Berita Terbaru

, , ,

Kembangkan Potensi UMKM, Program Inkubator Bisnis UKM Naik Kelas Tahap 2 Digelar

Program UMKM Naik Kelas ini merupakan salah satu langkah nyata untuk meningkatkan kualitas koperasi dan UMKM di Yogyakarta. Program ini diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop) Daerah Istimewa Yogyakarta…
, , ,

Melalui PINOTI, POPTIKJI Perkuat Pondasi Industri Kecil dan Menengah (IKM)

  Program Penguatan Industri Melalui Optimalisasi Teknologi (PINOTI) kembali diadakan pada Senin-Rabu (13-16/5) di Hilton Garden Inn Bali. Program yang diselenggarakan oleh  Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan…
, , ,

Tumbuhkan Inovasi: Kemenkop UKM Gelar FGD untuk Dorong Pengembangan Usaha Kecil Menengah

  Asisten Deputi Pengembangan Ekosistem Bisnis Kemenkop UKM mengadakan Forum Group Discussion pada Sabtu (27/4). FGD ini dihelat di Hotel Harper Malioboro, Jl. P. Mangkubumi, Yogyakarta yang diikuti oleh peserta dari berbagai stakeholder…

Semua Berita

Sertifikasi Halal Produk

Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali mengadakan pendampingan kepada tenant Program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) langsung di Gedung Simpul Tumbuh dan ditayangkan melalui zoom. Pendampingan pada Kamis (24/02) kali ini membahas mengenai Sertifikasi Halal Produk. Materi ini dibawakan oleh pengurus MUI Sleman DIY, Dr. H. Nur Kholis, S.Ag., S.E.I., M.Sh.Ec. Bapak Nur Kholis mengawali materinya dengan memberikan kata mutiara dari Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin, “sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia seharusnya dapat menjadi produsen produk halal untuk kebutuhan pasar domestik,” bunyinya. Ia juga melanjutkan dengan kata mutiara dari Pesiden RI, Joko Widodo, “kita jadikan industri halal sebagai motor pertumbuhan ekonomi, ladang kreativitas, dan produktivitas generasi-generasi muda kita, agar bisa menjadikannya sebagai sumber kesejahteraan umat,” lanjutnya. Ia menyampaikan bahwa pada akhir 2021, berkaitan dalam Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) sudah dialihkan langsung ke Kementerian Agama, “jadi kalau panjenengan ngurus halal ini mesti ga bisa ke MUI lagi,” katanya. MUI hanya menjadi lembaga pemeriksaan saja. Kemudian, produk halal wajib memakai logo halalnya. Menurut Nur Kholis, alur proses sertifikasi halal sudah lebih sederhana dibanding sebelumnya. Pelaku usaha dapat mendaftarkan diri melalui website halal.go.id, kemudian Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) memerikasa kelengkapan dokumen dan menetapkan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH). Setelah itu, LPH memeriksa dan menguji kehalalan produk. Lalu MUI akan menetapkan kehalalan produk melalui Sidang Fatwa Halal dan BPJH akan menerbitkan sertifikan halal. “Pendaftarannya nanti semuanya online,” tegasnya. Produk berupa barang yang diwajibkan memiliki sertifikat halal adalah makanan, minuman, obat, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetik, barang yang gunaan yang dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan oleh masyarakat. Produk berupa jasa juga memiliki kewajiban bersertifikat halal, seperti jasa yang berkaitan dengan penyembelihan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian. Menurut Undang-undang di Indonesia produk makanan dan minuman harus memiliki sertifikasi halal yang hanya berlaku selama 5 tahun. Sedangkan untuk non makanan dan minuman yang diharuskan memiliki sertifikasi halal adalah obat, produk biologi termasuk vaksin, alat kesehatan, PKRT, non obat, non produk biologi, non alat kesehatan dan non PKRT. Produk non makanan dan minuman ini memiliki jangka waktu sertifikasi halal yang berbeda-beda. Ia juga menjelaskan peraturan untuk produk yang tidak halal, “kalau produk yang tidak halal itu harus menyebut tidak halal, baik berupa gambar, tanda, dan tulisan yang dicantumkan pada kemasan produk, bagian tertentu produk, dan tempat tertentu pada produk,” jelasnya.

