistem inovasi & kewirausahaan.

Scaling Deep to Scaling Up merupakan tema yang diangkat dalam kegiatan yang akan digelar beberapa hari kedepan ini. Peserta kegiatan Growth Fest UII 2021 antara lain sivitas akademika UII (Dosen, Peneliti, Mahasiswa), pelaku bisnis (UMKM & Startup), komunitas bisnis & alumni, pemerintah, media serta masyarakat umum.

Sambutan

Kegiatan Pengembangan Kewirausahaan

Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D.

Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Rektor UII dalam sambutannya mengemukakan alasan UII mengembangkan kewirausahaan. Pertama, untuk meningkatkan relevansi atas kehadiran UII di tengah bangsa Indonesia bersama dengan masyarakat, berharap hal ini bisa menghadirkan banyak manfaat dan ujungnya adalah membuat dampak di tengah masyarakat. Kedua, dengan semangat entrepreneurial harapannya bisa menjamin keberlangsungan, sehingga manfaat dan dampak yang didapatkan dapat berumur panjang. “Pendekatan yang kami lakukan adalah melakukan akselerasi. Kita sudah lama berdiskusi dan nampaknya lingkungan menuntut kita untuk mempercepat proses-prosesnya,” ujarnya. UII sadar, supaya hal itu bisa berjalan dengan baik maka kolaborasi dengan berbagai pihak harus dikembangkan. “Kami berharap dengan kolaborasi yang kuat dan saling menguntungkan ini akan mempererat hubungan yang ada. Hal itu akan mempercepat ikhtiar baik yang sudah dimulai bersama-sama,” harapnya.

Pembukaan

KGPAA Paku Alam X

KGPAA Paku Alam X mewakili Gubernur DIY secara resmi membuka penyelenggaraan Growth Festival 2021. Membacakan sambutan Gubernur DIY, disampaikan KGPAA Paku Alam X bekal kewirausahaan sangat penting bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebagai entrepreneur masa depan. “Saya mengapresiasi upaya UII yang berkomitmen untuk aktif mendorong inovasi dan pembinaan serta pengembangan kewirausahaan untuk mahasiswa melalui Growth Festival 2021,” tuturnya.

Kondisi saat ini, sebagaimana disampaikan KGPAA Paku Alam X, lapangan usaha juga mengalami kontraksi sehingga perlu diciptakan Innovation Capacity (I-Cap) dan Entrepreneurship Capacity (E-Cap) di setiap lembaga pendidikan tinggi. Perguruan tinggi menjadi salah satu mata air bagi kemajuan industri, usaha, dan kemajuan bangsa. “Semangat ini yang harus terus kita tingkatkan. Pemerintah Daerah DIY selalu mendukung langkah dan upaya mengembangkan kewirausahaan dengan kolaborasi dengan perguruan tinggi,” lanjut KGPAA Paku Alam X.

KGPAA Paku Alam X berharap Kegiatan Growth Fest UII 2021 mampu menjadi upaya sinergitas antara UII dengan pemerintah serta stakeholder dalam upaya membangun ekosistem inovasi dan kewirausahaan regional, di lingkungan DIY khususnya.

Keynote Speech

Destri Anna Sari, S.H

Destri Anna Sari, S.H. Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kementerian Koperasi dan UKM RI menyampaikan materi keynote speech Menteri Koperasi dan UKM RI. Dalam materinya mengemukakan bahwa pada masa pandemi sekarang ini, UMKM sangat terdampak, padahal UMKM merupakan tulang punggung dalam perekonomian negara. Dimana 65,4 juta UMKM menyerap 119 juta tenaga kerja dan 61% PDB nasional.

Disampaikan Destri Anna Sari, rasio kewirausahaan Indonesia baru sekitar 3,47%, dan ini cukup rendah dibanding Singapura yang mencapai 8,76%, Thailand mencapai 4,26% serta Malaysia mencapai 4,74%. Karenanya pendidikan dan pengenalan kewirausahaan harus dilakukan sejak dini. Sebanyak 82,55% UMKM belum memiliki kualitas kewirausahaan. “Kami memiliki target rasio kewirusahaan akan naik sebesar 3,55% pada akhir tahun ini dan mencapai 4% di tahun 2024, dengan pencapaian target dilakukan melalui penciptaan wirausaha muda yang inovatif, berkelanjutan dan menciptakan lapangan pekerjaan,” paparnya.

Lebih lanjut disampaikan, Kementerian Koperasi dan UKM telah menyiapkan program-program untuk pengembangan dan peningkatan kewirausahaan, seperti pengembangan ekosistem bisnis, konsultasi bisnis dan pendampingan, pengembangan teknologi informasi dan inkubasi usaha, pembiayaan wirausaha, serta pemetaan data, analisis dan pengkajian. “Tahun ini IBISMA UII menjadi salah satu penerima program tersebut,” tuturnya.

Destri Anna Sari juga menjelaskan bahwa saat ini Kementerian Koperasi dan UKM juga tengah mendorong digitalisasi dan pembiayaan agar berperan lebih strategis lagi dalam perekonomian nasional. Perguruan tinggi berperan penting dalam memajukan perekonomian rakyat, setidaknya dengan mendorong spin-off kewirausahaan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurutnya hal ini menjadi PR besar yang tentunya tidak dapat dilakukan sendiri, butuh kolaborasi multipihak, khususnya terkait penciptaan wirausaha-wirausaha muda. “Mari terus kita perkuat semangat kolaborasi dalam mengarusutamakan peran UMKM dalam perekonomian nasional,” pesan Destri Anna Sari.

