Semakin disadari, Inovasi tidak hanya muncul pada masalah teknologi yang dilakukan oleh perusahaan besar. Inovasi telah menjadi hal penting bagi usaha dengan kategori kecil. Dengan Inovasi, juga dapat membantu perempuan memperkuat daya saing dan keunggulan baik secara pribadi maupun usahanya.

Topik tersebut melatarbelakangi diselenggarakannya seminar “Perempuan dan Inovasi”, oleh Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh UII bersama Womenwill Google Business Group (GBG), dan Gapura Digital, pada Jumat, (23/11), di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito UII.

Hadir sebagai pembicara Istofani Api Diany dari WomenWill Lead GBG Jogjakarta, Ketua Ikatan Keluarga Ibu-ibu (IKI) UII, Nurul Indarti, dan Founder House of Lawe, Adinindyah Lawe. Jalannya seminar dipandu oleh moderator Ian Sofyan yang merupakan Founder Sahabatcempluk.

Mengawali materinya, Istofani Api Diany menjelaskan tentang keberadaan WomenWill. Ia menuturkan, WomenWill merupakan program pemberdayaan perempuan yang diprakarsai oleh Google dengan tujuan untuk membantu perempuan dan usaha perempuan dalam memajukan diri dan usaha.

“WomenWill membantu memberdayakan perempuan dan usaha perempuan melalui empat aspek yaitu Digital Literacy, Entrepreurship, Inclusive Workplace, dan Leadership,” ujarnya.

Istofani Api Diany menambahkah bahwa peran Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia sangatlah penting. “Perempuan itu banyak yang menjalankan usaha kecil, usaha kecil menengah penyumbang kira-kira 60% dari pendapatan negara dan menyerap 97% dari tenaga kerja” ungkapnya.

Lebih lanjut Istofani Api Diany menjelaskan pentingnya UKM dipasarkan secara online agar mudah ditemukan, dipilih, dan dihubungkan oleh banyak orang.

Sementara Nurul Indarti menyampaikan bahwa inovasi sudah menjadi kewajiban bagi setiap individu karna sejak manusia lahir sampai sekarang merupakan bagian dari proses adaptasi terhadap alam, dan disitulah ada letak inovasi.
“Kegiatan sosial ibu-ibu di Indonesia sebenarnya kegiatan ekonomi, dan itu terjadi karna ada inovasi,” tuturnya.

Lebih lanjut Nurul Indarti menjelaskan pentingnya perusahaan melalukan inovasi agar dapat terus bertahan. Dimana salah satu peluang inovasi dalam berbisnis adalah produk berbasis konten lokal. “Kalau ingin berbisnis produk itu kalau bisa berbasis konten lokal sehingga punya daya beda,” paparnya.

Jalannya seminar juga diramaikan oleh sharing dan temu komunitas bersama Susi Ambarwati (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) D.I. Yogyakarta, Yustia Donna Sita (Jogja Muslimah Preneur), Dwi Karti Handayani (Asmamitra), dan Rahayu Dwi Astuti (Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta). (AR/RS)

Program penguatan karakter kewirausahaan mahasiswa UII yang dikelola oleh Inkubator Bisnis Mahasiswa (IBISMA) menambah capaian positif yang membanggakan. Sesuai dengan pengumuman dari Direktorat Sistem Inovasi dan Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi KEMENRISTEKDIKTI RI melalui SK No. 003/F1/PPK.2/Kp /III/2018 tertanggal 23 Maret 2018 lalu, IBISMA UII meloloskan 3 (tiga) tenant sebagai startup peraih dana Hibah Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) 2018 dengan total dana hibah lebih dari Rp 1,2 Milyar.

Direktur Direktorat Pembinaan Bakat/Minat dan Kesejahtaeraan (DPBMKM) yang juga sekaligus Direktur IBISMA UII, Beni Suranto, S.T., M.SoftEng. menjelaskan bahwa Program HIbah PPBT merupakan program seed funding yang diberikan kepada tenant perusahaan pemula berbasis teknologi melalui lembaga inkubator bisnis untuk menjalankan proses inkubasi terhadap perusahaan pemula/tenant sehingga siap untuk menjadi perusahaan pemula berbasis teknologi yang profitable dan sustainable.

Dijelaskan Beni Suranto, tenant yang diprioritaskan untuk mendapatkan pendanaan adalah tenant yang menjalankan usaha rintisan berbasis teknologi yang bergerak pada 8 (delapan) bidang fokus yaitu: pangan, kesehatan dan obat, energi, transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, pertahanan dan keamanan, bahan baku, serta material maju. Seleksi penerima Hibah PPBT dilakukan melalui tahap seleksi administrasi dan presentasi baik bagi inkubator maupun tenant. Selain itu juga dilakukan mekanisme fact finding dengan kunjungan langsung Tim PPBT dari KEMENRISTEKDIKTI ke inkubator.