BPOM Kosmetik dan Pangan

Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan sosialisasi mengenai izin produk kosmetik dan pangan pada Rabu (17/2). Sosialisasi ini disiarkan melalui zoom yang berlangsung dari Gedung Simpul Tumbuh bersama Reny Mailia, SKM., M.Sc. dan tujuh tenant penerima pendanaan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT). Tidak hanya pangan, kosmetik juga membutuhkan BPOM. Adanya BPOM dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk. Reny Mailia, SKM., M.Sc. selaku Koordinator Kelompok Substansi Pemeriksaan BPOM DIY memberikan materi mengenai Izin BPOM Kosmetik & Pangan sebagai pendampingan kepada tujuh tenant IBISMA penerima pendanaan CPPBT. Reny mengatakan bahwa menurut undang-undang semua produk yang beredar harus memiliki izin edar, namun ada beberapa yang tidak harus memiliki izin edar, “tetapi untuk kosmetik harus memiliki izin edar,” ujarnya. Hal tersebut juga menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing. Ia melanjutkan bahwa nomor induk berusaha (NIB) merupakan salah satu akses untuk memasuki berbagai laman perizinan akun badan penanaman modal. Sertifikat CPKB juga merupakan syarat untuk mengajukan permohonan notifikasi, “notifikasi adalah bentuk dari izin edarnya kosmetik,” lanjutnya. Notifikasi ini hanya berlaku selama 3 tahun, “berbeda dengan izin edar produk lainnya itu bisa 5 tahun,” tambahnya. Ia juga menjelaskan bahwa izin edar kosmetik dan pangan itu perbedaannya terdapat pada alur penerbitan izin penerapan CPPOB produsen UMK pangan, di mana hal tersebut terdiri dari risiko rendah, risiko sedang, dan risiko tinggi. Reny menginformasikan bahwa saat ini semua perizinan selama rekomendasi yang dibuatkan oleh BPOM harus masuk ke e-sertifikasi.pom.go.id untuk melengkapi persyaratan pengajuan permohonan layanan. “Jadi semua perizinan sekarang sudah by online,” ujarnya. Harapannya tidak ada lagi pengajuan melalui pihak ketiga untuk menghindari penipuan. Koordinator Kelompok Substansi Pemeriksaan BPOM DIY telah menyampaikan dan menyelesaikan sesi materi, lalu dilanjutkan dengan sesi focus group discussion (FGD). Pada sesi FGD ini tujuh tenant mulai melakukan diskusi bersama para mentor untuk membahas lebih lanjut terkait perizinan terhadap masing-masing produknya.

ASEAN Virtual Entrepreneurship Hackathon 2021

Universitas Islam Indonesia (UII), Duy Tan University (DTU) Vietnam, dan Temasek Polytechnic (TP) Singapore telah sukses menyelenggarakan ASEAN Virtual Entrepreneurship Hackathon 2021. Kegiatan dari tiga universitas yang tergabung dalam asosiasi universitas se-ASEAN yang bernama “Passage to ASEAN” (P2A) ini merupakan salah satu program yang tersinkronisasi dari program Erasmus+ GITA (Growing Indonesia a Triangular Approach) untuk memperkuat kemampuan wirausaha mahasiswa di seluruh wilayah Indonesia serta program Erasmus+ ANGEL (ASEAN Network for Green Entrepreneurship & Leadership) untuk di seluruh wilayah ASEAN sesuai dengan upaya UII untuk mewujudkan visi “Towards Entrepreneurial University”. Di tingkat ASEAN, seleksi telah dimulai sejak Oktober 2021 hingga Januari 2022. Tahapan seleksi meliputi pendaftaran, workshop, coaching, presentasi asinkron hingga diumumkan menjadi 5 tim finalis yang berhak mengikuti presentasi secara sinkron dalam babak live judging. Pada babak ini diikuti oleh 2 tim dari Universitas Islam Indonesia, 1 tim dari Duy Tan University Vietnam, 1 tim dari Temasek Polytecnic Singapore, dan 1 tim Saito University College Malaysia. Setiap tim diberikan kesempatan untuk mempresentasikan inovasi yang mereka miliki dan mendapatkan beberapa pertanyaan dari dewan juri yang berasal dari kalangan akademisi dan praktisi. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi internal juri untuk menentukan pemenang. Dalam ajang ini pada (15/01), dua Tim Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta berhasil menorehkan prestasi sebagai tim terbaik pertama dan ketiga. Deafcare Indonesia (Deafcare) sebagai Tim UII 02 mendapat terbaik pertama. Deafcare merupakan sebuah aplikasi untuk membantu orang tua yang memiliki buah hati dengan difabel dengar atau difabel wicara dalam memenuhi kebutuhan informasi. Proyek ini bertujuan untuk menghasilkan aplikasi yang mampu mengintegrasikan informasi dan menghubungkan teman tuli dan tuli dengan dokter untuk konsultasi. Proyek ini mendukung SDGs Asia Tenggara No. 3 terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan yang baik. Sedangkan Handcy sebagai Tim UII 01 menjadi terbaik ketiga. Handcy merupakan start up teknologi bergerak di bidang sanitasi sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari SDGs Asia Tenggara No. 6 terkait air bersih dan sanitasi layak. Proyek ini menghasilkan alat inovatif dan praktis yang menggabungkan fungsi hand sanitizer dan pengering.  Produk ini dirancang untuk tidak memasok sejumlah besar air sabun dan air bersih selama siklus pembersihan tanpa sentuhan dan tanpa sentuhan.

