Tag Archive for: #UIIYogyakarta

Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) berupaya melakukan berbagai program kegiatan yang terkait dengan inovasi teknologi. Salah satunya adalah Program Inkubasi Bisnis IBISMA UII, yaitu UII Bussiness & Innovation Challenge (UBIC).

Pendaftaran yang dibuka pada bulan Januari 2022 ini telah melewati proses seleksi proposal bisnis. Berdasarkan hasil seleksi dan penilaian oleh dewan juri, maka ditetapkan 28 tenant yang berhasil lolos seleksi proposal.

Pengumuman Seleksi Proposal UBIC 8.0

Selamat, kami ucapkan kepada para peserta yang berhasil lolos seleksi proposal pada UBIC 8.0 dan akan mengikuti pendampingan tahap 1 pada bulan Maret 2022.

IBISMA UII mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta yang telah mengirimkan proposal bisnis terbaiknya. Kami harap program ini dapat membentuk pengusaha muda yang memiliki keunggulan dalam inovasi bisnis atau teknologi, kemandirian dan profesionalisme, serta mampu berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan ekonomi bangsa Indonesia.

Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali mengadakan pendampingan kepada tenant Program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) langsung di Gedung Simpul Tumbuh dan ditayangkan melalui zoom. Pendampingan pada Kamis (24/02) kali ini membahas mengenai Sertifikasi Halal Produk. Materi ini dibawakan oleh pengurus MUI Sleman DIY, Dr. H. Nur Kholis, S.Ag., S.E.I., M.Sh.Ec.

Sertifikasi Halal

Bapak Nur Kholis mengawali materinya dengan memberikan kata mutiara dari Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin, “sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia seharusnya dapat menjadi produsen produk halal untuk kebutuhan pasar domestik,” bunyinya.

Ia juga melanjutkan dengan kata mutiara dari Pesiden RI, Joko Widodo, “kita jadikan industri halal sebagai motor pertumbuhan ekonomi, ladang kreativitas, dan produktivitas generasi-generasi muda kita, agar bisa menjadikannya sebagai sumber kesejahteraan umat,” lanjutnya.

Ia menyampaikan bahwa pada akhir 2021, berkaitan dalam Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) sudah dialihkan langsung ke Kementerian Agama, “jadi kalau panjenengan ngurus halal ini mesti ga bisa ke MUI lagi,” katanya. MUI hanya menjadi lembaga pemeriksaan saja. Kemudian, produk halal wajib memakai logo halalnya.

Menurut Nur Kholis, alur proses sertifikasi halal sudah lebih sederhana dibanding sebelumnya. Pelaku usaha dapat mendaftarkan diri melalui website halal.go.id, kemudian Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) memerikasa kelengkapan dokumen dan menetapkan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH). Setelah itu, LPH memeriksa dan menguji kehalalan produk. Lalu MUI akan menetapkan kehalalan produk melalui Sidang Fatwa Halal dan BPJH akan menerbitkan sertifikan halal. “Pendaftarannya nanti semuanya online,” tegasnya.

Produk berupa barang yang diwajibkan memiliki sertifikat halal adalah makanan, minuman, obat, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetik, barang yang gunaan yang dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan oleh masyarakat. Produk berupa jasa juga memiliki kewajiban bersertifikat halal, seperti jasa yang berkaitan dengan penyembelihan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian.

Menurut Undang-undang di Indonesia produk makanan dan minuman harus memiliki sertifikasi halal yang hanya berlaku selama 5 tahun. Sedangkan untuk non makanan dan minuman yang diharuskan memiliki sertifikasi halal adalah obat, produk biologi termasuk vaksin, alat kesehatan, PKRT, non obat, non produk biologi, non alat kesehatan dan non PKRT. Produk non makanan dan minuman ini memiliki jangka waktu sertifikasi halal yang berbeda-beda.

Ia juga menjelaskan peraturan untuk produk yang tidak halal, “kalau produk yang tidak halal itu harus menyebut tidak halal, baik berupa gambar, tanda, dan tulisan yang dicantumkan pada kemasan produk, bagian tertentu produk, dan tempat tertentu pada produk,” jelasnya.

Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan sosialisasi mengenai izin produk kosmetik dan pangan pada Rabu (17/2). Sosialisasi ini disiarkan melalui zoom yang berlangsung dari Gedung Simpul Tumbuh bersama Reny Mailia, SKM., M.Sc. dan tujuh tenant penerima pendanaan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT).

BPOM Kosmetik dan Pangan

Tidak hanya pangan, kosmetik juga membutuhkan BPOM. Adanya BPOM dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk. Reny Mailia, SKM., M.Sc. selaku Koordinator Kelompok Substansi Pemeriksaan BPOM DIY memberikan materi mengenai Izin BPOM Kosmetik & Pangan sebagai pendampingan kepada tujuh tenant IBISMA penerima pendanaan CPPBT.

