Wawancara Imaginer bersama Dr. Arif Wismadi, M.Sc
Direktur Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan / Simpul Tumbuh, Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia (UII) telah mengambil langkah besar menuju transformasi sebagai Entrepreneurial University yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Dalam wawancara ini, Dr. Arif Wismadi menjelaskan bahwa sejak masa pandemi, tantangan tidak hanya hadir dari sisi kesehatan, tetapi juga perubahan dalam mindset, struktur kelembagaan, dan kultur kerja kampus.
Untuk menjawab tantangan tersebut, UII memulai digitalisasi layanan kewirausahaan, menyelaraskan antara kebutuhan ekonomi dan kesehatan dengan prinsip fikih “dar’u al-mafasid muqaddamun ‘ala jalbi al-mashalih”. Pelayanan tetap berjalan secara intensif, bahkan menjangkau inovator di kawasan ASEAN.
Selain itu, dibentuklah entitas fungsional “Simpul Tumbuh” yang luwes dan efisien, berlandaskan nilai “ummatan wasathan” (QS. Al-Baqarah: 143), sebagai jawaban atas kebutuhan organisasi yang mampu beradaptasi tanpa membebani struktur formal.
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) juga menjadi perhatian utama. Dalam lisensi spin-off, UII menempatkan para inventor dalam posisi terhormat sesuai QS. Al-Mujadalah: 11. Dosen-peneliti tetap dapat fokus pada tridarma, sementara mahasiswa menjadi motor bisnis. Prinsip Rasulullah—Siddiq, Fathonah, Amanah, dan Tabligh—dijadikan acuan agar kewirausahaan tidak menyimpang dari etika Islam.
Marketplace internal kampus diciptakan sebagai media uji pasar produk-produk inovasi mahasiswa. Mengikuti tuntunan hadis bahwa kejujuran dalam transaksi membawa keberkahan, marketplace ini hanya dibuka untuk lingkungan internal, agar kualitas dan kehalalan produk terjamin sebelum masuk ke pasar umum.
Transformasi ini telah berdampak nyata. Rasio lulusan wirausaha meningkat dari 4,74% pada 2017 menjadi 14% di 2021, melampaui target nasional. Dana publik yang dikelola UII dalam bidang kewirausahaan juga melonjak dari Rp 1,3 miliar menjadi lebih dari Rp 4 miliar dalam waktu satu tahun.
Kepercayaan dari berbagai lembaga nasional maupun internasional pun mengalir. UII dipercaya memimpin berbagai proyek seperti inkubator bisnis IBISMA, program capstone kewirausahaan, hingga asosiasi Akselwira hasil transformasi dari Erasmus+ GITA. Bahkan dalam ajang ASEAN Hackathon, dua tim UII berhasil meraih juara.
Dalam membangun ekosistem ini, UII menjadikan dakwah sebagai strategi kepemimpinan: dakwah bil-lisan untuk menyampaikan prinsip, dakwah bil-haal untuk menjadi teladan, dan dakwah bil-hikmah untuk menciptakan ruang diskusi yang konstruktif. Prinsip QS. Asy-Syura: 38 dan QS. An-Nahl: 125 menjadi pijakan utama.
Terobosan ini bukan sekadar inovatif, tapi juga Islami, karena mampu menyelesaikan kontradiksi nyata dengan tetap menjaga nilai. Sebuah bukti bahwa nilai Islam dapat menjadi sumber solusi strategis dalam pengembangan kampus dan pemberdayaan masyarakat.