Tujuh Tenant IBISMA UII Terima Pendanaan CPPBT

Tujuh tenant Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) UII terima pendanaan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) sebesar Rp 1.750.000.000 dari Direktorat Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbud Ristek RI melalui Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia (UII). Hibah tersebut merupakan bantuan pendanaan penelitian/riset dalam rangka pengembangan CPPBT di Perguruan Tinggi Tahun 2021 dalam rangka mendorong hilirisasi hasil riset dan inovasi. Adapun tujuh tenant Inkubator Bisnis IBISMA UII yang telah lolos seleksi sekaligus menjadi penerima Bantuan Pendanaan Penelitian/Riset Dalam Rangka Pengembangan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi adalah sebagai berikut: Usy-Box Urinalysis Rapid Test Service Idemes 2.0 ITMS 1.0 (Indonesia Tyre Monitoring System) Netraku Nect Optima Ranger Px-Ii (Rice Cooker Sehat Rendah Gula) Zakea Indonesia Plt. Direktur Riset Teknologi, Pengembangan, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kemendikbud Ristek RI, Prof. Teuku Faisal Fathani, Ph.D., IPU., ASEAN Eng. mengemukakan startup dewasa ini menjadi pilihan. Meskipun startup merupakan perusahaan rintisan dan kecil, namun startup dapat menciptakan gelombang dalam ekonomi yang mengubah cara hidup masyarakat. “Tidak serta merta kita melepas begitu saja pra-startup ataupun startup ini, maka diperlukan inkubator,” tutur Prof. Teuku Faisal pada Kick off Program Pra-Start up yang diselenggarakan secara daring pada Rabu (12/1) oleh IBISMA UII. Prof. Teuku Faisal mengemukakan, Program Pra-Startup Perguruan Tinggi 2021 terbagi dalam dua gelombang dengan anggaran 71.5 Millyar. Gelombang I diseleksi oleh Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN dan diserahkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Sementara gelombang II berasal dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) yang diseleksi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. “UII telah mengikuti di gelombang I,” paparnya. Lebih lanjut Prof. Teuku Faisal memaparkan progres Program Pra-Startup Perguruan Tinggi 2021 pada gelombang I. Dijelaskan, sebanyak 310 lulus seleksi administrasi dari 464 proposal yang diusulkan. Selanjutnya, lulus desk evaluasi sebanyak 174 dan terakhir 149 dinyatakan lulus seleksi presentasi. “Selamat kepada UII yang telah mengirimkan tujuh wakilnya,” tutur Prof. Teuku Faisal. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Networking & Kewirausahaan UII Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. menyampaiakan ucapan selamat kepada Tujuh tenant IBISMA UII yang mendapat pendanaan. Menurutnya hal ini sangat membanggakan terlebih menjadi salah satu jumlah penerima pendanaan yang tertinggi. “Ini juga menjadi tantangan bagi kami untuk bagaimana bisa mempertahankan prestasi tersebut, mudah-mudahan prestasi ini bisa kita pertahankan,” harap Wiryono Raharjo. Wiryono Raharjo mengemukakan pengembangan kewirausahaan di UII dilakukan dengan pendekatan yang sering disebut sebagai triangular approach. Terdapat tiga sisi, yang pertama adalah penguatan kurikulum yang berbasis entrepreneur learning outcome (ELO). Kemudian yang kedua adalah penguatan skill wirausaha melalui program-program inkubasi bisnis. Lalu, yang ketiga adalah penguatan kemitraan antara universitas dengan industri, salah satunya adalah hilirisasi riset. “Hari ini, kita lebih membahas penguatan skill wirausaha melalui program inkubasi bisnis. Khususnya di UII ini yang dikawal oleh IBISMA,” tutup Wiryono Raharjo. Sementara Direktur Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan UII Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. dalam materi tertulis menjelaskan, CPPBT adalah calon usaha baru/rintisan berbasis teknologi berasal dari perguruan tinggi yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dan produknya masih berwujud prototipe atau draft program aplikasi (sub-bidang TIK). “Program CPPBT dari Perguruan Tinggi yang sudah digulirkan sejak tahun 2016 adalah instrumen pendanaan yang mampu mengaplikasikan fungsinya dalam menghilirisasi hasil-hasil inovasi teknologi yang ada di perguruan tinggi. Inovasi inilah diharapkan nantinya dapat menjadi sebuah usaha bisnis baru yang siap bersaing di pasar,” paparnya. Seperti diketahui bahwa salah satu tujuan utama dari program CPPBT PT ini adalah meningkatkan nilai tambah invensi dari lingkungan sivitas akademika UII agar bernilai komersial serta menumbuhkan calon perusahaan berbasis teknologi dari lingkungan UII. Sasaran program yang ingin dicapai adalah terwujudnya produk inovasi dari UII yang siap untuk masuk ke tahapan pra komersial serta terwujudnya CPPBT yang berasal dari UII. Arif Wismadi pada Kick off Program Pra-Start up menyinggung beberapa peluang funding lainnya yang dapat diikuti. Salah satunya yaitu dari nyatakan.id yang merupakan program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kemudian, ada peluang funding dalam bidang kuliner, yaitu foodstartupindonesia.com dengan aspek-aspek syariah. Lalu, terdapat peluang program startup di 1000startupdigital yang dapat dipertemukan dengan beberapa investor, dan peluang pendanaan lainnya.