Reny mengatakan bahwa menurut undang-undang semua produk yang beredar harus memiliki izin edar, namun ada beberapa yang tidak harus memiliki izin edar, “tetapi untuk kosmetik harus memiliki izin edar,” ujarnya. Hal tersebut juga menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing.

Ia melanjutkan bahwa nomor induk berusaha (NIB) merupakan salah satu akses untuk memasuki berbagai laman perizinan akun badan penanaman modal. Sertifikat CPKB juga merupakan syarat untuk mengajukan permohonan notifikasi, “notifikasi adalah bentuk dari izin edarnya kosmetik,” lanjutnya. Notifikasi ini hanya berlaku selama 3 tahun, “berbeda dengan izin edar produk lainnya itu bisa 5 tahun,” tambahnya.

Ia juga menjelaskan bahwa izin edar kosmetik dan pangan itu perbedaannya terdapat pada alur penerbitan izin penerapan CPPOB produsen UMK pangan, di mana hal tersebut terdiri dari risiko rendah, risiko sedang, dan risiko tinggi.

Reny menginformasikan bahwa saat ini semua perizinan selama rekomendasi yang dibuatkan oleh BPOM harus masuk ke e-sertifikasi.pom.go.id untuk melengkapi persyaratan pengajuan permohonan layanan. “Jadi semua perizinan sekarang sudah by online,” ujarnya. Harapannya tidak ada lagi pengajuan melalui pihak ketiga untuk menghindari penipuan.

Koordinator Kelompok Substansi Pemeriksaan BPOM DIY telah menyampaikan dan menyelesaikan sesi materi, lalu dilanjutkan dengan sesi focus group discussion (FGD). Pada sesi FGD ini tujuh tenant mulai melakukan diskusi bersama para mentor untuk membahas lebih lanjut terkait perizinan terhadap masing-masing produknya.

Universitas Islam Indonesia (UII), Duy Tan University (DTU) Vietnam, dan Temasek Polytechnic (TP) Singapore telah sukses menyelenggarakan ASEAN Virtual Entrepreneurship Hackathon 2021. Kegiatan dari tiga universitas yang tergabung dalam asosiasi universitas se-ASEAN yang bernama “Passage to ASEAN” (P2A) ini merupakan salah satu program yang tersinkronisasi dari program Erasmus+ GITA (Growing Indonesia a Triangular Approach) untuk memperkuat kemampuan wirausaha mahasiswa di seluruh wilayah Indonesia serta program Erasmus+ ANGEL (ASEAN Network for Green Entrepreneurship & Leadership) untuk di seluruh wilayah ASEAN sesuai dengan upaya UII untuk mewujudkan visi “Towards Entrepreneurial University”.

Di tingkat ASEAN, seleksi telah dimulai sejak Oktober 2021 hingga Januari 2022. Tahapan seleksi meliputi pendaftaran, workshop, coaching, presentasi asinkron hingga diumumkan menjadi 5 tim finalis yang berhak mengikuti presentasi secara sinkron dalam babak live judging. Pada babak ini diikuti oleh 2 tim dari Universitas Islam Indonesia, 1 tim dari Duy Tan University Vietnam, 1 tim dari Temasek Polytecnic Singapore, dan 1 tim Saito University College Malaysia. Setiap tim diberikan kesempatan untuk mempresentasikan inovasi yang mereka miliki dan mendapatkan beberapa pertanyaan dari dewan juri yang berasal dari kalangan akademisi dan praktisi. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi internal juri untuk menentukan pemenang.

ASEAN Virtual Entrepreneurship Hackathon 2021

Dalam ajang ini pada (15/01), dua Tim Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta berhasil menorehkan prestasi sebagai tim terbaik pertama dan ketiga. Deafcare Indonesia (Deafcare) sebagai Tim UII 02 mendapat terbaik pertama. Deafcare merupakan sebuah aplikasi untuk membantu orang tua yang memiliki buah hati dengan difabel dengar atau difabel wicara dalam memenuhi kebutuhan informasi. Proyek ini bertujuan untuk menghasilkan aplikasi yang mampu mengintegrasikan informasi dan menghubungkan teman tuli dan tuli dengan dokter untuk konsultasi. Proyek ini mendukung SDGs Asia Tenggara No. 3 terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan yang baik.

Sedangkan Handcy sebagai Tim UII 01 menjadi terbaik ketiga. Handcy merupakan start up teknologi bergerak di bidang sanitasi sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari SDGs Asia Tenggara No. 6 terkait air bersih dan sanitasi layak. Proyek ini menghasilkan alat inovatif dan praktis yang menggabungkan fungsi hand sanitizer dan pengering.  Produk ini dirancang untuk tidak memasok sejumlah besar air sabun dan air bersih selama siklus pembersihan tanpa sentuhan dan tanpa sentuhan.

Tujuh tenant Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) UII terima pendanaan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) sebesar Rp 1.750.000.000 dari Direktorat Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbud Ristek RI melalui Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia (UII).

Hibah tersebut merupakan bantuan pendanaan penelitian/riset dalam rangka pengembangan CPPBT di Perguruan Tinggi Tahun 2021 dalam rangka mendorong hilirisasi hasil riset dan inovasi.

Adapun tujuh tenant Inkubator Bisnis IBISMA UII yang telah lolos seleksi sekaligus menjadi penerima Bantuan Pendanaan Penelitian/Riset Dalam Rangka Pengembangan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi adalah sebagai berikut:

  1. Usy-Box Urinalysis Rapid Test Service
  2. Idemes 2.0
  3. ITMS 1.0 (Indonesia Tyre Monitoring System)
  4. Netraku
  5. Nect Optima
  6. Ranger Px-Ii (Rice Cooker Sehat Rendah Gula)
  7. Zakea Indonesia

Tujuh Tenant IBISMA UII Terima Pendanaan CPPBT

Plt. Direktur Riset Teknologi, Pengembangan, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kemendikbud Ristek RI, Prof. Teuku Faisal Fathani, Ph.D., IPU., ASEAN Eng. mengemukakan startup dewasa ini menjadi pilihan. Meskipun startup merupakan perusahaan rintisan dan kecil, namun startup dapat menciptakan gelombang dalam ekonomi yang mengubah cara hidup masyarakat.

“Tidak serta merta kita melepas begitu saja pra-startup ataupun startup ini, maka diperlukan inkubator,” tutur Prof. Teuku Faisal pada Kick off Program Pra-Start up yang diselenggarakan secara daring pada Rabu (12/1) oleh IBISMA UII.

Prof. Teuku Faisal mengemukakan, Program Pra-Startup Perguruan Tinggi 2021 terbagi dalam dua gelombang dengan anggaran 71.5 Millyar. Gelombang I diseleksi oleh Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN dan diserahkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Sementara gelombang II berasal dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) yang diseleksi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. “UII telah mengikuti di gelombang I,” paparnya.

Lebih lanjut Prof. Teuku Faisal memaparkan progres Program Pra-Startup Perguruan Tinggi 2021 pada gelombang I. Dijelaskan, sebanyak 310 lulus seleksi administrasi dari 464 proposal yang diusulkan. Selanjutnya, lulus desk evaluasi sebanyak 174 dan terakhir 149 dinyatakan lulus seleksi presentasi. “Selamat kepada UII yang telah mengirimkan tujuh wakilnya,” tutur Prof. Teuku Faisal.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Networking & Kewirausahaan UII Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. menyampaiakan ucapan selamat kepada Tujuh tenant IBISMA UII yang mendapat pendanaan. Menurutnya hal ini sangat membanggakan terlebih menjadi salah satu jumlah penerima pendanaan yang tertinggi. “Ini juga menjadi tantangan bagi kami untuk bagaimana bisa mempertahankan prestasi tersebut, mudah-mudahan prestasi ini bisa kita pertahankan,” harap Wiryono Raharjo.

Wiryono Raharjo mengemukakan pengembangan kewirausahaan di UII dilakukan dengan pendekatan yang sering disebut sebagai triangular approach. Terdapat tiga sisi, yang pertama adalah penguatan kurikulum yang berbasis entrepreneur learning outcome (ELO). Kemudian yang kedua adalah penguatan skill wirausaha melalui program-program inkubasi bisnis.

Lalu, yang ketiga adalah penguatan kemitraan antara universitas dengan industri, salah satunya adalah hilirisasi riset. “Hari ini, kita lebih membahas penguatan skill wirausaha melalui program inkubasi bisnis. Khususnya di UII ini yang dikawal oleh IBISMA,” tutup Wiryono Raharjo.

Sementara Direktur Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan UII Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. dalam materi tertulis menjelaskan, CPPBT adalah calon usaha baru/rintisan berbasis teknologi berasal dari perguruan tinggi yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dan produknya masih berwujud prototipe atau draft program aplikasi (sub-bidang TIK).

“Program CPPBT dari Perguruan Tinggi yang sudah digulirkan sejak tahun 2016 adalah instrumen pendanaan yang mampu mengaplikasikan fungsinya dalam menghilirisasi hasil-hasil inovasi teknologi yang ada di perguruan tinggi. Inovasi inilah diharapkan nantinya dapat menjadi sebuah usaha bisnis baru yang siap bersaing di pasar,” paparnya.

Seperti diketahui bahwa salah satu tujuan utama dari program CPPBT PT ini adalah meningkatkan nilai tambah invensi dari lingkungan sivitas akademika UII agar bernilai komersial serta menumbuhkan calon perusahaan berbasis teknologi dari lingkungan UII. Sasaran program yang ingin dicapai adalah terwujudnya produk inovasi dari UII yang siap untuk masuk ke tahapan pra komersial serta terwujudnya CPPBT yang berasal dari UII.

