EVALUASI SEKOLAH SIAGA BENCANA (STUDI KASUS: SMKN BERBAH KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA)
Sarwidi, Dwi Wantoro, Drajat Suharjo
Berbagai macam ancaman bencana, baik alam, non-alam, maupun sosial dapat dijumpai di wilayah Indonesia. Upaya penanggulangan bencana (PB) dimaksudkan untuk menghidari bencana atau meminimalisir dampaknya. Ditinjau dari sisi konsep pengurangan risiko bencana (PRB), ancaman bencana tersebut dapat mengakibatkan bencana yang besar di wilayah permukiman manakala tingkat kerentanannya tinggi dan/atau kapasitasnya rendah.
Sebuah wilayah akan kondusif untuk pengembangan masyarakat yang madani serta lingkungan yang aman dan lestari, apabila risiko bencananya ditekan hingga serendah mungkin. Salah satu upaya dalam PRB adalah meningkatkan kapasitas komunitas sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut, konsep Sekolah Siaga Bencana (SSB) telah mulai disosialisasikan di Indonesia sebagai upaya membangun kesiapsiagaan sekolah dalam mengantisipasi bencana.
Sekolah Menengah Kejuruan Nasional (SMKN) Berbah, Sleman, Yogyakarta adalah salah satu sekolah yang cukup menonjol dalam kesiapannya sebagai SSB yang lebih baik. SMKN sebagai SSB telah dievaluasi dengan menggunakan lima parameter, yaitu: pengetahuan dan sikap tentang risiko bencana, kebijakan dan panduan, rencana tanggap darurat, mobilisasi sumber daya, dan evaluasi bangunan sederhana (tipikal tembokan).
Makalah ini menguraikan singkat tentang evaluasi SSB untuk SMKN Berbah tersebut. Evaluasi mencakup kesiapsiagaan terhadap bencana gempabumi dan tsunami. Makalah ini dibatasi pada kesiapsiagaan dari unsur guru saja. Cakupan evaluasi kesiapsiagaan komunitas sekolah dari unsur sekolah sebagai institusi dan unsur siswa serta evaluasi bangunan fisik sekolah akan daibahas dalam makalah-makalah terpisah nantinya.
Sumber:
https://drive.google.com/file/d/1eo607VC6qnNbn3lZ6kC4yorax9ycvii8/view?usp=sharing