Apa itu Growth Festival UII?

Kegiatan Growth Festival UII 2021 merupakan penyelenggaraan bersama Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh (Growth Hub UII) dan Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI). Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari program Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII). Selama ini, UII telah melakukan berbagai program kegiatan pengembangan kewirausahaan dan membangun ekosistem inovasi & kewirausahaan. Salah satu cara untuk mendorong hal tersebut, IBISMA UII melaksanakan kegiatan puncak tahunan, yaitu Growth Festival.

Pengembangan kewirausahaan di UII juga selalu mendapatkan dukungan global dari negara-negara Uni Eropa. Setelah program Erasmus+ Gita (University of Gloucestershire – Inggris; University of Innsbruck – Austria; Technology University of Dublin – Irlandia; Fachhochschule des Mittelstands University – Jerman) berakhir dan melembaga menjadi konsorsium universitas GITA – Akselwira (Asosiasi Akselerator Kewirausahaan Indonesia), dukungan EU terus berlanjut dalam kegiatan Erasmus ANGEL bersama 11 universitas di ASEAN dan 4 dari EU dengan fokus penguatan jejaring global untuk Green Entrepreneurship and Leadership.

Growth Festival diharapkan dapat menjadi upaya yang sinergis antara UII dengan semua pemangku kepentingan (Penta-Helix) dalam upaya membangun ekosistem inovasi dan kewirausahaan di regional DIY dan Jawa Tengah maupun Nasional sesuai dengan visi, misi, dan tujuan strategis dari IBISMA UII. Peserta dari kegiatan dalam program Growth Fest 2021 ini adalah Civitas Akademika UII (Dosen, Peneliti, Mahasiswa), Pelaku Bisnis (UMKM & Startup), Komunitas Bisnis & Alumni, Pemerintah, Media serta Masyarakat Umum.

Info Kegiatan

Tema yang diusung kali ini adalah “Scaling Deep to Scaling Up” akan diselenggarakan selama lima hari. Hari pertama dilaksanakan pada Selasa, 12 Oktober 2021 yang dibuka oleh Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Rektor UII dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Kemudian, keynote speech mengenai kebijakan pengembangan kewirausahaan nasional berbasis inovasi teknologi akan disampaikan oleh Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki. Selanjutnya, Dr. Arif Wismadi sebagai moderator webinar dari dua narasumber, yaitu Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dengan tema entrepreneurial university untuk akselerasi dan hilirisasi inovasi dan materi strategi scale up hilirisasi hasil riset yang disampaikan oleh Plt Kepala Pusat Riset Metalurgi & Material Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng.

Kamis, 21 Oktober 2021 akan dihadiri oleh Gusti Kanjeng Ratu Hayu, Penghageng Tepas Tandhayekti Keraton Yogyakarta yang mengisi webinar dengan tema Youth Leadership. Selain itu, Danu Sofwan akan membahas tentang Food and Baverage Hack dan Widya Startup Jogja juga menjadi pengisi kegiatan ini dengan tema Growth Mindset for Young Startup Founders. Hari keempat dilaksanakan pada Rabu, 27 Oktober 2021 yang diisi oleh, dan PT. Bhinneka Mentari Dimensi akan mengisi webinar tentang Business Development Strategies for C2C Players.

Penutupan Growth Festival 2021 pada Kamis, 28 Oktober 2021 akan dihadiri oleh Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan untuk menyampaikan sambutannya. Kemudian, keynote speech bertema Desain Pembelajaran Lintas Prodi akan disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. Selanjutnya, webinar yang akan diisi oleh Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc., dengan tema Capstone Entrepeneurship untuk Optimalisasi Kompetensi Mahasiswa dan Luaran Inovasi. Akhir acara akan diisi talkshow oleh Firdaus, S.T., M.T., Ph.D., dan Hasyim Abdullah selaku CEO Startup ALGIST-Alarm Gas Medis yang membicarakan tentang Medical-Tech Capstone Entrepreneurship Insight.

Kunjungi website Growth Festival 2021 untuk informasi kegiatan dan pendaftaran disini.

Sehubungan dengan hibah yang diterima oleh Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) pada Program Fasilitasi “Sinergi Kemitraan dengan Dunia Pendidikan” yang diberikan oleh Deputi Bidang Kewirausahaan, Kementerian Koperasi & Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, UII mengadakan kegiatan Business MatchingMatchmaking pada Kamis (30/9). Business Matching dan Matchmaking adalah sebuah pertemuan bisnis yang terjadwal antara pelaku bisnis dengan calon mitra supplier, calon mitra distribusi, calon mitra pendanaan termasuk calon mitra investor. Pertemuan ini bersifat B2B dan terjadi antara dua pihak dengan latar belakang industri bisnis yang match atau sama.

Peserta dari kegiatan dalam program ini adalah startup binaan IBISMA UII yang mengikuti Program ASDEP Pengembangan Ekosistem Bisnis dengan Dunia Pendidikan, Sinergi Kementerian Koperasi dan UKM RI.