Arif Wismadi pada Kick off Program Pra-Start up menyinggung beberapa peluang funding lainnya yang dapat diikuti. Salah satunya yaitu dari nyatakan.id yang merupakan program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kemudian, ada peluang funding dalam bidang kuliner, yaitu foodstartupindonesia.com dengan aspek-aspek syariah. Lalu, terdapat peluang program startup di 1000startupdigital yang dapat dipertemukan dengan beberapa investor, dan peluang pendanaan lainnya.

Program Inkubasi Bisnis IBISMA 2022 “UBIC 8.0”

Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) UII adalah inkubator bisnis berbasis teknologi yang melakukan proses pra inkubasi dan inkubasi untuk pengusaha pemula berbasis teknologi. IBISMA bertujuan untuk memfasilitasi program-program pembinaan kewirausahaan di lingkungan UII maupun Umum dalam rangka membentuk pengusaha muda yang memiliki keunggulan dalam inovasi bisnis atau teknologi, kemandirian dan profesionalisme, serta mampu berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut Universitas Islam Yogyakarta melalui Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirasusahaan/Simpul Tumbuh Divisi IBISMA berupaya melakukan berbagai program kegiatan yang terkait dengan inovasi teknologi. Salah satunya adalah Program Inkubasi Bisnis IBISMA UII, yaitu UII Bussiness & Innovation Challenge (UBIC).

UBIC adalah seleksi tenant StartUp IBISMA untuk civitas UII dan masyarakat DIY dengan fasilitas program inkubasi selama 8 bulan. UBIC juga merupakan Program Pendanaan Hibah StartUp Inovasi dengan total pendanaan sebesar 200 juta setiap tahunnya. Dana Hibah StartUp ini merupakan sebuah kesempatan untuk pengusaha muda berkolaborasi dan bersinergi dengan Inkubator dalam pembentukan dan pengembangan Startup. IBISMA juga memberikan akses pendanaan dari berbagai kementerian, seperti Kementerian Koperasi dan UKM hingga Kemenristek/BRIN.

Program Inkubasi Bisnis IBISMA 2022 “UBIC 8.0”

Program Inkubasi Bisnis IBISMA 2022 “UBIC 8.0” ini akan dimulai dari Januari hingga Agustus 2022. Peserta UBIC ini tidak hanya untuk pihak internal dari UII tetapi alumni dan pihak eksternal juga bisa mendaftarkan usaha rinstisannya. Dalam hal ini, IBISMA memberikan fasilitas pendanaan total 200 juta.  Selain itu, berkesempatan mendapatkan pendanaan lain dari pihak-pihak yang bekerja sama dengan IBISMA. Pada program ini, IBISMA juga memberikan pelatihan dengan lebih dari 20 kurikulum bersama mentor-mentor yang expert pada bidangnya.

Panduan dan Format Proposal Program Pendanaan Hibah Startup IBISMA UII 2022 UBIC 8.0 pada tautan berikut:

Download Segera

Formulir pendaftaran dapat diakses pada tautan berikut:

Daftar Sekarang

Growth Festival 2021 resmi ditutup oleh Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) pada Kamis (21/10). Acara Growth festival telah dilaksanakan selama 5 hari. Wakil Rektor IV, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. dalam sambutannya menjelaskan mengenai Growth Festival yang merupakan sebuah event tahunan diselenggarakan oleh IBISMA Direktorat Simpul Tumbuh, salah satu direktorat di UII yang memegang mandat untuk mengembangkan wirausaha bagi civitas akademika khususnya di UII. Hal tersebut tidak hanya terbatas kepada mahasiswa tetapi juga dosen, tendik, dan masyarakat umum sebab penguatan entrepreneur mindset dari lulusan akan sulit diwujudkan tanpa ekosistem yang mendukung. Growth Festival yang khas UII ini menjadi salah satu ajang untuk belajar bersama, mengasah dan mempertajam entrepreneur mindset melalui berbagai forum diskusi dan lokakarya yang diselenggarakan selama kurun waktu 5 hari dengan mengusung tema “Scaling Deep to Scaling Up” yang terbuka untuk masyarakat umum.

“Kami berharap tahun depan situasi pandemi sudah jauh lebih berkurang sehingga memungkinkan kembali menyelenggarakan Growth Festival secara luring atau kombinasi luring dan daring sehingga pengalaman yang diperoleh dapat lebih dalam dirasakan oleh peserta festival,” harapnya. Ir. Wiryono juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif dalam event tahunan ini, teman-teman pengelola IBISMA dan Direktorat Kemitraan UII yang telah mengelola event ini dengan sangat baik serta terima kasih kepada narasumber yang telah mewakafkan ilmu dan pengalamannya.

