, ,

Gap Analysis Green Entrepreneurship and Leadership

Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia (DPPK/ST UII) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) for Gap Analysis Erasmus ASEAN Network for Green Entrepreneurship and Leadership (ANGEL) pada Jumat (1/4) secara virtual. Acara ini dilaksanakan untuk melakukan diskusi terarah tentang Gap Analysis Green Entrepreneurship and Leadership bersama perwakilan universitas, fakultas, jurusan, dan mahasiswa serta komunitas.

Gap Analysis Green Entrepreneurship and Leadership

Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan, Ir. Wiryono Raharjo dalam sambutannya menyampaikan bahwa Erasmus ANGEL ini adalah salah satu dari lima proyek Erasmus yang dijalankan UII dalam lima tahun terakhir dan berfokus pada Green Entrepreneurship. “Bagi UII program Erasmus ini merupakan salah satu strategi untuk pengembangan jaringan internasional sekaligus domestik,” ujarnya. Terdapat lima negara ASEAN yang terlibat dalam Erasmus ANGEL, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Laos.

Ia juga menyampaikan mengenai salah satu tangible outcome dari program ini adalah terbentuknya ANGEL Innovation Unit seperti Simpul Tumbuh yang lebih menekankan pada Green Entrepreneurship. Unit ini akan mengawal keberlanjutan proyek ANGEL ini, jadi program Erasmus + Capacity Building in the field of Higher Education selalu diakhiri dengan pembentukan jaringan atau unit untuk menjamin keberlanjutan dari program yang berkesinambungan. “Nah kesinambungan inilah yang perlu kita pikirkan bersama bagaimana nantinya, barangkali ini bisa menjadi bagian dari diskusi kita siang ini,” lanjutnya. Diskusi siang ini diharapkan dapat menggalang masukan bagaimana pengembangan wirausaha yang ramah lingkungan yang juga dapat menjadi bagian dari kurikulum yang kita jalankan.

Selanjutnya, Direktur DPPK/ST, Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. menyampaikan batasan-batasan pembahasan yang akan didiskusikan pada FGD kali ini. Ia mengatakan bahwa sebagai sebuah network kita mendorong Green Entrepreneurship and Leadership yang sudah dilakukan selama setahun ini, “tahapan-tahapan penting yang perlu sekali untuk melaju berikutnya adalah gap analysis,” ujarnya.

Simpul Tumbuh sudah banyak melakukan upaya untuk menguatkan akar, menjulangkan inovasi, dan menghasilkan buah. Buah yang diharapkan tidak hanya buah finansial dan ekonomi, namun buah yang lebih lebat lagi dan berjangka panjang, yaitu Green Entrepreneurship and Leadership. Erasmus+ sudah dilakukan sejak 2016 dengan berbagai macam Erasmus+ sudah dijalankan dan sedang dijalankan. “Ini yang sebenarnya akan menjadi pijakan penting hari ini adalah sejauh mana kita akan mengisi gap yang bapak ibu semua rasakan baik di fakultas, prodi, jurusan, kemudian juga di teman-teman mahasiswa,” lanjutnya.

Dalam FGD ini terdapat pertanyaan khusus yang disampaikan untuk pihak universitas dan fakultas, kemudian untuk mahasiswa hingga komunitas. Pertanyaan yang ditujukan kepada pihak universitas dan fakultas ini menyangkut tentang dukungan saat ini terhadap keadaan Green Entrepreneurship and Leadership pada kurikulum dan staf pengajar kemudian kesulitan dan tantangan yang dihadapi. Selanjutnya pertanyaan terkait dengan mahasiswa/komunitas sejauh mana exposure dari Green Entrepreneurship and Leadership, kemudian sejauh mana konsep ini dipahami dan darimana sumbernya hingga sejauh mana mahasiswa/komunitas mempunyai komitmen terhadap Green Entrepreneurship and Leadership dan tantangan maupun ekspektasi apa yang diharapkan mahasiswa/komunitas.

Selama sesi FGD berlangsung banyak ide-ide, masukan, dan ekspektasi yang diharapkan oleh universitas, fakultas, mahasiswa, dan komunitas. Semuanya memiliki concern untuk mencapai Green Entrepreneurship and Leadership.