Program Inkubasi Bisnis IBISMA 2022 “UBIC 8.0”

Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) UII adalah inkubator bisnis berbasis teknologi yang melakukan proses pra inkubasi dan inkubasi untuk pengusaha pemula berbasis teknologi. IBISMA bertujuan untuk memfasilitasi program-program pembinaan kewirausahaan di lingkungan UII maupun Umum dalam rangka membentuk pengusaha muda yang memiliki keunggulan dalam inovasi bisnis atau teknologi, kemandirian dan profesionalisme, serta mampu berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut Universitas Islam Yogyakarta melalui Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirasusahaan/Simpul Tumbuh Divisi IBISMA berupaya melakukan berbagai program kegiatan yang terkait dengan inovasi teknologi. Salah satunya adalah Program Inkubasi Bisnis IBISMA UII, yaitu UII Bussiness & Innovation Challenge (UBIC). UBIC adalah seleksi tenant StartUp IBISMA untuk civitas UII dan masyarakat DIY dengan fasilitas program inkubasi selama 8 bulan. UBIC juga merupakan Program Pendanaan Hibah StartUp Inovasi dengan total pendanaan sebesar 200 juta setiap tahunnya. Dana Hibah StartUp ini merupakan sebuah kesempatan untuk pengusaha muda berkolaborasi dan bersinergi dengan Inkubator dalam pembentukan dan pengembangan Startup. IBISMA juga memberikan akses pendanaan dari berbagai kementerian, seperti Kementerian Koperasi dan UKM hingga Kemenristek/BRIN. Program Inkubasi Bisnis IBISMA 2022 “UBIC 8.0” Program Inkubasi Bisnis IBISMA 2022 “UBIC 8.0” ini akan dimulai dari Januari hingga Agustus 2022. Peserta UBIC ini tidak hanya untuk pihak internal dari UII tetapi alumni dan pihak eksternal juga bisa mendaftarkan usaha rinstisannya. Dalam hal ini, IBISMA memberikan fasilitas pendanaan total 200 juta.  Selain itu, berkesempatan mendapatkan pendanaan lain dari pihak-pihak yang bekerja sama dengan IBISMA. Pada program ini, IBISMA juga memberikan pelatihan dengan lebih dari 20 kurikulum bersama mentor-mentor yang expert pada bidangnya. Panduan dan Format Proposal Program Pendanaan Hibah Startup IBISMA UII 2022 UBIC 8.0 pada tautan berikut: Formulir pendaftaran dapat diakses pada tautan berikut: