Berita Terbaru

, , ,

IBISMA UII Dalam Mendorong Akselerasi Bisnis Startup Mitra, Workshop dan FGD Sebagai Upaya Kolaboratif Bersama FEB UNS

Masalah ekonomi menjadi isu serius yang sedang dihadapi oleh Indonesia. Tantangan masa depan yang semakin dinamis menjadikan segala hal sangat sulit diprediksi. Perguruan tinggi merupakan salah satu elemen penting yang berkontribusi…
, , ,

Kembangkan Potensi UMKM, Program Inkubator Bisnis UKM Naik Kelas Tahap 2 Digelar

Program UMKM Naik Kelas ini merupakan salah satu langkah nyata untuk meningkatkan kualitas koperasi dan UMKM di Yogyakarta. Program ini diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop) Daerah Istimewa Yogyakarta…
, , ,

Melalui PINOTI, POPTIKJI Perkuat Pondasi Industri Kecil dan Menengah (IKM)

  Program Penguatan Industri Melalui Optimalisasi Teknologi (PINOTI) kembali diadakan pada Senin-Rabu (13-16/5) di Hilton Garden Inn Bali. Program yang diselenggarakan oleh  Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan…

Semua Berita

Program Desa Brilian 2022

Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia (DPPK/ST UII) mengadakan acara Kick-off “Deepening Desa Brilian BRI 2022” Batch-1. Acara yang merupakan program kolaborasi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. ini berlangsung pada Selasa (26/4) secara daring. Program ini dilaksanakan selama tiga bulan ke depan dari April hingga Juni 2022 yang diikuti oleh 87 Desa di Wilayah Provinsi DIY & Provinsi Jawa Tengah. Arif Satria selaku Assistant Vice President of Social Entrepreneurship & Incubation Division BRI menyampaikan bahwa pihaknya peduli pada segmen UMKM. BRI memiliki inkubasi bisnis untuk memberdayakan desa sehingga merasa perlu bermitra dengan pihak akademisi, “contohnya adalah dengan UII ini dalam pemberdayaan desa,” katanya. Kemudian, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Rektor UII menyampaikan bahwa UII, BRI, dan Kementerian Desa memiliki visi yang beririsan untuk memajukan Indonesia, salah satunya dimulai dari desa. Sejak lama, UII melalui berbagai program, termasuk KKN yang mendampingi desa-desa mitra tumbuh semakin mandiri. “InsyaAllah kita akan membangun peradaban baru Indonesia bermula dari desa,” tuturnya. Selanjutnya, Drs. Syahrul, M.Si. sebagai perwakilan dari Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kemendes PDTT sepakat bahwa ketiga institusi memiliki kesamaan prinsip dan misi. Pihaknya ditugaskan untuk mengawal peningkatan status perkembangan 74 ribu desa di seluruh Indonesia. “Saat ini kita ditargetkan untuk meningkatkan 25 ribu desa yang masih dalam status tertinggal untuk naik kelas, kemudian ada juga 10 ribu desa yang statusnya berkembang untuk menjadi desa mandiri,” jelasnya. Di sisi lain, ia juga ingin meningkatkan status BUMDes, dari mulai pemula, berkembang, hingga mandiri. Tak lupa, ia turut mengapresiasi gagasan yang dilakukan oleh teman-teman BRI dan difasilitasi oleh UII. Program Desa Brilian Dilanjutkan oleh Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. selaku Direktur DPPK/ST UII menyampaikan materi mengenai Program “Deepening Desa Brilian” Batch-1 Tahun 2022. Objek pemberdayaan dalam program yang akan dibimbing langsung oleh IBISMA UII ini, yaitu perangkat desa, pengurus BUMDes, badan permusyawaratan desa, dan pelaku usaha desa. Lewat program ini, ia menargetkan BUMDes sebagai motor penggerak ekonomi desa, kemudian digitalisasi dan inovasi desa yang bersifat sustainability. Ia juga menyampaikan bahwa program bertujuan mengoptimalkan seluruh potensi desa secara berkesinambungan. Desa juga dapat mengaplikasikan/menyusun laporan keuangan serta memanfaatkan layanan keuangan perbankan khususnya BRI. Tidak hanya itu, desa juga didorong memanfaatkan teknologi digital untuk kemajuan serta aktivitas maupun pengelolaan keuangan desa. Beberapa aktivitas dalam program ini bergerak pada sektor yaitu empowerment, assistance, dan graduation/inagurasi. “Tentunya ini bukan sifatnya menggurui tapi lebih kepada kita belajar bersama bagaimana desa yang sudah memiliki pengalaman yang sangat baik akan bisa kita buat menjadi sesuatu yang lebih baik lagi dengan aktivitas empowerment tadi,” ujarnya. Sementara silabus utama pada Desa Brilian 2022 ini, yaitu leadership atau kepemimpinan kolaboratif, entrepreneurship atau inovasi usaha desa, digitalisasi usaha desa, kelembagaan atau organisasi dan legalitas, serta manajemen keuangan atau akuntansi dan investasi. “Insya Allah kalau kita punya keinginan dan didukung doa juga, harapannya itu akan bisa membuat proses pengembangan bisnis di BUMDes itu lebih besar dan lebih merata dampaknya ke masyarakat,” pungkasnya.

Pengembangan SNI Alat Kesehatan

Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) menyelenggarakan pendampingan kepada tenant Program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) pada Kamis (15/4) secara daring. Agenda tersebut membahas mengenai Pengembangan Produk Alat Kesehatan Berstandar Nasional Indonesia bersama Hary Haryanto dari Direktorat Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional (BSN). Badan Standardisasi Nasional (BSN) merupakan lembaga pemerintah non kementerian. Salah satu tugas BSN adalah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI), namun bukan lembaga sertifikasi SNI. “Karena nanti konflik of interest ya kalau kita yang menerbitkan standar dan kita yang mensertifikasi. Makanya sertifikasi diserahkan oleh lembaga sertifikasi yang menerapkan standar internasional,” ujar Hary. Hary menambahkan bahwa alat kesehatan menurut Permenkes 62 Tahun 2017 adalah suatu instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. “Perbekalan kesehatan rumah tangga merupakan alat, bahan, atau campuran bahan untuk pemeliharaan dan perawatan untuk kesehatan manusia, yang ditujukan untuk penggunaan di rumah tangga dan fasilitas umum,” tambahnya. Ia mengemukakan bahwa alat kesehatan (alkes) ini merupakan produk yang sangat ketat terhadap regulasi, karena bicara alkes bicara banyak risiko. Hal ini dapat berpengaruh cara memproduksi dan desain dari alat kesehatannya. Standar alat kesehatan yang akan beredar di ASEAN minimal tersertifikasi oleh ISO 13485. Hary juga mengatakan bahwa alat kesehatan ini mulai proses penelitian, desain, sampai produk dimusnahkan itu ketat dengan peraturan. Produsen harus memiliki sertifikat produksi dan sertifikat CPAKB. Kemudian, distributor harus memiliki sertifikat distribusi dan sertifikat CDAKB. Produsen dan importir pemilik izin edar bertanggung jawab atas alat kesehatan yang bermutu, aman, dan bermanfaat. Setelah itu, dapat menerbitkan ijin edar oleh Kementerian Kesehatan. Selanjutnya, dilakukan pengawasan terhadap alat kesehatan. Dalam pemaparannya, Hary mengemukakan tentang risiko alat kesehatan. Alat kesehatan memiliki empat klasifikasi, yaitu kelas A low risk, kelas B low moderate risk, kelas C moderate high risk, dan kelas D high risk. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko alat kesehatan adalah lamanya waktu kontak alat terhadap tubuh, derajat dan tempat masuknya dalam tubuh, kombinasi alat kesehatan. Berikutnya maksud penggunaan sebagai alat diagnosis atau untuk pemeliharaan, efek lokal terhadap sistemik, mekanisme kerja dalam tubuh, efek biologi terhadap tubuh, kontak dengan kulit yang luka, serta kemampuan alat dapat untuk digunakan kembali atau tidak. BSN sendiri telah menetapkan 294 SNI tentang alat kesehatan yang disusun secara aktif oleh 9 Komite Teknik. Sebelum itu, ada beberapa dokumen yang harus dimiliki sebelum SNI, yaitu sertifikat produksi, ijin edar, dan sertifikat CPAKB. Standar terkait manajemen risiko alat kesehatan ini adalah SNI ISO 14971, Seri SNI ISO 10993, Seri SNI IEC 60601, dan IEC 62304:2006. Hary menggambarkan secara piramida terbalik, alat kesehatan memiliki banyak standar. Pertama, vertical standards isinya mengatur aspek keselamatan dan kinerja dari setiap produk alat kesehatan dan/atau proses. Contohnya, SNI untuk inkubator bayi, tempat tidur pasien, alat suntik sekali pakai, masker medis, sarung tangan bedah, dan lainnya. Kemudian, semi horizontal standards berisi aspek yang dapat diterapkan untuk kelompok (family) dari produk alat kesehatan yang serupa dan/atau proses yang mengacu kepada standar dasar. Contohnya adalah Seri SNI IEC 60601, Seri SNI ISO 10993, dan SNI ISO 11135-1. Selanjutnya, horizontal standards ini isinya tentnag konsep fundamental, prinsip dan persyaratan yang dapat diterapkan untuk sebagian besar produk alat kesehatan dan/atau proses. Contohnya, SNI 13485, SNI ISO 14971, dan ISO 14155. “Nah ini secara gambaran kira-kira standar apa saja yang harus dipelajari,” tutur Hary.

Pendampingan UBIC 8.0 Tahap 2

UII Business & Innovation Challenge (UBIC) merupakan salah satu program yang menjadi upaya Inkubator BIsnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) dalam melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan inovasi teknologi. Berdasarkan hasil penilaian dewan juri telah diumumkan 28 tenant yang berhasil lolos seleksi proposal pada UBIC 8.0. Peserta yang lolos telah mengikuti pendampingan tahap 1 pada bulan Maret 2022. Selanjutnya, para peserta mengikuti pendampingan UBIC 8.0 tahap 2 dimulai pada tanggal 29, 30, dan 31 Maret 2022 yang dilaksanakan secara Hybrid melalui zoom dan berada langsung di Gedung Simpul Tumbuh UII. Sebanyak 28 tenant yang mengikuti pendampingan ini mendapatkan beberapa materi sebagai penunjang perkembangan bisnisnya. Pendampingan ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Non TIK. Pendampingan hari pertama pada Selasa, 29 Maret 2022, para peserta mendapatkan materi pelatihan TIK mengenai TRIZ, Agile & Scrum Development Process, UI/UX (MVP & Prototyping), serta Product Fit Market (Testing).  Kemudian, materi mengenai Desain Produk dan workshop. Lalu, materi Produk Validasi juga workshop. Sedangkan, pelatihan Non TIK membahas materi tentang TRIZ, Manajemen Operasional (SOP & HPP), Standarisasi Mutu (QC & HACCP), dan Manajemen Produktifitas (5S & K3) serta dilanjutkan dengan Workshop 5S. Pada Rabu, 30 Maret 2022 membahas tentang materi WA Business dan Workshop Profil Usaha dan melakukan pitch deck. Selanjutnya untuk materi pelatihan TIK user needs/voice of customer – voice of engineer, serta pendampingan B2C Software Sequence. Sedangkan untuk pelatihan Non TIK mendapat pendampingan pembuatan laporan keuangan (BS, IS, CF) dan onboarding E-Commerce. Kamis, 31 Maret 2022, pendampingan UBIC 8.0 tahap 2 ini ditutup dengan materi Branding (Value, Guideline, Packaging, dll), Website dasar dan pengembangan (landing page dan company profile), serta pelatihan Digital Marketing (Youtube, IG, & TikTok). Setelah pendampingan tahap 2 ini akan diadakan pendampingan tahap 3 pada tanggal 31 Mei hingga 3 Juni 2022. Selanjutnya akan diumumkan tenant yang akan menerima pendanaan pada UBIC 8.0 ini.

