Perkembangan di bidang event memunculkan banyak permasalahan yang tak jarang mengganggu persiapan bahkan pelaksanaan event. Ramein.id bekerja sama dengan Inkubator Bisnis Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) menggelar workshop bertajuk “How To Organize A Successful Event & Get Sponsorship with Ramein” di Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir UII (15/3).

Seminar kali ini dipandu oleh Rizal Kasim (CEO Cara Production) dengan pembicara Arief Bar (Founder EO Community Indonesia & Director of Mitra Event Persada), Daes Luriatmoko (Pimpinan Bidang Pemasaran Bisnis BNI Yogyakarta) serta Agil Ramadhan (CEO Ramein.id)

Rizal Kasim mengemukakan banyak sekali event – event yang sebenarnya menarik dan bagus di kalangan mahasiswa. Namun dalam persiapannya dan pelaksanaanya masih terdapat banyak kekurangan sehingga sulit dalam mendapatkan dukungan. “Secara konsep acara, pertanggungjawaban sukses atau tidaknya event itu sulit diukur, sehingga sponsorship juga ragu untuk ambil bagian dalam event,” ungkapnya.

Untuk menarik sponsorship agar tertarik bergabung dalam event perlu dipersiapkan hal – hal teknis dalam pelaksanaan sebuah event. Seperti yang dikatakan Arief Bar, Ia menekankan untuk tidak sembarangan dalam membuat sebuah event agar dapat dengan mudah memperoleh sponsor. “Tata letak event, sasaran event, talent yang akan ambil bagian dan bahkan nama event juga akan berpengaruh pada minat perusahaan ataupun investor untuk ambil bagian dalam event. Jadi perlu dipersiapkan hal – hal seperti ini,” tambahnya.

Senada dengan Arief Bar, Daes Luriatmoko mengatakan bahwa perusahaan atau investor akan ambil bagian pada suatu event melihat dampak yang akan didapatkan perusahaan ke depan. “Perusahaan biasanya akan memperhatikan impact dari event. Soft Impact atau Hard Impact yang akan didapat perusahaan,” ungkap Daes Luriatmoko.

Daes Luriatmoko menambahkan perusahaan cenderung lebih mencari Hard Impact daripada Soft Impact. Hal ini dikarenakan perusahaan lebih memilih ikut ambil bagian dalam event yang memang bisa menambah nilai dari perusahaan itu sendiri bukan hanya sekedar mencantumkan logo atau penyebutan nama perusahaan saja.

Pada seminar ini juga diadakan grand launching aplikasi Ramein.id oleh Agil Ramadhan mahasiswa Program Studi Akuntansi UII angkatan 2014 selaku CEO Ramein.id. Aplikasi ini merupakan salah satu start up digital yang sebelumnya bergabung dalam IBISMA UII guna pematangan konsep dan pendanaan. “Alhamdulillah semoga ke depan aplikasi ini dapat membantu pelaku bisnis dibidang event dalam pendistribusian tiket,” ungkap Agil. (ENI/RS)

Tidak dapat dipungkiri ASEAN Economic Community (AEC) 2015 telah berdampak pada terciptanya sebuah  kawasan terbuka dalam bidang perdagangan barang, jasa hingga tenaga kerja. Kesepakatan AEC 2015 diarahkan pada peningkatan integrasi ekonomi kawasan Asia yang implementasinya diharapkan dapat mendukung integritas ekonomi negara-negara yang ada didalamnya.

Indonesia sebagai salah satu negara yang terlibat dalam kesepakatan AEC tentu memiliki tanggung jawab dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang berintegritas dan profesional. Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang ada di negara ini, UII berupaya turut memberikan kontribusinya sebagaimana tergambar pada penyelenggaraan acara Sarahsehan Forum Lembaga Sertifikasi Profesi Se-DIY, Senin (6/11), di Gedung Rektorat UII. Tampak hadir Ketua Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) DIY, Drs Djoko Purwanto dan Ketua Forum Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) SMK se-DIY, Muhammad Sofian.

Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., M.Hum., LLM., Ph.D., menyampaikan bahwa UII sebagai penyelenggara pendidikan tinggi akan terus berupaya menghasilkan  tenaga ahli yang memiliki berbagai kompetensi yang diakui secara internasional.  Menurutnya akademisi dituntut memiliki sertifikasi di berbagai bidang riset. ”Diharapkan akademisi UII tidak hanya dapat membimbing di ruang kelas tetapi juga dapat melakukan pembaharuan-pembaharuan berbagai riset dalam pengembangan keilmuannya,” tambahnya.

Direktur Lembaga Sertifikasi UII, Thorikul Huda, M.Sc., menyampaikan, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UII sebagai LSP Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan telah resmi memiliki nomor lisensi BNSP-LSP-297-ID pada April 2016 melalui Keputusan Ketua BNSP Nomor 0368 Tahun 2016. Lisensi yang diperoleh ini memberikan kewenangan bagi LSP UII untuk melakukan uji kompetensi dan mengeluarkan sertifikat kompetensi bagi seluruh mahasiswa UII pada ruang lingkup skema yang telah diajukan.

Sertifikat lisensi ini seperti disampaikan Thorikul Huda, menunjukkan bahwa LSP UII telah konsisten memelihara kompetensi sesuai dengan Pedoman BNSP Nomor 201 dan 202 yang mengacu pada ISO/IEC 17024 Conformity assessment – General requirements for bodies operating certification of persons.

“Dengan adanya LSP ini para dosen yang telah mendapatkan sertifikat sebagai asesor kompetensi dan para dosen diberbagai bidang studi lainnya diharapkan dapat mengembangkan uji kompetensi untuk para mahasiswa di setiap fakultas maupun Prodi yang ada di UII,” ujar Thorikul Huda.
Dengan adanya forum diskusi ini diharapkan setiap perguruan tinggi maupun sekolah menengah kejuruan yang ada di DIY dapat saling bekerjasa sama demi mewujudkan infrastuktur kompetensi sumber daya manusia khususnya di DIY. (BA/RS)