Inovasi dengan Merdeka Belajar dan Kedaireka

Dilanjutkan keynote speech oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. Topik dalam bahasan kali ini adalah desain pembelajaran lintas prodi (Merdeka Belajar) dan lintas batas (Kedaireka). Ini merupakan salah satu topik yang menarik bagaimana kita mendesain pembelajaran lintas prodi melalui semangat merdeka belajar dan lintas institusi kedaireka.

Dunia berubah dengan sangat cepat sementara perguruan tinggi sejak merdeka hingga sekarang institusi dan pembelajarannya masih sama terkotak-kotak di dalam program studi. Jika mahasiswa masuk ke dalam suatu program studi, maka tidak boleh lagi menengok kanan kiri. Industri sudah terdistrupsi akibat kemajuan ilmu dan teknologi, memasuki era revolusi industri ke empat. Di mana jejaring dan lintas keilmuan, kemudian problem solving tidak lagi bisa diselesaikan secara linier, namun secara kolaboratif lintas keilmuan dan lintas disiplin.

Revolosi industri ke empat pada dasarnya menghubungkan titik simpul dunia nyata maupun dunia maya ke dalam suatu sistem industri raksasa. Menghubungkan antara komponen-komponen menjadi satu kesatuan dan menghubungkan antara pengetahuan satu dengan yang lain ke dalam satu kesatuan solusi atas permasalahan yang semakin kompleks. “Karenanya cara kita mendidik di era revolusi industri ke empat ini juga harusnya berubah secara distrupsi dan signifikan, untuk tidak lagi berada dalam ruang sempit tetapi memberikan ruang seluas-luasnya untuk mengembangkan potensinya melalu berbagai sumber dan tempat belajar,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya kurikulum ke depan haruslah di desain secara kokoh di pondasinya dengan cabang-cabang kompetensi yang seluas mungkin untuk memberikan ruang bagi mahasiswa dalam mengembangkan potensinya dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di dunia kerja.

Melalui kurikulum yang fleksibel semacam itu, maka SDM itu akan juga agile, fleksibel, adaptif dengan perubahan. “Kita harus ubah mindset kita sehingga fakta saat ini 90% lebih industri kita berbasis pada lisensi asing, ketergantungan kita pada bahan dan alat impor itu pelan-pelan akan kita atasi, dengan fokus riset kita ditarik oleh kebutuhan di dunia industri di masyarakat inilah platform kedaireka kita luncurkan untuk menggandengkan betul pengembangan riset di perguruan tinggi agenda pembangunan masyarakat, dan hasil riset perguruan tinggi akan menghilir ke masyarakat, pemerintah, dan industri,” ungkapnya.

Prof. Nizam juga menyampaikan harapannya semoga dapat dirumuskan terobosan pemikiran untuk keluar dari zona nyaman menuju kemajuan. Perubahaan memang selalu tidak nyaman, tetapi setiap kemajuan membutuhkan perubahan, tanpa perubahaan tidak ada kemajuan dan yang tersisa adalah stagnasi.

Selanjutnya sesi webinar dan talkshow yang dipandu oleh Wakil Kepala IBISMA UII Bagus Panuntun, S.E., M.BA. Webinar dengan tema Capstone Entrepreneurship untuk Optimalisasi Kompetensi Mahasiswa dan Luaran Inovasi yang disampaikan oleh Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. Pada kesempatan kali ini Bapak Arif menyampaikan bahwa para pelaku usaha harus selalu bisa berinovasi agar bisa berkembang, jangan hanya menjual kembali barang milik orang lain. Dalam hal ini, UII memfasilitasi mahasiswa dalam berwirausaha melalui program Capstone Entrepreneurship.

Kemudian talkshow Medical-Tech Capstone Entrepreneurship Insight bersama Inventor ALGIST Firdaus, S.T., M.T., Ph.D. dan CEO Startup ALGIST Hasyim Abdullah. Pada sesi ini, Hasyim menceritakan awal mula lahirnya ALGIST atau Alarm Gas Medis. Mulai mengikuti program dana hibah, bergabung ke inkubator IBISMA, hingga presentasi ke pihak Kementerian untuk menjalin kerja sama. “Untuk membuat produk teknologi yang bagus dan bisa diterima pasar, menurut saya ada tiga hal yang harus berkolaborasi dengan baik, yaitu pemerintah, industri, dan akademisi,” ujar Hasyim.

Inventor ALGIST juga menceritakan awal mula dapat bergabung dengan ALGIST karea ini memang fokus di bidang IoT selaras dengan risetnya. “Dalam melakukan pengembangan produknya tidak hanya memikirkan fungsi produk saja, tetapi juga mengeksplor alternatif solusi dengan mempertimbangkan harga. Kemudian, regulasi sangat perlu diperhatikan, keawetan produk, dan sesuai dengan demand dan riset pasar yang telah dilakukan,” jelas Firdaus.  Saat ini, produk ALGIST juga telah masuk ke dalam e-Katalog pemerintah untuk dijual ke rumah sakit di Indonesia.