Gap Analysis Green Entrepreneurship and Leadership

Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia (DPPK/ST UII) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) for Gap Analysis Erasmus ASEAN Network for Green Entrepreneurship and Leadership (ANGEL) pada Jumat (1/4) secara virtual. Acara ini dilaksanakan untuk melakukan diskusi terarah tentang Gap Analysis Green Entrepreneurship and Leadership bersama perwakilan universitas, fakultas, jurusan, dan mahasiswa serta komunitas. Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan, Ir. Wiryono Raharjo dalam sambutannya menyampaikan bahwa Erasmus ANGEL ini adalah salah satu dari lima proyek Erasmus yang dijalankan UII dalam lima tahun terakhir dan berfokus pada Green Entrepreneurship. “Bagi UII program Erasmus ini merupakan salah satu strategi untuk pengembangan jaringan internasional sekaligus domestik,” ujarnya. Terdapat lima negara ASEAN yang terlibat dalam Erasmus ANGEL, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Laos. Ia juga menyampaikan mengenai salah satu tangible outcome dari program ini adalah terbentuknya ANGEL Innovation Unit seperti Simpul Tumbuh yang lebih menekankan pada Green Entrepreneurship. Unit ini akan mengawal keberlanjutan proyek ANGEL ini, jadi program Erasmus + Capacity Building in the field of Higher Education selalu diakhiri dengan pembentukan jaringan atau unit untuk menjamin keberlanjutan dari program yang berkesinambungan. “Nah kesinambungan inilah yang perlu kita pikirkan bersama bagaimana nantinya, barangkali ini bisa menjadi bagian dari diskusi kita siang ini,” lanjutnya. Diskusi siang ini diharapkan dapat menggalang masukan bagaimana pengembangan wirausaha yang ramah lingkungan yang juga dapat menjadi bagian dari kurikulum yang kita jalankan. Selanjutnya, Direktur DPPK/ST, Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. menyampaikan batasan-batasan pembahasan yang akan didiskusikan pada FGD kali ini. Ia mengatakan bahwa sebagai sebuah network kita mendorong Green Entrepreneurship and Leadership yang sudah dilakukan selama setahun ini, “tahapan-tahapan penting yang perlu sekali untuk melaju berikutnya adalah gap analysis,” ujarnya. Simpul Tumbuh sudah banyak melakukan upaya untuk menguatkan akar, menjulangkan inovasi, dan menghasilkan buah. Buah yang diharapkan tidak hanya buah finansial dan ekonomi, namun buah yang lebih lebat lagi dan berjangka panjang, yaitu Green Entrepreneurship and Leadership. Erasmus+ sudah dilakukan sejak 2016 dengan berbagai macam Erasmus+ sudah dijalankan dan sedang dijalankan. “Ini yang sebenarnya akan menjadi pijakan penting hari ini adalah sejauh mana kita akan mengisi gap yang bapak ibu semua rasakan baik di fakultas, prodi, jurusan, kemudian juga di teman-teman mahasiswa,” lanjutnya. Dalam FGD ini terdapat pertanyaan khusus yang disampaikan untuk pihak universitas dan fakultas, kemudian untuk mahasiswa hingga komunitas. Pertanyaan yang ditujukan kepada pihak universitas dan fakultas ini menyangkut tentang dukungan saat ini terhadap keadaan Green Entrepreneurship and Leadership pada kurikulum dan staf pengajar kemudian kesulitan dan tantangan yang dihadapi. Selanjutnya pertanyaan terkait dengan mahasiswa/komunitas sejauh mana exposure dari Green Entrepreneurship and Leadership, kemudian sejauh mana konsep ini dipahami dan darimana sumbernya hingga sejauh mana mahasiswa/komunitas mempunyai komitmen terhadap Green Entrepreneurship and Leadership dan tantangan maupun ekspektasi apa yang diharapkan mahasiswa/komunitas. Selama sesi FGD berlangsung banyak ide-ide, masukan, dan ekspektasi yang diharapkan oleh universitas, fakultas, mahasiswa, dan komunitas. Semuanya memiliki concern untuk mencapai Green Entrepreneurship and Leadership.

Pendampingan UBIC 8.0 Tahap 1

Inkubator BIsnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) berupaya melakukan berbagai program kegiatan yang terkait dengan inovasi teknologi. Salah satunya adalah Program Inkubasi Bisnis IBISMA UII, yaitu UII Business & Innovation Challenge (UBIC). Berdasarkan hasil penilaian dewan juri telah diumumkan 28 tenant yang berhasil lolos seleksi proposal pada UBIC 8.0. Peserta yang lolos selanjutnya mengikuti pendampingan tahap 1 pada bulan Maret 2022. Pendampingan UBIC 8.0 tahap 1 dimulai pada tanggal 2, 4, dan 5 Maret 2022 yang dilaksanakan secara Hybrid melalui zoom dan berada langsung di Gedung Simpul Tumbuh UII. Sebanyak 28 tenant yang mengikuti pendampingan ini mendapatkan beberapa materi sebagai penunjang perkembangan bisnisnya. Rabu, 2 Maret 2022, para peserta mendapatkan materi mengenai Entrepreneur dan Growth Mindset dilanjutkan dengan workshop.  Kemudian, materi mengenai Desain Produk dan workshop. Lalu, materi Produk Validasi juga workshop. Pendampingan hari kedua, pada Jumat, 4 Maret 2022 membahas tentang materi Business Model (VPC dan BMC) dan Manajemen Tim serta pada masing-masing materi juga diadakan workshop. Hari terakhir, Sabtu, 5 Maret 2022, pendampingan UBIC 8.0 tahap 1 ini ditutup dengan materi Legalitas dan HKI yang diadakan secara daring melalui zoom. Setelah pendampingan tahap 1 ini akan diadakan pendampingan tahap 2 pada tanggal 29 hingga 31 Maret 2022