Pembukaan dan Sambutan Acara Business Matching & Matchmaking

Direktur Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia (UII), Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. dalam sambutannya mengatakan bahwa program ini mendapat dukungan penuh dari ASDEP Pengembangan Ekosistem Bisnis dengan Dunia Pendidikan, Sinergi Kementerian Koperasi dan UKM RI. “Hal ini sangat selaras dengan upaya UII untuk bertransformasi menuju entrepreneurial university,” ujarnya. UII sangat mengedepankan adanya kolaborasi antara universitas dengan dunia industri dan pemerintah untuk menciptakan usaha dan perusahaan baru dengan membekali mahasiswa, alumni, dan masyarakat dengan peningkatan kemampuan wirausaha.

“Kegiatan hari ini merupakan salah satu langkah penting untuk memberikan kesempatan kepada para tenant dalam menawarkan inovasinya serta berinteraksi dengan investor. Rangkaian acara ini akan sangat bermanfaat untuk startup maupun teman-teman yang ingin belajar berwirausaha dengan sangat serius,” lanjutnya. Semoga dalam kegiatan ini kita semakin dilapangkan dada untuk melihat nilai baik tiap inovasi yang dibawakan pada proses pitching, sehingga setiap komunikasi antara investor dan tenant akan dimudahkan. Ia juga berharap bahwa nanti akan dihasilkan sinergi yang baik dari inventor dan investor.

Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc.

Sekretaris Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop, Drs. Talkah Badrus mengatakan bahwa beberapa waktu lalu acara kolaborasi antara Kementerian Koperasi dan UKM RI bersama IBISMA UII sudah berjalan dengan baik. “Mudah-mudahan hari ini bisa mempertemukan calon investor dengan tenant-tenant dan bisa menjalin kerja sama dan mendapatkan hasil yang bermanfaat dalam pengembangan kewirauhaan,” ujarnya. Menurutnya peran dari inkubator, pendamping, maupun mentor itu sangat dibutuhkan untuk UMKM bertransformasi.

Drs. Talkah Badrus

Pengenalan Program Mitra Undangan

Selanjutnya merupakan sesi pengenalan program dari para mitra undangan kepada para tenant. Mitra undangan mengenalkan programnya secara bergantian. Beberapa mitra undangan tersebut, yakni:

  • Bhinneka Mentari Dimensi
  • Bank BPD DIY Syariah
  • HIPMI DIY
  • Dinas Penanaman Modal dan Perizinan DIY
  • Block 71 Yogyakarta
Business Matching & Matchmaking

Mitra: HIPMI DIY

Pitching Startup

Kemudian dilanjutkan dengan sesi pitching yang dilakukan oleh para startup binaan IBISMA UII. Setelah melakukan pitching, maka para mitra undangan dipersilahkan untuk melakukan diskusi lebih lanjut kepada para tenant di masing-masing breakout room.

  • Rendang Tuna bin Sangkut
  • Murni Organik
  • Suai.Original
  • Minionbike Indonesia
  • Masukkerja
  • Elcreativeon
  • Zakea Indonesia
  • Eldey
  • Codakarta
  • Kira Indonesia
  • Handcy
Business Matching & Matchmaking

Pitching: Murni Organik

Saat ini, Perguruan Tinggi dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa melalui inovasi. Salah satu cara untuk mendorong inovasi, IBISMA UII melaksanakan kegiatan akbar tahunan, yaitu Growth Festival dan Business Matching. Melalui kegiatan Growth Festival dan Business Matching ini IBISMA UII melaksanakan berbagai program dan kegiatan terkait pengembangan inovasi, kewirausahaan serta upaya dalam membangun ekosistem inovasi dan kewirausahaan bersama dengan seluruh stakeholder Penta-Helix terkait. Sehingga dengan diselenggarakannya salah satu program IBISMA UII yaitu Growth Festival diharapkan dapat menjadi upaya yang sinergis antara Universitas Islam Indonesia dengan semua pemangku kepentingan (Penta-Helix) dalam upaya membangun ekosistem inovasi dan kewirausahaan di regional DIY dan Jawa Tengah maupun Nasional sesuai dengan visi, misi, dan tujuan strategis dari Inkubator Bisnis & Teknologi IBISMA UII.

Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Working Group Meeting (WGM) Akselerator Kewirausahaan Indonesia (Akselwira) 2021 pada Selasa (7/9) secara daring. Akselwira merupakan sebuah asosiasi nasional yang diinisiasi oleh Konsorsium GITA (Growing Indonesia: A Triangular Approach) dalam upaya pengembangan kewirausahaan dengan mengoptimalisasi fungsi 7 buah Growth Hub di Indonesia sebagai langkah awal. Acara ini dihadiri oleh perwakilan Universitas Islam Indonesia, Universitas Negeri Semarang, Universitas Padjajaran, President University, STIE Malang Kucecwara, Universitas Brawijaya, Universitas Ahmad Dahlan, University of Gloucestershire, dan beberapa partner lainnya.

UII Tuan Rumah Diskusi Akselwira

Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc.