Growth Festival 2021 yang diselenggarakan oleh Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) sudah sampai pada hari ketiga, Kamis (21/10). Hari ketiga ini diisi dengan talkshow Food & Baverage Hack yang akan disampaikan oleh Danu Sofwan, CEO dan Founder Es Teh Indonesia. Talkshow ini dipandu langsung oleh Ahmad Syihabbudin Zankie, S.T.

Danu Sofwan memperkenalkan dirinya sebagai founder dan owner dari Radja Cendol, Es Teh Indonesia, Basreng Gonjreng, dan beberapa lini bisnis. Ia juga menjadi investor di beberapa UMKM, “jadi kalau teman-teman punya ide bisnis, sudah punya konsepnya bisa diajukan website danusofwan.com dan disana sudah lengkap cara dan panduannya,” jelasnya.

Setelah itu ia langsung menjelaskan materi mengenai “Strategi Cuan Bisnis Kulineran”. Pada kesempatan kali ini ia membagikan cerita prosesnya dalam berbisnis. Danu flashback ke belakang, ia lahir dari keluarga yang berkecukupan. Sejak SMP ia sudah diberikan fasilitas mobil dan dikasih apapun yang ia mau oleh orang tua. Kemudian tiba-tiba perusahaan Ayahnya mengalami kebangkrutan dan 2 tahun kemudian meninggal dunia tanpa meninggalkan apapun. Sejak saat itu ia menjadi tulang punggung keluarga.

Setelah kejadian tersebut, Danu memulai bisnisnya dengan menjadi reseller atau menjual kembali barang yang sudah ada. Ia menjalani sepuluh aktivitas usaha, yaitu kaos kaki, sepatu, baju, dan lain sebagainya. “Akhirnya saya menyadari bahwa saya hanya menjalani aktivitas dagang, saya tidak sedang berbisnis,” ujarnya. Berdagang dan berbisnis adalah hal yang berbeda. Sampai akhirnya ia bertemu dengan konsep Radja Cendol yang merupakan bisnis pertamanya. Danu pun belajar berbisnis ini hanya dari Google.

“Dalam waktu satu setengah tahun saya bisa membeli ruko 3 lantai secara cash di daerah Pondok Kelapa Jakarta Timur karena saya benar-benar disiplin,” tuturnya.

Strategi Cuan Bisnis Kulineran

Kesuksesannya ini dapat dicapai karena memiliki empat pilar disiplin yang selalu ia pegang. Empat pilar disiplin itu adalah disiplin diri, disiplin spiritual, disiplin finansial, dan disiplin waktu. Danu juga membagikan rumus dalam berbisnis, yaitu concept, intelectual property, empower, edukasi, helping, evaluasi, dan momentum. “Ketika kita ngomongin dunia bisnis, sebenarnya ada dua aliran. Aliran pertama adalah mengikuti tren, contohnya boba. Aliran yang kedua adalah melawan arus, saya senengnya sama aliran yang kedua. Memang sangat menantang, kita harus mempunyai faktor pembeda,” ujarnya.

Dunia bisnis itu ada prosesnya, yaitu starting, monetizing, systemizing, maintaining, dan growing & multiplying. Hal penting lainnya, yaitu marketing mix atau 4P (product, people, price, promotion). Tidak kalah penting, dalam bisnis kita harus memperhatikan target market, seperti mass market, broad market, atau niche markets.

“Penyakit berbahaya dalam berbisnis. Jangan kutuan atau kurang pengetahuan, jangan kudisan atau kurang disiplin anget-angetan, dan jangan kremian atau kurang ilmu ih ada aja yang disalahkan. Jadi, ketika kita belum berhasil melakukan sesuatu, pasti masih ada ilmu yang belum kita tau. Tekad, nekat, niat, semangat aja ga cukup, pentingnya keilmuan,” jelas Danu.

Tiga pola yang membuat kita berkembang, yaitu buka mindset, riset, dan jangan lambat. “Teman-teman ini sudah masuk ke era digital, membuat segala sesuatu yang vertikal menjadi horizontal. Maksudnya sekarang bukan lagi yang besar mengalahkan yang kecil, tetapi yang cepat mengalahkan yang lambat,” lanjutnya. Danu juga membagikan tips untuk membuat produk laku, yaitu extra ordinary, unique selling proposition, dan history. Extra ordinary artinya perlu ada faktor berbeda dan tak biasa dari segi konten, packaging, dan lainnya. Unique selling proposition artinya bukan sekedar unik tetapi punya nilai jual. History artinya memasukkan nyawa tentang cerita dan value dari produk kita.