Pada Program PPBT tahun 2017 yang lalu IBISMA meloloskan 1 (satu) tenant yaitu LESGOOD, sebuah aplikasi berbasis marketplace yang mempertemukan murid dengan mentor les privat di berbagai bidang. Untuk tahun 2018 ini, IBISMA meloloskan 3 (tiga) tenant yaitu ALGIST (produk alarm gas medis digital inovatif), GUDFRISCH (produk susu fermentasi berbasis teknologi mikroenkapsulasi menggunakan bahan baku lokal), dan DENITECH (produk mesin kemasan produk dengan bahan granul, cairan, dan berbagai jenis bahan lainnya).

Rininta Hanum, S.T., M.Eng. selaku Manajer Program IBISMA UII menambahkan bahwa Program Hibah PPBT 2018 dilaksanakan pada bulan April – November 2018. Selama periode pelaksanaan hibah, inkubator wajib menyediakan infrastruktur bisnis, melakukan pendampingan bisnis, dan mendukung akses jejaring dan kolaborasi bagi para tenant. Untuk tenant, kewajiban selama pelaksanaan hibah adalah menggunakan dana hibah untuk mengembangkan kapasitas bisnis dan meningkatkan kualitas komersialisasi inovasi teknologi sesuai produk masing-masing. Selain itu, tenant juga diwajibkan membuat laporan bulanan, laporan kemajuan, dan laporan akhir.

Meningkatnya capaian IBISMA UII dalam program PPBT diharapkan dapat semakin meningkatkan motivasi bagi para mahasiswa untuk terus mengembangkan potensi kewirausahaan. Hal itu sangat penting mengingat saat ini Pemerintah melalui berbagai program dan skema mendorong tumbuhnya para entrepreneur unggul yang mampu merespon berbagai tantangan di era disrupsi yang sangat kompetitif ini.

Perkembangan di bidang event memunculkan banyak permasalahan yang tak jarang mengganggu persiapan bahkan pelaksanaan event. Ramein.id bekerja sama dengan Inkubator Bisnis Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) menggelar workshop bertajuk “How To Organize A Successful Event & Get Sponsorship with Ramein” di Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir UII (15/3).

Seminar kali ini dipandu oleh Rizal Kasim (CEO Cara Production) dengan pembicara Arief Bar (Founder EO Community Indonesia & Director of Mitra Event Persada), Daes Luriatmoko (Pimpinan Bidang Pemasaran Bisnis BNI Yogyakarta) serta Agil Ramadhan (CEO Ramein.id)

Rizal Kasim mengemukakan banyak sekali event – event yang sebenarnya menarik dan bagus di kalangan mahasiswa. Namun dalam persiapannya dan pelaksanaanya masih terdapat banyak kekurangan sehingga sulit dalam mendapatkan dukungan. “Secara konsep acara, pertanggungjawaban sukses atau tidaknya event itu sulit diukur, sehingga sponsorship juga ragu untuk ambil bagian dalam event,” ungkapnya.

Untuk menarik sponsorship agar tertarik bergabung dalam event perlu dipersiapkan hal – hal teknis dalam pelaksanaan sebuah event. Seperti yang dikatakan Arief Bar, Ia menekankan untuk tidak sembarangan dalam membuat sebuah event agar dapat dengan mudah memperoleh sponsor. “Tata letak event, sasaran event, talent yang akan ambil bagian dan bahkan nama event juga akan berpengaruh pada minat perusahaan ataupun investor untuk ambil bagian dalam event. Jadi perlu dipersiapkan hal – hal seperti ini,” tambahnya.

Senada dengan Arief Bar, Daes Luriatmoko mengatakan bahwa perusahaan atau investor akan ambil bagian pada suatu event melihat dampak yang akan didapatkan perusahaan ke depan. “Perusahaan biasanya akan memperhatikan impact dari event. Soft Impact atau Hard Impact yang akan didapat perusahaan,” ungkap Daes Luriatmoko.

Daes Luriatmoko menambahkan perusahaan cenderung lebih mencari Hard Impact daripada Soft Impact. Hal ini dikarenakan perusahaan lebih memilih ikut ambil bagian dalam event yang memang bisa menambah nilai dari perusahaan itu sendiri bukan hanya sekedar mencantumkan logo atau penyebutan nama perusahaan saja.

Pada seminar ini juga diadakan grand launching aplikasi Ramein.id oleh Agil Ramadhan mahasiswa Program Studi Akuntansi UII angkatan 2014 selaku CEO Ramein.id. Aplikasi ini merupakan salah satu start up digital yang sebelumnya bergabung dalam IBISMA UII guna pematangan konsep dan pendanaan. “Alhamdulillah semoga ke depan aplikasi ini dapat membantu pelaku bisnis dibidang event dalam pendistribusian tiket,” ungkap Agil. (ENI/RS)