Sambutan

Direktur Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia (UII) Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. sebagai Ketua Asosiasi Akselerator Kewirausahaan Indonesia (Akselwira) dalam sambutannya menyampaikan bahwa akan ada pertemuan lain dalam tiga bulan ke depan untuk benar-benar membahas perencanaan program. Saat ini kita akan menyampaikan atau memberikan kebijakan baru untuk rencana Akselwira kedepannya. Ia juga mengemukakan harapannya “mudah-mudahan pertemuan selanjutnya berjalan dan kita dapat terus berkembang”. Ia juga sangat senang karena akhirnya bisa mengadakan pertemuan pertama pada periode pertama Akselwira. “Mudah-mudahan kita memiliki fondasi yang sangat kuat untuk bekerja sama sampai setiap institusi di Indonesia bisa bersama-sama menjadi bagian dari Akselwira,” lanjutnya.

UII Tuan Rumah Diskusi Akselwira

Wiryono Raharjo, PhD

Kemudian, Wiryono Raharjo, PhD selaku Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan juga menyampaikan harapannya untuk pertemuan hari ini akan menjadi komitmen baru bagi Akselwira untuk mempromosikan konsep GITA ke lembaga pendidikan tinggi lainnya. Sehingga Akselwira dapat tumbuh lebih besar dan dampaknya dapat membantu lembaga pendidikan tinggi lainnya dan memperkuat kolaborasi bisnis antar Universitas untuk mempercepat komersialisasi penemuan dan inovasi. “Mudah-mudahan output dari pertemuan hari ini akan membantu kita mendirikan fondasi untuk kolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian dan Teknologi,” ujarnya. Rasa terima kasih juga ia sampaikan kepada rekan-rekan dari Eropa maupun Indonesia yang mewakili konsorsium. “Jika Anda ingin pergi cepat, pergilah sendirian. Jika Anda ingin pergi jauh, pergilah bersama-sama. Saya berharap kolaborasi ini bisa bertahan lama karena kita ingin melangkah jauh ke depan,” tuturnya.

Amarria Dila Sari, ST., M.Sc.

Working Group Meeting (WGM)

Selanjutnya, Amarria Dila Sari, ST., M.Sc. selaku Kepala Divisi Pengembangan Kewirausahaan/IBISMA memandu sesi Working Group Meeting (WGM). Diskusi dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok satu dipimpin Rendika oleh Nugraha, MBA. yang membahas mengenai “Networking International Collaboration and Lobbying”. Lalu, kelompok dua dipimpin oleh Ir. Dwi Nita Aryani, MM., Ph.D. yang membahas tentang “Education, Research, and Community Services”. Kemudian, kelompok tiga membahas mengenai “Business Established Development” yang dipimpin oleh Dr. Riduwan, S.E., M.Ag. Terakhir, kelompok empat membahas tentang “Legal and Collaborative Initiative” dipimpin oleh Dr. Ir. Setyono Yudo Tyasmoro, M.S. Peserta bebas memilih untuk berdiskusi dengan kelompok yang mana pun melalui breakout room yang sudah disediakan. Setelah itu, sesi terakhir adalah presentasi terkait hasil diskusi masing-masing kelompok.

Sumber: https://www.uii.ac.id/uii-tuan-rumah-diskusi-akselwira/

Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) berkolaborasi dengan Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia dalam Program Fasilitasi Sinergi Kemitraan dengan Dunia Pendidikan pada Jumat (20/8).

Sinergi IBISMA dan Kemenkop

Direktur Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia (UII) Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc.  dalam sambutan mengemukakan harapannya agar selalu lebih banyak lagi yang bisa dilakukan bersama. “Urusan di dalam, kami menyiapkan ekosistem untuk inkubasi. Tetapi ketika kita masuk ke sistem ekosistem bisnis yang lebih luas maka akan banyak bekerja sama dengan Dinas, LSM, dan lain-lain,” ujarnya.

Sinergi IBISMA dan Kemenkop

Sekretaris Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop, Drs. Talkah Badrus, M.M. menyampaikan harapan dari Pemerintah bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan para wirausaha dan UMKM yang produktif dan inovatif. Hal tersebut juga bermaksud agar wirausaha dan UMKM menjadi tangguh dengan berbasis ilmu dan teknologi. “Terkait dengan pengembangan kewirausahaan ini maka kita membangun ekosistem. Di mana perpaduan kolaborasi antara Pemerintah Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia dengan perguruan tinggi dan dunia usaha menjadi satu sistem,” tuturnya. Ia juga mengatakan bahwa program ini akan menghadirkan para wirausaha dan UMKM yang sudah memiliki ide bisnis. Kemudian, inkubator akan melakukan pendampingan agar mereka tidak kesulitan dalam menjalani usaha dan mengahadapi masalah yang ada.

Selanjutnya, Amarria Dila Sari, ST., M.Sc. selaku Kepala Divisi Pengembangan Kewirausahaan/IBISMA menyampaikan kegiatan yang akan ada di dalam Program Fasilitasi Sinergi Kemitraan dengan Dunia Pendidikan ini. Pendampingan ini dilakukan bersama beberapa mentor secara intens. Program ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu dua bulan dengan beberapa agenda kegiatan.