Bagaimana caranya scale up bisnis?

  1. Product validation – Pastikan produknya sesuai dengan taste masyarakat di segmentasi daerah/kota yang diincar.
  2. Market fit – Target konsumen, kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi, keunggulan bisnis kita dibanding kompetitor, fitur apa saja yang dimiliki produk, pengalaman pengguna (user experience).
  3. Operation – Perhatikan SOP & KPI.
  4. Lifetime – Perhatikan masa kadaluarsa produk.
  5. Channel & Distribution – Perhatikan networking & Supply Chain.
  6. Financial statement – Sekeras apapun upaya kita untuk scale up bisnis kalau tidak punya plan dan data keuangan, pasti akan banyak terjadi kebocoran.

Kamis (21/10) Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) melanjutkan rangkaian Growth Festival 2021. Hari ketiga ini terdapat agenda Virtual Expo Stumall yang diakses melalui website https://simpultumbuh.uii.ac.id/growthfest/ lalu langsung saja klik expo pada laman tersebut. Expo tersebut berisikan ide-ide bisnis dari kolaborasi Business Ideation Psypreneur, Kewirausahaan Syariah Teknik Industri dan PBI.

Sinergi IBISMA dan Psypreneur untuk Menggali Potensi Mahasiswa dalam Kewirausahaan

Sambutan sekaligus penyampaian kegiatan kolaborasi dengan Psypreneur oleh Resnia Novitasari, S.Psi., M.A. selaku Ketua Program Studi Psikologi UII. “Terima kasih kepada IBISMA UII yang telah bersinergi dengan semua pemangku kepentingan atau pentahelix termasuk Prodi Psikologi UII dalam beberapa tahun terakhir untuk menggali potensi mahasiswa terkait dengan kewirausahaan,” ucapnya.

Menurutnya tema Growth Fest tahun ini sangat menarik, yaitu Scaling Deep to Scaling Up. Hal itu membuat ia teringat dengan semangatnya UII, yakni menguatkan akar, menjulangkan dahan, dan melebatkan buah. “Setiap proses yang dilakukan tentunya kita berharap kebermanfaatan akan menjadi semakin lebat seiring dengan kegiatan Growth Fest ini dilakukan,” harapnya.

Prodi Psikologi memandang bahwa tema Growth Fest ini sangat selaras dengan cita-cita mereka, yakni untuk menumbuhkan karakter mahasiswa dengan profetik, profesional, dan problem solver. Harapannya mahasiswa lulusan dari Prodi Psikologi ini bukan menjadi pencetus masalah melainkan pemecah masalah dalam dunia kewirausahaan yang bisa membantu mewujudkan itu.

“Misalnya dengan thinking out of the box itu ya berpikir di luar kebiasaan, kemampuan agility atau tangkas perubahan serta inovatif dan terakhir tentunya karakter profesional yang bisa ditumbuhkan melalui kegiatan wirausaha melalui karakter mandiri bertanggung jawab, berani mengambil resiko beserta seluruh konsekuensinya,” tuturnya.

Kaprodi Psikologi ini juga melihat laman IBISMA yang luar biasa ide-idenya. “Ide yang bermunculan pada kanvas bisnis yang saya lihat ini punya relasi dengan yang dekat sekali dengan psikologi, misalnya saja isu-isu kesehatan mental dalam berbagai bentuk start up atau ada beberapa produk yang dia itu eco friendly serta inovasi tentunya untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya. Ia merasa bersyukur, karena artinya semangat inovasi ini sudah mulai ditangkap oleh mahasiswa, yaitu kaitannya adalah menambah value dari setiap hal yang dilakukan.

Kemudian, ia juga menjelaskan berkaitan dengan Psypreneur untuk Prodi Psikologi yang masih sama seperti tahun sebelumnya, yakni kegiatan ini menjadi bagian dari mata kuliah Kewirausahaan Syariah yang diambil oleh mahasiswa semester 5, yaitu angkatan 2019. “Oleh sebab itu, kami sangat mengapresiasi atas kolaborasi yang apik antara tim dari Psypreneur Prodi Psikologi UII dan juga dengan tim dari IBISMA,” lanjutnya. Diskusi berkelanjutan juga terus dilakukan dengan pihak IBISMA UII.

Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) menggelar hari ketiga rangkaian Growth Festival 2021 pada Kamis (21/10). Acara hari ini dimulai dengan sambutan pembukaan dari Kepala IBISMA UII. Amarria Dila Sari, S.T., M.Sc. mengutip dari Nelson Mandela, yaitu “The youth of today are the leaders of tomorrow”. Dari kutipan tersebut ia menyampaikan harapannya terkait acara hari ini. “Harapannya acara ini dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan organisasi ataupun bisnisnya,” ujarnya. Selanjutnya, Kepala IBISMA UII ini juga memaparkan sekilas terkait program yang ada di IBISMA UII.