Agenda kegiatan

  • Business Mindset pada 20 Agustus 2021
  • Pengembangan Bisnis pada 21 Agustus 2021
  • Standarisasi dan Sertifikasi Produk pada 21 Agustus 2021
  • Riset Pasar dan Promosi Produk Usaha pada 23 Agsutus 2021
  • Pengembangan Teknologi dan Proses Produksi pada 23 Agustus 2021
  • Pembuatan Business Plan pada 24 Agustus 2021
  • Manajemen Keuangan dan Pajak pada 24 agustus 2021
  • Branding dan Digital Marketing pada 25 Agustus 2021
  • Pengurusan Legalitas Usaha dan HKI pada 27 Agustus 2021

Tenant-tenant yang mengikuti Program Sinergi Dudi selama dua bulan bersama Kemenkop.

  • ElcretiveOn
  • Codakarta
  • Masukkerja
  • Zakea Indonesia
  • Eldey
  • Suai.Original
  • Rendang Tuna bin Sangkut
  • Sabila Craft
  • Air Purifer
  • Minionbike Indonesia
  • Murni Organik

Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama (IBISMA) menyelenggarakan IBISMA Growth Academy (IGA) 2021 dengan tema “Testing Business Ideas” pada Jumat (6/8) bersama tenant IBISMA UBIC 7.0. Materi kali ini disampaikan oleh Bagus Panuntun, S.E., MBA., CWM, CFP, CSA, CBC. selaku Deputi Direktur Inkubator Bisnis dan Teknologi IBISMA.

Testing Business Ideas

Pemateri: Bagus Panuntun

Apa itu team design validations?

Pembahasan pertama adalah tentang team design validations. “Saya yakin teman-teman inkubasi dan pra-inkubasi sudah pernah membuat VPC dan BMC. Tahapan lanjutan dari VPC dan BMC adalah validasi atau menguji ide bisnis. Sebelum menguji pastikan teman-teman sudah memiliki tim,” ujarnya.

Pada dasarnya startup itu harus mempersiapkan progress plan. Hal ini harus ada setelah menyelesaikan BMC, artinya sudah mengetahui milestones yang diinginkan itu seperti apa. Milestones tersebut dapat membantu melihat perjalanan bisnis. Menurut Bagus, problem dari entrepreneurs dan innovators itu mengeksekusi idenya secara prematur. Pentingnya proses validasi bisnis ini berguna untuk memastikan bahwa perencanaan bisnis tidak terlalu berhalusinasi. “Bicara validasi, sebenarnya tujuannya adalah untuk mengurangi potensi risiko ketidakpastian,” tuturnya.

Tahapan ide, BMC, dan VPC itu masih termasuk ditahap business design. Kemudian tahapan selanjutnya adalah test. Pada tahapan ini dilakukan pengujian asumsi yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya, dieksperimen, dan dipelajari hasilnya. “Selanjutnya dapat menentukan decide, apakah pivot, lanjut, atau mundur dari bisnis,” lanjutnya.

Untuk menguji ide bisnis dapat dipecahkan menjadi bagian yang lebih kecil dari hipotesis yang dapat diuji mencakup tiga risiko. Risiko tersebut adalah desirability risk, feasibility risk, dan viability risk.

Bagaimana cara melakukan team design validations?

Proses validasi pertama adalah team design. Startup yang bagus tergantung dengan orang yang ada didalamnya. Hal ini adalah modal terbesar dalam sebuah startup. Pastikan di dalam tim bisnis memiliki team skillsets minimal kemampuan design, product, dan engineering. “Baiknya dalam satu tim itu bersifat heterogen bukan homogen supaya ada pertimbangan yang diproses,” ujarnya.

Pentingnya CEO untuk menanamkan team behavior. CEO harus menanamkan enam behaviors di dalam timnya. Enam perilaku tim yang sukses adalah data influenced, experiment driven, customer centric, entrepreneurial, iteratve approach, dan question assumptions.

Perjalanan bisnis dapat dimulai tanpa tim, tetapi ketika eksperimen menjadi lebih rumit dari waktu ke waktu, kemungkinan bisnis akan membentuk tim. Berharap untuk tumbuh dan mengembangkan konfigurasi tim dari waktu ke waktu, menemukan produk atau pasar yang cocok, membangun cara dan skala yang benar. Startup juga harus memperhatikan team environment. Tim membutuhkan dedicated, funded, dan autonomous.

Tim sering kekurangan tujuan bersama, konteks, dan bahasa ketika sedang dibentuk. Ini bisa menghancurkan di kemudian hari, jika tidak diselesaikan selama pembentukan tim dan kickoff. Peta penyelarasan tim adalah alat visual yang memungkinkan peserta untuk mempersiapkan tindakan, seperti mengadakan pertemuan yang lebih produktif dan menyusun konten percakapan mereka. Ini dapat membantu tim memiliki kickoffs yang lebih produktif, dengan keterlibatan yang lebih baik dan peningkatan kesuksesan bisnis.

Apa saja basic steps of testing?

Pembahasan kedua adalah basic steps of testing. “Ini baru memasuki materi teknis. Kalau misalnya teman-teman sudah memiliki anggota tim yang solid dan siap untuk berjalan, selanjutnya mari kita uji di pengujian bisnis,” ujarnya.

  • Test Hipotesa

Bagus mengemukakan bahwa startup perlu menguji market risk, insfrastructure risk, dan financial risk. Basic steps pertama adalah test hipotesa. Hipotesis adalah instrumen yang digunakan untuk memberikan atau membantah asumsi. Test hipotesa memiliki tiga steps, yaitu identify, prioritize, dan risklest.

  • Experiment

Kemudian basic steps yang kedua adalah experiment. Eksperimen adalah sarana untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian dari ide bisnis. “Pada tahap ini teman-teman menyampaikan hasil hipotesa kepada konsumen dengan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif,” jelasnya. Buat beberapa eksperimen untuk hipotesis. Startup belum bekerja dengan tim yang hanya menciptakan satu percobaan, memiliki terobosan besar, dan kemudian melanjutkan untuk menciptakan bisnis bernilai miliaran. Pada kenyataannya, dibutuhkan serangkaian eksperimen untuk menghasilkan kemungkinan dari bisnis yang sukses. Gunakan test card dan pustaka percobaan untuk membuat eksperimen yang terbentuk dengan baik untuk menguji hipotesis sebelumnya.

  • Learn

Basic steps ketiga adalah learn. Tahap ini kita mengeleminasi berdasarkan kekuatan bukti dari tahapan sebelumnya. Proses membangun evidence yaitu mempelajari respon customer berdasarkan facts, what people do, real world setting, dan large investments. Eksperimen yang berbeda membuat evidence yang berbeda. Kemudian dari eksperimen akan mendapatkan insights yang membantu untuk menentukan keyakinan. Confidence menunjukkan seberapa percaya bahwa evidence cukup kuat untuk mendukung atau membantah hipotesis tertentu. Tidak semua bukti dan wawasan sama. Harus lebih percaya diri tentang wawasan ketika telah menjalankan beberapa eksperimen dengan bukti yang semakin kuat untuk hipotesis tertentu.

  • Decide

Basic steps yang keempat adalah decide. Pada tahap ini insights dapat diubah menjadi tindakan. Bagus mengatakan ada tiga tindakan yang dapat dipilih, yaitu perservere, pivot, dan kill. Ketika evidence ternyata menggagalkan hipotesa maka keputusannya kill atau pivot. Kalau ternyata evidence sejalan dengan hipotesis, maka dapat memilih perservere atau menlanjutkan hipotesanya. Kalau masih belum jelas maka dapat melanjutkan testing lagi. Bagus juga menjelaskan tentang experiment selection, yaitu menentukan hipotesa apa yang mau diuji, menentukan parameter, dan menentukan ruang lingkup.

Apa itu product market validations?

Melanjutkan materi sebelumnya, Bagus Panuntun membahas tentang product market validations pada Jumat (13/8). Ketika sudah membuat VPC dan BMC maka selanjutnya adalah validasi atau menguji ide bisnis. “Ketika bicara testing atau validasi teman-teman akan selalu mengambil keputusan pivot, continue, atau kill the business,” ujarnya. Startup dapat melakukan validasi ketika produk sudah masuk ke market. Jenis-jenis eksperimen validasi yang bisa digunakan, misalnya letter of intent, landing page, prototype, dan lainnya.

Hal terpenting dari product market validations adalah menguji business model dengan menentukan strategi bisnis. “Minimal yang paling basic adanya B2B strategy atau B2C strategy,” lanjutnya. Beberapa strategi bisnis yang dibahas oleh Bagus adalah B2B hardware sequence, B2B software sequence, B2B service sequence, B2C hadware sequence, B2C software sequence, B2C service sequence, B2B2C with B2C experimentation sequence, dan highly regulated sequence.

Digital Marketing Era Pandemi

Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama (IBISMA) menyelenggarakan IBISMA Growth Academy (IGA) 2021 dengan tema “Digital Marketing Trends 2021” pada Jumat (30/7) bersama tenant IBISMA UBIC 7.0. Materi kali ini disampaikan oleh Rininta Hanum S.T., M.Eng. selaku Ketua Program Inkubasi IBISMA dan Co-Founder My Heartbeat. “Saya yakin teman-teman sudah banyak sekali mengikuti kelas digital marketing, tetapi kali ini saya cuma mengingatkan lagi terkait digital marketing era pandemi ini,” tuturnya sebelum menyampaikan materi.

Apa itu digital marketing?

Rininta mengawali dengan membahas tentang arti dari digital marketing. Digital marketing adalah promosi yang dilakukan secara online melalui gadget.

Empat poin penting marketing

Ia menjelaskan mengenai empat poin penting dari marketing, yaitu consistency, creativity, clarity, dan customer.

Consistency, yaitu tentang visi. “Teman-teman coba mengingat lagi produk/jasa yang kalian buat itu apa sih visinya,” ujarnya. Visi itu akan membuat bisnis kita lebih terarah.

Creativity, yaitu tentang melakukan sesuatu agar orang lain mengetahui bisnis kita. “Apa sih yang kita lakukan supaya orang itu tahu kalau kita ada? Itu penting sekali,” ucapnya. Jadi berbisnis bukan sekadar membuat produk, membuat media sosial, foto-foto cantik, lalu diposting. “Orang ga bakal tahu kita ada, guys. Gimana supaya orang tahu kalau kita ada?” lanjutnya. Oleh karena itu, kita harus melakukan kreativitas, misalnya mengirim produk ke teman-teman atau influencer yang tepat sesuai target pasar dan meminta bantuan mereka untuk memposting atau mempromosikan produk kita. Setidaknya cara seperti itu bisa mengenalkan produk kita secara lebih luas.