Kemudian, dilanjutkan dengan webinar bertema Youth Leadership yang disampaikan oleh Penghageng Tepas Tandha Yekti Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Hayu. Sesi webinar ini dipandu langsung oleh Ketua Program Inkubasi IBISMA UII, Rininta Hanum S.T., M.Eng.

Diawali dengan membahas teori Level 5 Hierarchy of Leadership yang ada di buku Good to Great dari Jim Collins. Level pertama adalah highly capable individual, kedua contributing team member, ketiga competent manager, keempat effective leader, dan level yang tertinggi adalah executive.

Hierarchy of Leadership

Level 1: Highly Capable Individual

Hayu mulai menjelaskan dari level yang pertama, yaitu highly capable individual. “Tidak semua orang punya personality atau mindset yang pas untuk menjadi team player, tapi untuk menjadi great leader bagi semua team player harus menjadi highly capable individual,” jelasnya. Highly capable individual ini membutuhkan pengetahuan yang relevan diiringi dengan penerapannya. Level pertama ini juga membutuhkan kemampuan pendukung, misalnya listening. Tidak kalah penting dari yang sebelumnya, untuk mewujudkan highly capable invidual itu harus menjadi seseorang yang bisa diandalkan. “Menjadi seseorang yang bisa diandalkan itu membuat orang lain merasa butuh. Saya tidak terlalu mempedulikan knowledge dan skills, namun lebih ke good working habits seperti tepat waktu dan bertanggung jawab,” ujarnya.

Ia juga memaparkan mengenai “Watak Kesatriya”. Ini adalah sebuah filosofi yang sudah ada sejak Hamengkubuwono I dan masih diterapkan di Keroton Yogyakarta. Watak Kesatriya terdiri dari empat, yaitu nyawiji, greget, sengguh, dan ora mingkuh. Nyawiji adalah pikiran, ucapan, tingkah laku yang sama, dan tidak munafik. Greget adalah mengerjakan sesuatu dengan penuh semangat dan kesungguhan. Sengguh adalah percaya diri tanpa menjadi sombong atau merendahkan yang lain. Ora mingkuh adalah tidak lari dari tantangan dan tidak takut menghadapi kesulitan.

“Jadi untuk point knowledge, skills, dan good working habits dikombinasikan dengan watak kesatriya ini akan mendorong kita menjadi highly capable individual,” pikir Hayu.

Level 2: Contributing Team Member

Level kedua adalah contributing team member. “Kita mulai berelasi dengan sesama,” tuturnya. Ia mengemukakan bahwa untuk mencapai level kedua ini maka harus working well with others atau komunikatif, awareness of team dynamic, dan empati. Selain itu, untuk seseorang yang ingin menjadi leader maka ia juga harus bisa memimpin dan dipimpin. Selanjutnya, untuk mewujudkan hal tersebut maka harus mengerti bahwa tugasmu terhubung dengan yang lain. Kemudian, jika bisa bekerja sama mencapai tujuan dan bisa bersaing secara sehat maka level kedua ini dapat terwujud.

Level 3: Competent Manager

Kemudian, level ketiga adalah competent manager. Untuk menjadi competent manager, maka ia harus mengerti batasan teman dan bawahan-atasan, menjadi pemimpin yang memberikan hasil tidak hanya individual tetapi team, dan mengerti people management di mana beda personality maka beda manajemen.

Level 4: Effective Leader

Naik lagi ke level selanjutnya, yaitu effective leader. “Kamu harus mengerti gimana caranya mengkomunikasikan visimu,” ujarnya. Empat hal yang dapat diterapkan untuk menjadi seorang effective leader adalah communicating their vision, people development, making hard decisions, dan lead by example. “Seorang effective leader itu bukan cuma yang nyuruh-nyuruh, tetapi juga memberi contoh,” tuturnya.

Level 5: Executive

Level lima adalah executive. Menurut Jim Collins, executive itu memiliki humility + will atau mampu melihat keluar untuk memberi pujian dan melihat ke dalam untuk memberi kritik. Kemudian, executive juga harus menyiapkan penerus yang lebih baik hingga rela jatuh bangun demi keberhasilan institusi.

“Kita itu butuh pemimpin. Hal yang tidak boleh dilupakan, yaitu ketika kalian berada pada posisi atas kalian itu butuh yang dipimpin. Hal ini yang sering dilupakan ketika orang sudah sampai di atas. Bergerak sebagai kesatuan kalau kamu tidak bisa memberi pemahaman kepada orang lain, geraknya ga akan pernah ke arah yang sama,” pungkasnya.

Sebelum sesi ini ditutup, maka pada kesempatan kali ini Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh memberikan bantuan berbagi kepedulian “Peduli Anak Istimewa” melalui penggiat gerakan sosial Gusti Kanjeng Ratu Hayu.