Clarity, yaitu pesan yang ingin disampaikan dari produk kita. Jadi, dengan menyampaikan pesan dari produk secara jelas akan memudahkan dalam membuat konten digital, campaign, kolaborasi, dan lainnya.

Customer, yaitu fokus kepada kebutuhan pelanggan. Kita harus membuat pelanggan merasa puas dan terus membutuhkan produk kita.

Empat pilar marketing

Rininta mengingatkan kembali tentang empat pilar marketing, yaitu Google, social media, SEO, dan offline. “Alasan offline tetap saya masukkan karena menurut buku Pak Hermawa Kertajaya bahwa omni marketing itu tetap harus kita lakukan,” jelasnya. Omni marketing adalah strategi marketing lintas platform antara online dan offline.

Apa sih strategi digital terbaik di era pandemi ini?

Sudah hampir dua tahun kita berkutat dengan pandemi. Co-Founder My Heartbeat ini juga akan membagikan pengalamannya dalam melakukan strategi digital marketing era pandemi pada bisnisnya. Timnya membuat campaign tentang “You Stay Safe at Home, We Deliver the Goodness” kemudian menyediakan paket langganan isoman sehat. Kita harus bisa beradaptasi dengan kondisi sekarang dengan menyesuaikan kebutuhan pelanggan.

Digital marketing trends 2021, yaitu adoption of AI/ML technologies, core web vitals update by Google, emphasis on local, focus on intent, mobile friendliness, dan supporting covid/green initiatives. Contoh dari penerapan teknologi, seperti chatbot, auto content generator, programmatic advertising, dan analytics. Para UMKM atau produk lokal telah mengoptimalkan penggunaan Google My Business dan semakin banyak kompetitor dalam berbisnis. Konsumen juga sudah lebih mendukung bisnis kecil. “Di era pandemi ini, kolaborasi itu sangat ditekankan dan memang penting,” tuturnya. Kita juga perlu membangun website yang user friendly agar memudahkan pelanggan.

Ia juga menyampaikan fakta bahwa pandemi telah meningkatkan pengguanan media sosial secara global. Rata-rata orang Indonesia menghabiskan 8 jam waktunya di setiap hari hanya untuk bermain gadget. “Itu sangat gila, tetapi bisa menjadi peluang besar untuk bisnis kita,” pungkasnya.

Branding atau Selling, mana yang lebih dulu?

Setelah menyampaikan materi, ada salah satu tenant yang bertanya “untuk startup diawal itu lebih cocok branding dulu, atau selling dulu?” yang langsung dijawab oleh Rininta. “Pendapat saya pribadi, jujur saya memilih jualan dulu,” jawabnya. Bisnis itu berbeda-beda dan caranya pun berbeda-beda. Jika bisnis yang ditawarkan berupa jasa, maka bisa mencoba branding dulu. Sebaliknya, jika bisnis yang ditawarkan berupa produk, idealnya jualan dulu.

Sesi terakhir, yaitu tenant dimasukkan ke dalam breakout room sesuai dengan startup mereka masing-masing. Di dalam breakout room akan diberikan pendampingan dan berdiskusi mengenai strategi marketing yang telah dilakukan oleh masing-masing tenant.

Tips Sukses Membangun Startup

Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital kembali hadir di 20 kota. Salah satunya di Yogyakarta tepatnya di Universitas Islam Indonesia (UII) pada Rabu (14/7). 1000 Startup Digital bekerja sama dengan Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama (IBISMA) UII dengan tema “Membangun Negeri Sejuta Potensi”. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan animo masyarakat serta menyebarluaskan informasi mengenai kegiatan Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital.

Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO), Boni Pudjianto mengajak mahasiswa dan alumni perguruan tinggi untuk mengedepankan entrepreneur sebagai bagian dari pembelajaran. “Kami mengharapkan hal ini menjadi sebuah bagian dari kontribusi dalam kurikulum di perguruan tinggi. Mahasiswa nantinya juga bisa menciptakan lapangan kerja baru di masa depan,” tuturnya. Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D., sebagai Wakil Rektor Bidang Networking & Kewirausahan dalam sambutannya menyampaikan harapannya kegiatan ini dapat memberikan manfaat untuk menggali ide-ide kreatif dalam pengembangan startup berbasis digital. UII tentu dengan senang hati akan men-support dan berkolaborasi dengan berbagai pihak.

Tips Sukses Membangun Startup

Tips sukses membangun startup

Selanjutnya, CEO QISCUS, Delta Purna Widyangga sebagai Keynote Speaker mendefinisikan startup sebagai sebuah perusahaan yang didesain untuk tumbuh dengan cepat. Menurutnya, pertumbuhan adalah hal yang terpenting dalam dunia startup. “Ada beberapa hal yang membuat startup itu sukses dan ada juga beberapa hal yang membuat startup itu tidak sukses. Diantaranya adalah sebagian besar membuat produk tapi tidak ada yang pakai dan uangnya habis. Atau timnya kurang kreatif dan tidak tumbuh dengan cepat,” ujarnya. Ia berbagi beberapa tips sukses membangun startup. Pertama, startup harus fokus terhadap problem dan solusinya. Jangan memulai dari solusi kemudian mencari problem. Jadilah orang yang selalu mendengarkan dan melihat sekitar. Ada banyak sekali masalah yang ada di Indonesia yang perlu dipecahkan. Kedua, pastikan menemukan Co-Founder yang tepat. Ketiga, pastikan proses membangun sumber daya manusia diperhatikan dengan baik. Keempat, percepat pertumbuhan dan perhatikan nilai-nilai performa perusahaan.

Masukkerja, Womenwill Yogyakarta, dan IBISMA

CEO Masukkerja yang juga alumni UII, Rizaldi Saeful Rohman menyebutkan bahwa startup-nya berusaha memberikan solusi dalam mendapatkan informasi, soft skills, dan assessment sebelum masuk ke dunia kerja yang lebih kompetitif. “Masukkerja sendiri baru masuk ke 1000 Startup Digital pada tahun 2020 kemarin dan merasa terbantu sekali karena kami dibantu tentang pengembangan aplikasi selama satu bulan oleh KOMINFO itu sendiri,” jelasnya. Sedangkan, Mugi Rahayu Wilujeng memperkenalan Womenwill Yogyakarta sebagai program dari Google Indonesia untuk memberikan pelatihan UMKM terutama wanita berupa komunitas dan panel digital.

Direktur IBISMA UII, Amaria Dila Sari, S.T., M.Sc. selain menyambut baik kegiatan ini juga mengenalkan IBISMA sebagai inkubator bisnis kepada peserta webinar dalam presentasinya. Sebagai akademisi, Amaria menilai startup di bidang pendidikan berkembang pesat, di samping bidang-bidang lainnya. Ia mencontohkan aplikasi Halodoc menjadi contoh produk startup digital di bidang kesehatan. Di masa pandemi, startup perlu lebih berinovasi, khususnya startup yang bergerak di bidang pariwisata. Sebagai penutup acara, ia menambahkan informasi bahwa di IBISMA menawarkan pelatihan-pelatihan gratis yang dapat diikuti oleh semua mahasiswa atau alumni UII yang ingin belajar dan mengembangkan startup mereka.

Pelatihan hari ketiga, Rabu (10/6) yang diselenggarakan oleh Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta (Diskop UKM DIY). Pelatihan dengan tema “Inkubator Bisnis UMKM Naik Kelas” sudah memasuki hari terakhir dengan materi penutup. Materi ini membahas tentang mengoptimalkan C-Commerce WhatsApp Business untuk penjualan. Materi tersebut disampaikan oleh Imam Syafi’I dan Denta Aditya pada ruangan masing-masing. Pada materi terakhir, peserta diajak untuk menggunakan fasiltas dan fitur yang ada di WhatsApp Bussines agar dapat lebih mengoptimalkan komunikasinya dengan para pelanggan.

WhatsApp Business

Pemateri: Imam Syafi’i

Apa itu C-Commerce?

C-Commerce atau conversational commerce mengacu pada metode penggunaan aplikasi obrolan atau perpesanan untuk menjual barang dan jasa secara online. Menggabungkan kenyamanan belanja online dengan sentuhan pribadi, perdagangan percakapan sedang dirangkul oleh pelanggan di seluruh dunia, di mana Asia Tenggara menjadi yang terdepan.

Salah satu alasan melakukan transaksi jual-beli di c-commerce adalah mendapatkan informasi tambahan tentang produk dan dapat melakukan negosiasi penawaran harga. C-Commerce juga memiliki platform yang beragam. Facebook, WhatsApp, Instagram, Line, dan Telegram merupakan platform dari c-commerce. WhatsApp memiliki jumlah pengguna terbanyak sebesar 140 juta dengan waktu penggunaan terlama selama 30,8 jam per bulan.

WhatsApp Messenger vs WhatsApp Business

Pemateri memberitahu perbedaan dari WhatsApp Messanger dan WhatsApp Business. Perbedaannya terletak pada beberapa fitur. Fitur yang ada di WhatsApp Messanger juga terdapat pada WhatsApp Business, sedangkan fitur yang ada di WhatsApp Business tidak selalu ada pada WhatsApp Messanger. Fitur WhatsApp Business yang sangat membantu penjualan adalah profil bisnis, pengelolaan balasan pesan, katalog, label, tautan pendek, tautan ke halaman facebook dan instagram, serta peralatan perpesanan. “Setelah menyimpan nomor kontak calon konsumen jangan lupa minta mereka untuk menyimpan nomor kita,” lanjut pemateri.

Kenapa menggunakan WhatsApp Business?

  • Multi segmen pasar ada di WhatsApp
  • Memudahkan konsumen menghubungi brand
  • Komunikasi dua arah
  • Respon yang lebih cepat
  • Meningkatkan tingkat konversi

Mobile Banking

Pemateri juga menyampaikan mengenai m-Banking. m-Banking atau mobile banking adalah aplikasi layanan perbankan yang bisa digunakan untuk melakukan transaksi keuangan melalui ponsel pintar. Layanan ini jelas sangat memudahkan nasabah dalam bertransaksi di mana pun dan kapan pun. Menurut pemateri, UMKM harus memiliki m-Banking untuk memudahkan memeriksa pembayaran dari konsumen, memperepat melakukan verifikasi pembayaran konsumen, juga mengantisipasi modus penipuan di mana penipu dapat mengedit bukti transfer lalu mengirimkannya.